Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 11, November 2022

 

IDENTIFIKASI POLA PENCARIAN PELAYANAN PERSALINAN PADA IBU HAMIL DI DESA PENFUI TIMUR

 

Adriana Boimau, Serlyansie V. Boimau

Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia

Email: [email protected], serlyansieboimau69@gmail

 

Abstrak

Jumlah kematian ibu di Indonesia makin meningkat. Upaya penurunan AKI terus dilakukan melalui program Revolusi KIA di Provinsi NTT, yang mendapat perhatian besar dan dukungan pemerintah namun kematian ibu masih ada. Strategi akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Kupang dilaksanakan dengan berpedoman pada poin penting Revolusi KIA yakni setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil di fasilitas kesehatan yang memadai. Menurut survey data awal dari Puskesmas Tarus untuk desa Penfui Timur masih ada kematian ibu hamil pada persalinan. Berdasarkan survey awal terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil yang mana 15% masih ada ibu yang melahirkan ditolong oleh non tenaga kesehatan dan pola pencarian penolong persalinan dilakukan oleh suami dan keluarga tanpa ibu memahami tanda-tanda bahaya pada saat persalinan, dan kurang perhatian pemerintah setempat terhadap masalah ini, sehingga peneliti memandang perlu dilakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi pola pencarian pelayanan persalinan agar diperoleh gambaran pencarian pelayanan persalinan di desa Penfui Timur, Kec. Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Tujuan khusus dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran pola pencarian pelayanan persalinan pada ibu hamil di desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan ini yakni dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik. Pendekatan penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena bermaksud untuk mengidentifikasi pola pencarian pelayanan pada ibu hamil di Desa Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pola pencarian pelayanan ibu hamil untuk proses persalinan di Desa Penfui Timur sebagian besar yaitu 6 orang dilakukan oleh suami dan keluarga yang menghubungi keluarga sebagai penolong persalinan dan 4 orang langsung menghubungi petugas kesehatan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan. Pencarian pelayanan persalinan lebih di dominasi oleh suami dan keluarga sehingga ibu tidak maksimal dalam pengambilan keputusan tentang penolong persalinan. Dari hasil wawancara mendalam terhadap informan utama tentang pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan, dan tanda bahaya persalinan didapatkan bahwa sebagian besar ibu hamil belum mengetahui dengan benar pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan, dan tanda bahaya persalinan sehingga karena kurangnya pengetahuan ibu hamil maka dalam pencarian pelayanan persalinan masih dilakukan oleh suami dan keluarga.

 

Kata Kunci: pola pencarian; pelayanan persalinan; Penfui Timur

 

Abstract

The number of maternal deaths in Indonesia is increasing. Efforts to reduce MMR continue to be carried out through the MCH Revolution program in NTT Province, which has received great attention and government support but maternal mortality still exists. The strategy to accelerate the reduction of maternal and infant mortality in Kupang Regency is carried out based on the important point of the MCH Revolution, namely that every delivery is helped by skilled health workers in adequate health facilities. According to a preliminary data survey from the Tarus Health Center for East Penfui village, there are still deaths of pregnant women in childbirth. Based on a preliminary survey of health workers and pregnant women, where 15% of mothers who give birth are helped by non-health workers and the pattern of searching for childbirth helpers is carried out by husbands and families without mothers understanding the danger signs at the time of delivery, and the lack of attention of local authorities to this problem, so researchers consider it necessary to conduct this study to identify patterns of search for maternity services in order to obtain a search picture  childbirth services in East Penfui village, Central Kupang District, Kupang Regency. The specific purpose of this study was to obtain an overview of the pattern of search for childbirth services for pregnant women in East Penfui village, Central Kupang District, Kupang Regency. The method that will be used in achieving this goal is to use a qualitative approach. Qualitative research is research that produces discoveries that cannot be achieved using statistical procedures. The research approach that will be used by researchers is a descriptive approach. The descriptive approach is intended for the exploration and clarification of a phenomenon or social reality, by way of describing a number of variables with regard to the problem and the unit under study. The researcher used a qualitative approach in this study because it intended to identify patterns of service search for pregnant women in East Penfui Village, Kupang Tengah District. The results showed that the pattern of searching for pregnant women's services for the delivery process in East Penfui Village, mostly 6 people were carried out by husbands and families who contacted the family as delivery helpers and 4 people directly contacted health workers to give birth at health facilities. The search for maternity services is dominated by husbands and families so that mothers are not optimal in making decisions about childbirth helpers. From the results of in-depth interviews with the main informants about the meaning of childbirth, signs of childbirth, and danger signs of childbirth, it was found that most pregnant women do not know correctly the meaning of childbirth, signs of childbirth, and danger signs of childbirth so that because of the lack of knowledge of pregnant women, the search for childbirth services is still carried out by husbands and families.

 

Keywords: search patterns; maternity services; East Penfui

 

Pendahuluan

Data angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) adalah salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan di negara berkembang. Data menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi meskipun sebelumnya mengalami penurunan, diharapkan Indonesia dapat mencapai target yang ditentukan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian.(1)

Masih tingginya persalinan yang ditolong oleh dukun atau keluarga disebabkan penilaian ibu yang kurang percaya terhadap kemampuan dan pengalaman tenaga kesehatan untuk menolong persalinan karena petugas kesehatan berusia muda dan belum menikah. Adanya ibu yang meninggal pada saat melahirkan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sehingga ibu memilih penolong persalinan dengan dukun bayi. Menurut petugas keadaan ini sebenarnya bukan kesalahan penolong persalinan, namun keterlambatan ibu mendapat penolong persalinan dan kondisi ibu yang memiliki riwayat risiko tinggi. Ibu memilih dukun bayi disebabkan dukun bayi dapat meluangkan waktu selama mungkin dalam mendampingi ibu bersalin. Selain itu, ibu juga merasa bahwa komplikasi yang mungkin terjadi saat bersalin dapat ditolong oleh dukun bayi disebabkan dukun bayi tersebut pernah melakukan persalinan terhadap keluarganya. Sedangkan sumber informasi tentang penolong persalinan sudah cukup baik. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan pada kegiatan posyandu, dan saat ibu berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya. Namun demikian ibu memilih dukun bayi disebabkan kebiasaan keluarga untuk memberikan memanfaatkan pengobatan anak/suami ke dukun bayi atau dukun bayi memiliki kekerabatan keluarga.(2) Berdasarkan karakteristik demografi, semakin tinggi pendidikan ibu bersalin semakin tinggi persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.(3)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan bidan Puskesmas Tarus bahwa kecenderungan pencarian penolong persalinan kepada dukun atau keluarga karena ibu beranggapan bahwa persalinan akan berjalan normal dan kurangnya pengetahuan, kepercayaan ibu terhadap non tenaga kesehatan karena pernah menolong persalinannya yang terdahulu sehingga ibu dan keluarga memilih untuk mencari pertolongan saat melahirkan nanti di non tenaga kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pola pencarian pelayanan persalinan pada ibu hamil di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pengetahuan dan sikap dengan perilaku pola pencarian pelayanan persalinan oleh ibu hamil.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan desain fenomenologi.(4) Penelitian dilaksanakan di Desa Penfui Timur, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang tahun 2022  Penelitian survei menggunakan responden sebagai sumber data, yaitu orang yang diminta untuk memberikan respon terhadap stimulus melalui pertanyaanpertanyaan yang diajukan peneliti. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester 2 dan trimester 3. Cara pengumpulan data di lakukan melaui metode wawancara mendalam. Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung dengan informan, karena dalam topik bahasan tertentu perlu adanya data dukung pengamatan ekspresi wajah ataupun gaya berbicara dari informan, serta kondisi sekitar saat wawancara berlangsung. Pengumpulan data menggunakan alat rekam suara (recorder). Metode analisis data yang digunakan adalah yang: Pertama, analisis kenten melalui tahapan yeng pertama membuat Transkrip adalah adalah dengan memindahkan data hasil lapangan dalam bentuk rekaman (dari alat rekam) ke dalam tulisan, secara lengkap tidak mengubah (mengurangi atau menambah) informasi yang terdapat dalam alat rekam tersebut. Kedua, pengkodingan yaitu proses identifikasi tema atau konsep yang muncul dari data yang sedang dianalisis. Setelah itu menganalasisi dengan cara reduksi data dan penyajian data. Dalam melakukan penelitian peneliti menerapkan prinsip etik yaitu prinsip manfaat, menghormati hak responden dan menjunjung keadilan.(4)

 

Hasil Dan Pembahasan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pola pencarian pelayanan ibu hamil untuk proses persalinan di Desa Penfui Timur sebagian besar yaitu 6 orang dilakukan oleh suami dan keluarga yang menghubungi keluarga sebagai penolong persalinan dan 4 orang langsung menghubungi petugas kesehatan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan. Pencarian pelayanan persalinan lebih di dominasi oleh suami dan keluarga sehingga ibu tidak maksimal dalam pengambilan keputusan tentang penolong persalinan. Dari hasil wawancara mendalam terhadap informan utama tentang pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan, dan tanda bahaya persalinan didapatkan bahwa sebagian besar ibu hamil belum mengetahui dengan benar pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan, dan tanda bahaya persalinan sehingga karena kurangnya pengetahuan ibu hamil maka dalam pencarian pelayanan persalinan masih dilakukan oleh suami dan keluarga.(5)

 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan pola pencarian pertolongan persalinan pada masyarakat di Desa Penfui Timur ditentukan oleh pengetahuan yang ada di masyarakat 

Pola pencarian penolong persalinan sangat dipengaruhi oleh perilaku dan pengetahuan ibu hamil.

1.   Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah dukun bersalin. Hasil penelitian menurut Meti (6) mengemukakan bahwa ada informan yang kurang memahami tentang tanda-tanda persalinan, dan ada informan tahu tentang tanda-tanda persalinan seperti penyataan 4 informan di bawah ini: “Kadang mules, pinggang sakit, kadang tidak suka makan, kadang ke diare begitu (IU1)

(Kadang mules, nyeri pinggang, kadang tidak ada nafsu makan, kadang diare).

Sakit perut,pinggang sakit, keluarnya darah. Biasa dengar cerita. (IU2)

(Nyeri perut, nyeri pinggang, keluar darah. Mengetahui dari cerita).

Sakit perut, dapat tanda air ketuban pecah, anak keluar”. (IU3)

(Nyeri perut, air ketuban pecah, anak lahir).

Keluar-keluar lender, darah, aer ketuban pica abis keluar anak.(IU4)

(Keluar lender, darah, pecah air ketuban dan anak lahir).

Biasa orang bilang kontraksi. (IU5)

(Kata orang kontraksi)

Sakit-sakit perut(IU6)

(Nyeri perut).

Penyataan informan di atas sebagian besar informan mengatakaan bahwa tanda-tanda bahaya melahirkan adalah tanda-tanda bahaya yang muncul saat persalinan sama halnya yang disampaikan oleh Meti (6) ibu hamil primigravida tidak mengetahui tentang tanda-tanda persalinan, dan ibu lainnya mengetahui tentang adanya tanda-tanda yang dialami saat terjadi kontraksi persalinan.Semua informan yakni 6 informan juga mengetahui tanda-tanda hendak bersalin seperti penyataan 6 informan di bawah ini:

Pendarahan, kejang-kejang dan susah tidur” (IU1)

(Perdarahan, kejang-kejang dan susah tidur.)

Pendarahan, oprasi, sonde tau lai” (IU2)

(Perdarahan, operasi dan tidak tahu lagi.)

Kebanyakan darah yang keluar, tau itu sa” (IU3)

(Perdarahan, yang diketahui hanya perdarahan)

Pendarahan, terlambat lahir ju menyebabkan hal yang tidak baik, misalnya ibu bisa korban, terlambat ke rumah sakit” (IU4)

(Perdarahan, terlambat melahirkan bisa menyebabkan kematian karena terlambat ke rumah sakit ).

 “: Kalo yang itu air ketuban keruh (IU5)

(Air ketuban keruh).

“Tau. Sakit pinggang, keluar darah” (IU6)

(Nyeri pinggang dan keluar darah)

Penyataan informan di atas semua informan mengatakaan bahwa tanda-tanda hendak bersalin yaitu keluar lendir bercampur darah serta air ketuban, sakit perut, sakit pinggang. Serta semua informan yakni 6 informan juga mengetahui bahaya persalinan jika ditolong oleh dukun seperti penyataan 6 informan di bawah ini:

“Ia. Ari-ari tidak keluar” (IU1)

(Saya tahu. Plasenta tidak lahir)

Iya. Darah tinggi, ari-ari tidak keluar” (IU2)      

(Saya tahu. Ada tekanan darah tinggi, Plasenta tidak lahir)

“Kayak pendarahanlah…..” (IU3)

(Ibu mengetahui jika perdarahan sangat berbahaya)

“Bisa ari-ari sonde keluar, ada yang meninggal..” (IU4)

(Plasenta tidak lahir, ada yang meninggal)

Iya. Pendarahan” (IU5)

“Ari-ari sonde keluar” (IU6)

(Plasenta tidak lahir)

Penyataan informan di atas semua informan mengatakaan bahwa tanda bahaya persalinan jika ditolong oleh dukun yaitu pendarahan, plasenta tidak lahir, ketakutan serta menyebabkaan ada yang meninggal. Hal ini menunjukan bahwa Ibu bersalin memiliki pengetahuan tentang dukun bersalin, tanda-tanda hendak bersalin dan bahaya persalinan jika ditolong oleh dukun. Pengetahuan ini berdasarkan pengalaman Ibu yang pernah bersalin, walaupun mengetahui bahaya persalinan jika ditolong dukun tetapi tetap percaya kepada dukun untuk membantu karena pengalaman sebelumnya persalinan dalam waktu yang singkat dapat berjalan dengan baik, lancar dan selamat. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) salah satu cara memperoleh pengetahuan adalah pengalaman pribadi, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang   diperoleh   dalam   memecahkan   permasalahan   yang dihadapi pada masa yang lalu.

2.   Edukasi Ibu Hamil

Menurut hasi Hasil penelitian Mardela,2012,dengan variabel pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden menerapkan perilaku ANC yang buruk dan berpengetahuan kurang.(7)

Hasil penelitian mengemukakan bahwa informan yang dalam masa persalinan perlu dilakukan edukasi. Informasi ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap informan triangulasi 1 bidan) yaitu Ibu hamil yang telah diberi edukasi dam memahami pasti melahirkan di faskes oleh nakes.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu dan keluarga memiliki pola pencarian pelayanan persalinan yang benar,sikap dan tindakan berdasarkan pengalaman pribadi dan kepercayaan ditolong oleh dukun bersalin dan bidan pada persalinan-persalinan sebelumnya baik, lancar dan selamat. Hal ini sejalan dengan yang dikemukanan oleh Purwanto (1998) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek (dukun bersalin dan bidan) adalah pengalaman pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat (persalinan sebelumnya baik, lancar dan selamat). Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional yakni kepercayaan (kepercayaan terhadap dukun bersalin dan bidan). Kepercayaan masyarakat terhadap ketrampilan dukun bersalin dan bidan berkaitan dengan system budaya masyarakat dan diperlakukan sebagai tokoh masyarakat sehingga dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat setempat yang memiliki potensi dalam memberikan pelayanan kesehatan (Syafrudin, Hamidah, 2009).

3.   Aksi Alasan Ibu memilih dukun sebagai penolong persalinan

Hasil penelitian mengemukakan bahwa semua informan yang memilih nakes sebagai penolong persalinanrumah dan ditolong dukun bersalin dikarenakan sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak tersedianya biaya pada waktunya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh ….. bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ibu bersalin dalam memilih penolong persalinan, antara lain: (a) jarak tempat tinggal ke pelayanan kesehatan. Salah satu penyebab keterlambatan ibu bersalin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat adalah akibat jarak yang tidak terjangkau. Jarak yang terlampau jauh dan tidak tersedianya sarana transportasi menyebabkan ibu memilih persalinan di rumah dengan bantuan dukun, sehingga apabila mengalami komplikasi saat persalinan tidak segera mendapatkan pertolongan yang memadai. Hal ini sering menyebabkan kematian ibu dan bayi. (b) biaya persalinan. Mahalnya biaya persalinan dan alasan kenyamanan sebagian besar ibu hamil di desa Nulle lebih memilih melahirkan di rumah dengan pertolongan dukun. (c) pengambilan keputusan kolektif dalam keluarga, peran keluarga sangat dominan dalam pengambilan keputusan, sehingga berpengaruh terhadap akses dan kontrol terhadap sumber daya yang ada. Dengan demikian ibu hamil perlu mempunyai keberanian dan rasa percaya diri untuk berpendapat menentukan penolong persalinan profesional yang diinginkan. (d) Keberhasilan pertolongan persalinan sebelumnya. Ibu yang pertama kali hamil dan ibu yang telah hamil lebih dari tiga kali mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi bila mengalami komplikasi obstetri. Ketakutan merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa nyeri pada persalinan yang seharusnya tanpa rasa nyeri. Akibatnya rasa takut dapat mempunyai pengaruh tidak baik terhadap lancarnya his dan pembukaan. Hal ini biasanya dialami oleh wanita yang mempunyai pengalaman tidak menyenangkan dalam kehamilan sebelumnya. Dengan demikian urutan kelahiran keberhasilan persalinan sebelumnya sangat berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan pada anak berikutnya. Oleh sebab itu untuk kehamilan yang berisiko besar disarankan agar ditangani oleh NAKES yang profesional dengan peralatan yang lebih lengkap.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini pola pencarian pertolongan persalinan terbentuk karena pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda bahaya persalinan sehingga  suami sebagai tokoh pengambilan keputusan mengetahui dengan benar siapa tenaga penolong persalinan yang akan dimanfaatkan oleh ibu bersalin.(8)maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1). Ibu bersalin memiliki pengetahuan tentang dukun bersalin, tanda-tanda hendak bersalin dan bahaya persalinan jika ditolong oleh dukun. Pengetahuan ini berdasarkan pengalaman Ibu yang pernah bersalin, hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) salah satu cara memperoleh pengetahuan adalah pengalaman pribadi, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang   diperoleh   dalam   memecahkan permasalahan   yang dihadapi pada masa yang lalu. 2). Ibu dan keluarga memiliki sikap dan tindakan berdasarkan pengalaman pribadi dan kepercayaan ditolong oleh dukun bersalin dan bidan pada persalinan-persalinan sebelumnya baik, lancar dan selamat, hal ini sejalan dengan yang dikemukanan oleh bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek (dukun bersalin dan bidan) adalah pengalaman pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat (persalinan sebelumnya baik, lancar dan selamat). Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional yakni kepercayaan (kepercayaan terhadap dukun bersalin dan bidan). Kepercayaan masyarakat terhadap ketrampilan dukun bersalin dan bidan berkaitan dengan system budaya masyarakat dan diperlakukan sebagai tokoh masyarakat sehingga dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat setempat yang memiliki potensi dalam memberikan pelayanan kesehatan (Syafrudin, Hamidah, 2009).

 


 

BIBLIOGRAFI

 

1. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indo-nesia. 2016. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

 

2. Masyudi, Winandar A, Indiraswari T. Analisis Pencarian Pertolongan Persalinan Oleh Masyarakat. Semin Nas II USM 2017. 2017;1:494–503.

 

3. Prabhakara G. Health Statistics (Health Information System). Short Textbook of Preventive and Social Medicine. 2010. 28–28 p.

 

4. Pradono J, Soerachman R, Kusumawardani N, Kasnodihardjo. Panduan Penelitian dan Pelaporan Penelitian Kualitatif. 1st ed. Martha DE, Prof.dr.Agus Suwandono, MPH. DP, editors. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB); 2018. 122 p.

 

5. Alhidayati A, Asmuliyanti A. Perilaku Ibu dalam Memilih Tenaga Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Tahun 2016. J Kesehat Reproduksi. 2016;3(3):155.

 

6. Meti D. Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Tanda-Tanda Persalinan Di Wilayah Lampung Utara. J Ilm Keperawatan Sai Betik [Internet]. 2016;12(2):228–32. Available from: https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/603.

 

7. Mardela AP, Widiasih R, Trisyani M. Rencana Pemilihan Penolong dan Tempat Persalinan Ibu Hamil Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Persiapan Persalinan Aman. Student e-Journal [Internet]. 2012;1(1):1–15. Available from: https://journal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/781/827

 

8. B. Bara, Mufida Afreni and Wahyuni, Fitrah and Hadifah Z. Pola Pencarian Pertolongan Persalinan Di Masyarakat Aceh Utara (Studi Dengan Pendekatan Antropologi Sosial Budaya Bidang Kesehatan) (Laporan Penelitian) [Internet]. Jakarta; 2013. Available from: http://repository.bkpk.kemkes.go.id/id/eprint/2545

 

Copyright holder:

Adriana Boimau, Serlyansie V. Boimau (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: