Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 eISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 11, November 2022

 

PENGARUH TERAPI GENGGAM JARI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PREOPERASI SECTIO CAESAREA

 

Novicha Sari1, Hestri Norhapifah2

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Kebidanan ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia

2Dosen Program Studi Ilmu Kebidanan ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia

Email: [email protected], hestriwijaya@gmail.com

 

Abstrak

Latar Belakang: Tindakan sectio caesarea merupakan salah satu stressor bagi ibu hamil. Di Indonesia kelahiran melalui operasi sectio caesarea sebesar 17,6%. Dalam rentang waktu saat menunggu pelaksanaan operasi akan menyebabkan kecemasan pada pasien. Menggenggam jari disertai dengan bernafas secara teratur mampu mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik masuk dan keluarnya energi pada meridian yang berhubungan dengan organ-organ tubuh pada jari tangan. Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi genggam jari terhadap tingkat kecemasan ibu hamil preoperasi sectio caesarea di RSUD Kudungga. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperiment dengan desain one group pretest and posttest. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 26 orang. Instrumen mengggunakan SOP terapi genggam jari dan kuesioner kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil: Hasil penelitian terdapat perbedaan bermakna secara statistik p<0,001. Diperoleh hasil setelah dilakukan intervensi terapi genggam jari responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 18 orang (69,2%) dan kecemasan sedang sebanyak 8 orang (30,8%).  Kesimpulan: ada pengaruh terapi genggam jari terhadap tingkat kecemasan ibu hamil preoperasi sectio caesarea di RSUD Kudungga Sangatta. Genggam jari dapat menjadi terapi komplementer yang efektif dalam mengurangi kecemasan.

 

Kata Kunci:   terapi genggam jari, tingkat kecemasan, ibu hamil preoperasi sectio caesarea

                                                                                                                                

Abstract

Background: Caesarean section is a stressor for pregnant women.  In Indonesia, births by caesarean section were 17.6%. The period while waiting for the operation will cause anxiety in patients. Grasping fingers accompanied by regular breathing can reduce physical and emotional tension because finger grip will warm the points of entry and exit of energy in the meridians associated with body organs in the fingers. Purpose: This study aimed to determine the effect of gripping finger therapy on the anxiety level of preoperative Sectio Caesarea pregnant women at Kudungga Hospital Sangatta. Method: This study was pre-experimental research with one group pretest and posttest design. The sampling method used non-probability sampling with a purposive sampling technique with 26 people. The instrument used the Standard Operating Procedure (SOP) for finger grip therapy and the Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) anxiety questionnaire. Data were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test. Results: The study's results showed a statistically significant difference in the value of p = 0.000. The results were obtained after the finger grip therapy intervention of respondents who experienced mild anxiety with 18 people (69.2%) and moderate anxiety with eight people (30.8%). Conclusion: There is an effect of gripping finger therapy on the anxiety level of preoperative Sectio Caesarea pregnant women at Kudungga Sangatta Hospital. Finger grips can be an effective complementary therapy in reducing anxiety.

 

Keywords:  finger grip therapy, anxiety level, pregnant women preoperative sectio caesarea

 

Pendahuluan

Persalinan merupakan suatu hal yang terjadi secara alamiah yang akan dihadapi oleh ibu hamil, dimana terjadi pengeluaran hasil konsepsi, yaitu bayi dan plasenta dari rahim ibu (Udiyani, dkk, 2020). Menurut Reeder, et al, ada dua cara persalinan, yaitu persalinan secara normal dan persalinan secara operasi sectio caesarea. Sectio caesarea adalah kelahiran janin melalui sayatan yang dibuat pada dinding perut dan rahim (Ma’rufa, dkk, 2019). Menurut Simbolon, tindakan sectio caesarea merupakan salah satu stressor bagi ibu hamil dan dalam rentang waktu saat menunggu pelaksanaan operasi akan menyebabkan kecemasan pada pasien (Ma’rufa, dkk, 2019).

Cohen, et al, menyebutkan kecemasan menjadi gangguan ketika intensitas dan durasi kecemasan tersebut melampaui apa yang diharapkan, memberikan respon khas terhadap peristiwa tertentu (Siwi & Susanti, 2019). Amerika Latin dan wilayah Karibia merupakan penyumbang angka sectio caesarea tertinggi, yaitu 40,5%, diikuti oleh Eropa 25%, Asia 19,2% dan Afrika 7,3% (Singh, dkk, 2018). Di Indonesia kelahiran melalui operasi sectio caesarea sebesar 17,6% (Riskesdas, 2018). Angka ini melebihi batasan yang dibuat oleh World Health Organization (WHO), yaitu sekitar 5-15% per 1.000 kelahiran (Viandika & Septiasari, 2020). Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2018, menunjukkan tindakan sectio caesarea tertinggi di wilayah DKI Jakarta sebesar 31,3% dan terendah di Papua sebesar 6,7% (Riskesdas, 2018). Pada tahun 2018 di Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan 19,5% ibu bersalin dengan tindakan sectio caesarea (Riskesdas, 2018). Pada tahun 2021 jumlah ibu bersalin di Kabupaten Kutai Timur dari bulan Januari - Oktober sebanyak 6.185, dimana terdapat 23,7% ibu bersalin melahirkan secara sectio caesarea (Dinas Kesehatan Kutai Timur, 2021).

Tindakan operasi sectio caesarea dengan berbagai komplikasinya dapat menimbulkan kecemasan pada pasien yang dikaitkan dengan perasaan takut terhadap prosedur asing yang akan dijalani, penyuntikan, nyeri luka post operasi, menjadi bergantung pada orang lain bahkan ancaman kematian akibat prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan, termasuk timbulnya kecacatan atau kematian (Silviani, dkk, 2021). Menurut Simbolon, bila kecemasan tidak dapat ditangani dengan adekuat, terdapat kemungkinan kecemasan dapat menjadi parah yang akan berdampak pada ketidaksiapan pasien untuk menjalani proses operasi (Ma’rufa, dkk, 2019).

Menurut Rokawie, dkk, peran perawat sangat diperluan untuk melakukan intervensi kepada pasien dari sebelum sampai setelah operasi, hal yang dapat dilakukan perawat yaitu melakukan berbagai terapi misalnya terapi meditasi, terapi imajinasi dan terapi relaksasi (Ma’rufa, dkk, 2019). Teknik relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi yang cukup sederhana dan tidak susah dilakukan (Ma’rufa, dkk, 2019). Safriyani mengatakan bahwa relaksasi genggam jari mampu mengendalikan dan mengembalikan emosi yang akan menjadikan tubuh menjadi rileks. Saat tubuh dalam keadaan rileks, maka ketegangan pada otot berkurang yang kemudian mengurangi kecemasan (Udiyani, dkk, 2020).

Penelitian yang dilakukan Sasmito (2018 dalam Udiyani, dkk, 2020) bahwa terapi relaksasi genggam jari berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada pasien preoperasi benigna prostat hyperplasia. Titik-titik refleksi pada tangan memberikan rangsangan secara spontan pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak lalu di proses dengan cepat dan diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan (Udiyani, dkk, 2020).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka judul penelitian ini “Pengaruh Terapi Genggam Jari Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Preoperasi Sectio Caesarea Di RSUD Kudungga Sangatta.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperiment dengan desain one group pretest and posttest. Penelitian dilakukan di RSUD Kudungga Sangatta tahun 2022. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 26 orang.

Instrumen penelitian ini terdiri dari (dua) instrumen, yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) terapi genggam jari dan kuesioner kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). SOP terapi genggam jari dengan genggam jari kurang lebih 3 menit untuk setiap jari. Kuesioner kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Hasil dianalisis seacara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik uji Wilcoxon Signed Rank Test.

 

Hasil dan Pembahasan

1.      Kecemasan Ibu Hamil Preoperasi Sectio caesarea Sebelum Diberikan Terapi Genggam Jari

 

Tabel 1 Kecemasan Ibu Hamil Preoperasi Sectio caesarea

Sebelum Diberikan Terapi Genggam Jari

Kecemasan (Sebelum)

Frekuensi

Persentase (%)

Kecemasan Ringan

5

19,2

Kecemasan Sedang

18

69,2

Kecemasan Berat

3

11,6

Jumlah

26

100

 

Diperoleh hasil bahwa sebelum pemberian terapi genggam jari, dari 26 responden sebagian besar mengalami kecemasan sedang sebanyak 18 orang (69,2%), yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 5 orang (19,2%), dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 3 orang (11,6%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Silviani, dkk (2021), sebelum dilakukan relaksasi genggam jari yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 22 responden (48,9%), kecemasan sedang sebanyak 11 responden (24,4%) dan kecemasan berat 12 responden (26,7%). Hasil penelitian Ma’rufa, dkk (2019) didapatkan sebelum dilakukan kombinasi teknik relaksasi genggam jari dan terapi musik, yaitu responden dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 responden (27,3%) dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 24 responden (72,7%).

Kecemasan merupakan kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang disebabkan oleh suatu hal yang belum jelas (Annisa & Ifdil, 2016). Tahap preoperatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan (Fitriana, 2020).

Barker, et al, menyebutkan kecemasan preoperasi sering digambarkan sebagai suasana hati yang tidak nyaman, tegang dan tidak menyenangkan sebelum operasi, respons emosional terhadap tantangan potensial atau ancaman terhadap kenyataan dan memiliki komplikasi besar dengan merangsang sistem saraf simpatik, menyebabkan takikardia, peningkatan tekanan darah, dan kontraksi pembuluh arteri, penurunan sirkulasi darah ke luka, penurunan tekanan parsial jaringan, nyeri kronis, dan depresi (Ferede, et al., 2022)

Kecemasan preoperasi pada umumnya disebabkan karena pasien tidak mengetahui prosedur maupun dampak dari pembedahan. Ibu yang akan menjalani operasi sectio caesarea akan mengalami reaksi emosional berupa kecemasan. Perasaan cemas yang timbul tersebut merupakan hal yang wajar, karena kekhawatiran terhadap kondisi dirinya dan bayinya. Terdapat pengaruh respon fisiologis tubuh akibat kecemasan, namun pada setiap individu dapat mengalami tingkat kecemasannya yang berbeda-beda meskipun individu tersebut mengalami permasalahan yang sama. Ada berbagai tanda kecemasan yang ditunjukkan tiap individu, seperti tampak gelisah dan adanya perubahan pola tidur.

 

 

 

 

2.      Kecemasan Ibu Hamil Preoperasi Sectio caesarea Sesudah Diberikan Terapi Genggam Jari

 

Tabel 2 Kecemasan Ibu Hamil Preoperasi Sectio caesarea

Sesudah Diberikan Terapi Genggam Jari

Kecemasan (Sesudah)

Frekuensi

Persentase (%)

Kecemasan Ringan

18

69,2

Kecemasan Sedang

8

30,8

Kecemasan Berat

0

0

Jumlah

26

100

 

Diperoleh hasil bahwa sesudah pemberian terapi genggam jari, dari 26 responden sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 18 orang (69,2%), dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 8 orang (30,8%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurjanah (2022), setelah diberikan teknik relaksasi genggam jari rata-rata tingkat kecemasan pasien pre op sectio cesarea mengalami penurunan dari skor 22 (kecemasan sedang) menjadi 16,75 (kecemasan ringan).

Hasil penelitian Ma’rufa, dkk (2019) didapatkan setelah diberikan intervensi kombinasi teknik relaksasi genggam jari dan terapi musik, jumlah responden yang terjadi penurunan kecemasan menjadi tidak cemas sebanyak 21 responden (63,6%), yang mengalami penurunan kecemasan menjadi ringan 11 responden (33,3%) dan masih terdapat 1 responden (3%) yang masih mengalami kecemasan sedang. Penelitian Silviani, dkk (2021) didapatkan setelah dilakukan relaksasi genggam jari terdapat 10 responden (22,2%) tidak cemas, 27 responden (60,0%) mengalami kecemasan ringan dan 8 responden (17,8%) mengalami kecemasan berat.

Kecemasan preoperasi merupakan emosi yang tidak menyenangkan dan dapat menyebabkan pasien menghindari operasi yang direncanakan. Kecemasan yang dialami pasien preoperasi dapat dideteksi dengan adanya perubahan-perubahan fisik, seperti meningkatnya tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, serta sering buang air kecil (HIPKABI, 2014).

Menurut Herniwati (2017), relaksasi adalah proses melepaskan ketegangan dan mengembalikan keseimbangan baik pikiran maupun tubuh. Teknik relaksasi sangat penting dalam mengelola stres, bahkan relaksasi mungkin menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.

Teknik relaksasi dapat menguntungkan baik kesehatan psikologis dan fisik. Teknik relaksasi yang bermanfaat untuk pikiran dan tubuh salah satunya adalah teknik relaksasi terapi genggam jari (Herniwati, 2017). Ketika pasien diberikan relaksasi genggam jari, maka akan  meminimalkan kerja otak dan pola pikir yang berpikiran negatif sehingga merilekskan tubuh dan membuat tubuh menjadi seimbang dan nyaman. Serta memperbaiki sirkulasi darah yang terhambat diakibatkan oleh ketegangan yang terjadi dari kecemasan pasien tersebut (Amaliya, dkk, 2021).

Pada pasien yang akan menjalani operasi, latihan relaksasi dapat membantu pasien dalam menghilangkan ketegangan atau kecemasan. Menggenggam jari dan mengatur nafas dapat mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena menggenggam jari berhubungan dengan organ-organ di dalam tubuh serta emosi yang terletak pada jari-jari tangan. Pada saat genggaman jari, titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara spontan. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju ke otak kemudian diproses secara cepat dan kemudian diteruskan menuju syaraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar. Sumbatan di jalur energi tersebut merupakan perasaan yang tidak seimbang seperti perasaaan khawatir, kecemasan, marah, takut, dan kesedihan yang dapat menghambat aliran energi di dalam tubuh dan mengakibatkan ketidaknyamanan dalam tubuh.

3.      Analisa Perbedaan Kecemasan Ibu Hamil Preoperasi Sectio Caesarea Sebelum Dan Sesudah

 

Tabel 3 Analisa Perbedaan Kecemasan Ibu Hamil Preoperasi Sectio caesarea Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Genggam Jari

 

 

n

Mean Rank

Sum of Rank

nilai Z

Nilai-p

Kecemasan

Post Kategori

Negative Ranks

16

8,50

136

 

 

Kecemasan

Post Kategori

Positive Ranks

0

0

0

-4,000

0,000

 

Ties

10

 

 

 

 

 

Total

26

 

 

 

 

 

Diperoleh hasil analisis bahwa dari 26 responden, sebanyak 16 orang mengalami kecemasan sesudah intervensi pemberian terapi genggam jari menurun dibandingkan sebelum pemberian intervensi. Terdapat 10 orang responden yang mengalami kecemasan sesudah intervensi pemberian terapi genggam jari sama dengan sebelum pemberian intervensi. Tidak ada responden yang mengalami kecemasan sesudah intervensi pemberian terapi genggam jari meningkat dibandingkan sebelum pemberian intervensi. Diperoleh dari hasil uji wilcoxon nilai-p<0,001 sehingga Ha diterima, yang berarti ada pengaruh terapi genggam jari terhadap tingkat kecemasan ibu hamil preoperasi sectio caesarea di RSUD Kudungga Sangatta.

Penelitian Nurchayati (2016 dalam Siwi & Susanti, 2019) menyebutkan kecemasan pada pasien dapat diminimalisir dengan cara seperti, pemberian relaksasi pada saat dilakukan hemodialisa, dan adanya dukungan keluarga dan sosial tenaga kesehatan juga mempengaruhi dari tingkat kecemasan. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengurangi salah satunya dengan menggunakan teknik relaksasi. Menurut Ramadina, teknik relaksasi genggam jari ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran (Siwi & Susanti, 2019). Penelitian yang dilakukan Sasmito (2018 dalam Udiyani, dkk, 2020) bahwa terapi relaksasi genggam jari berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada pasien preoperasi benigna prostat hyperplasia. Titik-titik refleksi pada tangan memberikan rangsangan secara spontan pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak lalu di proses dengan cepat dan diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan (Udiyani, dkk, 2020).

Menurut Corwin, secara fisiologis situasi kecemasan akan mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf simpatis berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya. Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke dalam aliran darah. Sistem korteks adrenal di aktivasi jika hipotalamus mensekresikan Corticotrophin Releasing Factor (CRF) yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis selanjutnya akan mensekresikan Adeno Cortico Trophin Hormone (ACTH) yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Hal tersebut menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan hormon. Corwin mengatakan bahwa efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivasi neural cabang simpatik dan sistem saraf otonomik berperan dalam respon fight or flight (Taufan, 2017).

Menurut Pinandita, teknik relaksasi genggam jari (finger hold) merupakan teknik relaksasi dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh (Novelia & Carolin, 2019). Hill menyebutkan bahwa jari dan telapak tangan merupakan alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari-jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-hari.

Genggaman jari dapat memperlancar aliranaliran energi yang terhambat di dalam tubuh, menggenggam jari adalah menyentuh titiktitik meridian yang terletak di ujungujung jari, meridian sendiri adalah sebagai pintu masuk energi ke dalam tubuh manusia (Silviani, dkk, 2021). Sofiyah menjelaskan jika hormon endorphin akan dikeluarkan, dimana ketika genggam jari dilakukan penekanan terjadi reseptor syaraf desenden mengirim rangsangan tersebut ke hipotalamus dan diteruskan ke bagian pons, kemudian dilanjutkan ke bagian kelabu otak tengah (periaqueduktus), rangsangan yang diterima oleh periaqueduktus ini disampaikan kepada hipotalamus, selanjutnya hipotalamus merangsang kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon endorphin (Amaliya, 2017). Hormon endorphin mengembalikan emosi yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh dalam keadaan rileks, maka ketegangan otot otot berkurang yang kemudian akan mengurangi kecemasan (Amaliya, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa terapi genggam jari memberikan dampak yang cukup berarti dalam manajemen kecemasan sehingga kecemasan yang terjadi lebih dapat di toleransi dan situasi dapat terkontrol. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya tingkat kecemasan ibu hamil yang akan menjalani operasi sectio caesarea setelah pemberian intervensi terapi genggam jari.

 

Kesimpulan

Diperoleh hasil bahwa sesudah pemberian terapi genggam jari, dari 26 responden sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 18 orang (69,2%), dan kecemasan sedang sebanyak 8 orang (30,8%). Diperoleh dari hasil uji wilcoxon nilai-p<0,001 sehingga Ha diterima, yang berarti ada pengaruh terapi genggam jari terhadap tingkat kecemasan ibu hamil preoperasi sectio caesarea di RSUD Kudungga Sangatta.

Diharapkan data penelitian tentang pemberian terapi genggam jari ini dapat dijadikan sebagai sumber data penelitian selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan wawancara mendalam tentang kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan operasi sectio caesarea dan faktor-faktor yang berperan dalam kecemasan preoperasi sectio caesarea.

 


 

BIBLIOGRAFI

 

Amaliya, B. (2017). Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Perubahan Kecemasan Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di Ruang ICCU RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda [Poltekkes Kaltim].

 

Amaliya, B., Parellangi, & Sari, N. K. (2021). Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Perubahan Kecemasan Pasien Penyakit Jantung Koroner. Mahakam Nursing Journal, 2(10), 405–413.

 

Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia). Konselor, 5(2), 93–99.

 

Dinas Kesehatan Kutai Timur. (2021). Data Persalinan.

 

Ferede, Y. A., Bizuneh, Y. B., Workie, M. M., & Admass, B. A. (2022). Prevalence and Associated Factors of Preoperative Anxiety among Obstetric Patients Who Underwent Cesarean Section: A Cross-Sectional Study. Annals of Medicine and Surgery, 74(December 2021).

 

Fitriana, C. (2020). Manajemen Non Farmakologis terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi : Literature Review [Universitas Muhammadiyah Semarang]

 

Herniwati, M. (2017). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Preoperasi Fraktur dengan Pemberian Tehnik Genggam Jari terhadap Penurunan Kecemasan di Instalasi Gawat Darurat di RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda 2017.

 

HIPKABI. (2014). Buku Panduan Dasar-Dasar Keterampilan Bagi Perawat Kamar Bedah. Hipkabi Press.

 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. In Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

 

Ma’rufa, A., Lestari, K. P., & Elisa, E. (2019). Handheld Finger Technique Relaxation and Music Therapy to Decrease Anxiety in Pre Sectio Caesarea Patients. Jendela Nursing Journal, 3(1), 31–39.

 

Novelia, S., & Carolin, B. T. (2019). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari terhadap Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesaria di Ruang Rawat Inap RSU Prikasi Tahun 2019 [Universitas Nasional].

 

Nurjanah, S. (2022). Penerapan Tekhnik Relaksasi Genggam Jari terhadap Kecemasan pada Pasien Pre Op Sectio Cesarea di Kamar Operasi RSUD Kota Salatiga [Universitas Widya Husada Semarang].

 

Sasmito, A. B. (2018). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari terhadap Kecemasan Pasien Preoperasi Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). In Repository Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika.

 

Silviani, Y. E., Maiseptyasari, R., Fahriani, M., & Putri, S. D. (2021). The Effect of Finger-Grip Relaxation Technique on Reducing Anxiety in Preoperative Caesarean Sectio Patients in the Midwifery Room of Kepahiang Regional Hospital. Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, 5(4), 406–416.

 

Siwi, A. S., Paulina, M., Susanti, I., Harapan, U., & Purwokerto, B. (2019). Teknik Relaksasi : Genggam Jari Upaya Menurunkan Kecemasan pada Pasien Gagal Ginjal yang Menjalani Haemodialisa di RST Wijayakusuma Purwokerto. Jurnal Pengabdian Masyarakat Al-Irsyad (JPMA), I(2), 72–81.

 

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2017).

 

Taufan, A. (2017). Pengaruh Terapi Doa terhadap Skala Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. In Repository Universitas Muhammadiyah Semarang.

 

Udiyani, R., Hartinah, R., & Arifin, R. F. (2020). Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Penurunan Kecemasan pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Laten. Jurnal Darul Azhar, 9(1), 84–94.

 

Viandika, N., & Septiasari, R. M. (2020). Pengaruh Continuity of Care terhadap Angka Kejadian Sectio Cessarea. Journal for Quality in Women’s Health, 3(1), 1–8.

 

Copyright holder:

Novicha Sari1, Hestri Norhapifah2 (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: