Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November 2022
STUDI KENYAMANAN TROTOAR
PADA JALAN TULUKABESSY KOTA AMBON
Fauzan A. Sangadji
Fakultas Teknik Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Jalur pejalan kaki
harus direncanakan sedimikian rupa agar memberikan kenyamanan
bagi para pedestrian. Jalur pejalan kaki yang nyaman merupakan bentuk
penghargaan bagi para pedestrian dalam beraktifitas.
Faktor yang mempengaruhi kenyamanannya antara lain iklim, sirkulasi,
kebisingan, aroma, bentuk, keamanan, kebersihan, keindahan, aksesbilitas,
dan fasilitas.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kenyamanan bagi para pengguna jalan khususnya di ruas jalan Tulukabessy Kota Ambon. Penelitian dilaksanakan dengan cara
observasi di lapangan dan data diproleh dari hasil
pengukuran, dokumentasi, dan kuisioner. Metode
penelitian yang digunakan yaitu deskriptif untuk menggambarkan eksisting dari jalur pedestrian berdasarkan faktor-faktor kenyamanann jalur pedestrian dan perhitungan skala likert untuk mengetahui tingkat kenyamanan pengguna jalur
pedestrian. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kenyamanan yang tertinggi
yaitu kebersihan pada daerah pedestrian dengan presentase
72% di kategorikan aman sedangkan permukaan dan tekstur (bentuk) keramik yang
digunakan di kategorikan tidak aman dengan presentase
37% dikarenakan permukaan atau tekstur keramik yang digunakan licin.
Kata Kunci: pejalan kaki,
trotoar, kenyamanan
Abstract
Pedestrian paths must be planned
in such a way as to provide comfort for pedestrians. A comfortable pedestrian
path is a form of appreciation for pedestrians in their activities. Factors
that affect comfort include climate, circulation, noise, aroma, shape, safety,
cleanliness, beauty, accessibility, and facilities. The purpose of this study
was to determine the level of comfort for road users, especially on the Tulukabessy road, Ambon City. The research was carried out
by means of field observations and data obtained from the results of
measurements, documentation, and questionnaires. The research method used is
descriptive to describe the existing pedestrian path based on the comfort
factors of the pedestrian path and the Likert scale calculation to determine
the comfort level of pedestrian path users. Based on the results of the study,
the highest level of comfort is cleanliness in the pedestrian area with a
percentage of 72% categorized as safe while the surface and texture (shape) of
the ceramics used are categorized as unsafe with a percentage of 37% due to the
slippery surface or texture of the ceramics used.
Keywords: pedestrian, sidewalk,
comfort
Pendahuluan
Pedestrian
adalah pergerakan atau sirkulasi atau perpindahan orang atau manusia dari satu
tempat ke titik asal (origin) ke tempat lain sebagai
tujuan (destination) dengan berjalan kaki (Rubenstein, 1992). Jalur pedestrian adalah ruas pejalan
kaki, baik yang terintegrasi maupun terpisah dengan jalan, yang diperuntukkan
untuk prasarana dan sarana pejalan kaki serta menghubungkan pusat-pusat
kegiatan dan/atau fasilitas pergantian moda. Istilah
pedestrian berasal dari bahasa latin, yaitu pedestres
yang artinya orang yang berjalan kaki. Jalur pedestrian pertama kali dikenal
pada tahun 6000 SM di Khirokitia, Cyprus.
Pada saat itu pedestrian terbuat dari batu gamping lalu permukaannya
ditinggikan terhadap tanah dan pada interval tertentu dan dibuat ramp untuk menuju ke kelompok hunian pada kedua
sisi-sisinya (Darmawan, 2004). Pedestrian merupakan jalur pejalan kaki yang
umumnya sejajar dengan sumbu jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keselamatan pejalan kaki
yang bersangkutan. Jalur pedestrian saat ini dapat berupa trotoar, pavement, sidewalk, pathway, plaza dan mall. Jalur
pedestrian yang baik harus dapat menampung setiap kegiatan pejalan kaki dengan
lancar dan aman.
Menurut
John Fruin (1979) Berjalan kaki merupakan alat untuk
pergerakan internal kota, satu – satunya alat untuk memenuhi kebutuhan
interaksi tatap muka yang ada didalam aktivitas
komersial dan kultural di lingkungan kehidupan kota. Berjalan kaki merupakan
alat penghubung antara moda – moda
angkutan yang lain. Menurut Amos Rapoport (1977)
Dilihat dari kecepatannya moda jalan kaki memiliki
kelebihan yakni kecepatan rendah sehingga menguntungkan karena dapat mengamati
lingkungan sekitar dan mengamati objek secara detail serta mudah menyadari
lingkungan sekitarnya. Menurut Giovany Gideon (1977)
Berjalan kaki merupakan sarana transportasi yang menghubungkan an-tara fungsi kawasan satu dengan yang lain terutama
kawasan perdagangan, kawasan budaya, dan kawasan permukiman, dengan berjalan
kaki menjadikan suatu kota menjadi lebih manusiawi.
Pembangunan
infrastrukur pedestrian di kota Ambon yang sedang
dikerjakan oleh pemerintah kota untuk memperindah penataan kota yaitu
pembangunan ulang jalur pedestrian, dalam hal ini pembangunan trotoar dibeberapa ruas jalan yang berada di kawasan perkotaan.
Proyek pembangunan trotoar tersebut dibuat dengan keramik berjenis granit
dengan kualitas anti slip serta berdesain logo khusus Ambon City Of Music ini dibuat dengan spesifikasi dan kualitas bagus
dari keramik yang digunakan sebelumnya (Afandy Hasanusi,
06 Maret 2021, Berita Maluku Online). Pembangunan ulang jalur pedestrian
(revitalisasi trotoar) dikota Ambon diharapkan dapat
menunjang ekonomi di Maluku dan mensejahterakan
masyarakat, namun pada kenyataannya yang terjadi tidak sesuai yang diharapkan,
karena trotoar yang baru direnovasi ulang mendapat banyak krtik
dan respon negatif dari masyarakat kota Ambon karena
di nilai membahayakan keselamatan pejalan kaki. Akibatnya terjadi aksi demo
dari kalangan mahasiswa dan komunitas terkait dengan revitalisasi trotoar,
dikarenakan keramik yang dipakai sangat licin (lihat gambar 1.1).
Salah
satu reaksi keras berasal dari ketua himpunan wanita disabilitas
Indonesia Provinsi Maluku, yang kecewa dan menilai bahwa jalur pedestrian yang
dibangun tidak ramah bagi kaum disabilitas (Mien A Rumlaklak, 8 Maret 2021, Kompas Ambon). Bukan hanya
tidak ramah bagi penyandang disabilitas namun orang
tanpa kebutuhan khusus pun banyak yang mengeluhkan penggunaan keramik tersebut,
karena trotoar yang dibuat ulang sudah memakan korban akibat terpeleset, bahkan
salah satu kasus yang terjadi membuat korban harus mendapat penanganan medis
khusus. Bahkan saking licinnya keramik pada jalur pedestrian ini dijadikan
tempat bermain seluncuran anak-anak dilingkungan
sekitar jalur pedestrian pada musim hujan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa perlu membahas permasalah tersebut dan merasa perlu diadakan penelitian
terhadap jalur pendistrian dikawasan
sepanjang Jl.Tulakabessy, Kelurahan Rijali, maka
diambillah penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kenyamanan Trotoar Pada
Jalan Tulukabessy Kota Ambon.”
Metode Penelitian
Metode pengumpulan
data pada penelitian ini lebih difokuskan pada teknik kuesioner yang terkait dengan kenyamanan dan keamanan jalur pedestrian kawasan Jl.Tulukabessy kota
Ambon. Untuk mendapatkan
data seperti yang diharapkan
selain pendistribusian kuesioner, peneliti juga akan melakukan wawancara dengan beberapa responden. Selain wawancara juga akan dilakukan pengamatan (observasi) secara langsung pada obyek penelitian. Sebelum dilakukan penelitian, perlu dilakukan survey data di lapangan
untuk melihat data yang diperlukan dan pemecahan masalah yang tepat dengan data yang diperlukan melalui beberapa pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner terlampir.
Metode yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif persentase yang didasarkan untuk mengetahui keadaan sesuatu yang bersifat kualitatif dengan penafsiran persentase data kuantitatif melalui metode pengumpulan data yaitu berupa dokumentasi,
angket (kuesioner), volume pejalan kaki, dimana studi ini ditinjau
berdasarkan kriteria pengembangan.
Gambar 1.
Diagram Alir
penelitian
Gambar diatas adalah diagram alir penelitian ini, dengan dimulai
dari identifikasi masalah, pengumpulan data sampai dengan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
A. Spesifikasi Teknis
Trotoar di Ruas JL.Tulukabessy
Gambar di bawah
adalah gambar satelite jalan tulukasbessy
di kota Ambon.
Gambar 2.
Jalan Tulukabessy Kota Ambon
Secara keseluruhan kondisi fisik trotoar pada ruas JL.Tulukabessy memiliki kondisi fisik yang cukup baik dan juga kondisi lingkungan di trotoar cukup bersih. Namun yang menjadi permasalahan yaitu keramik yang di gunakan pada trotoar jalur ini tidak menggunakan paving block tatapi menggunakan keramik yang di buat khusus oleh pemerintah yang terbuat dari keramik berbahan granit yang cukup licin. keramik yang digunakan bagus tetapi kurang nyaman untuk pejalan kaki.
Tabel 1. Identifikasi Kondisi
trotoar
Kondisi |
Standar
sesuai peraturan SE Menteri
PUPR No 02/SE/M/2018 |
Kondisi
Existing |
Keterangan |
Lebar trotoar |
Lebar yang ditetapkan 1,5m-2,3m |
Hasil pengukuran lebar pada zona ini 1,8m-2,1m |
Sesuai |
Tinggi kereb |
Tinggi kereb yang ditetapkan bervariasi yaitu 15-30cm |
Tinggi kereb pada zona A berbeda-beda tetap tidak >30cm |
Sesuai |
Matrial
pelapis |
Menggunakan paving block atau
keramik yang tidak licin |
Menggunakan
keramik berbahan granit,cukup licin |
Tidak
sesuai |
Kondisi
permukaan trotoar |
Kuat,
stabil, Datar dan tidak licin |
Datar,
tidak berlubang, licin |
Tidak
sesuai |
Elemen
trotar |
Rambu
dan marka jalan |
Terdapat
4 buah rambu lalu lintas di zona A, bahan yang digunakan tidak menimbulkan efek silau |
Sesuai
|
Lampu penerangan dengan jarak setiap lampu 10m dan tinggi maksimal 4m |
Terdapat
7 titik lampu jalan dizona A dengan jarak >10m dengan tinggi >4m |
Sesuai |
B. Analisis Deskriptif
Pengguna
di jalur pedestrian ini mempunyai karakteristik yang berbeda-beda karakteristik tersebut yaitu diantaranya yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan dan aktifitas. Responden pada penelitian ini yaitu berjumlah 150 responden. Masing-masing responden
dari jalur pedestrian di ruas jalan Tulukabessy
kota Ambon mempunyai karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan aktifitas.
Tabel 2. Karakteristik Responden
Aktifitas |
Bekerja |
53 |
150 |
Kampus/Sekolah |
15 |
||
Berbelanja |
36 |
||
Urusan Keluarga
|
21 |
||
Lainnya |
25 |
Dalam
kuisioner, peneliti menentukan skor kenyamanan para
pengguna jalur pedestrian di ruas jalan Tulukabessy
kota Ambon yaitu, STN (Sangat Tidak Nyaman) skor 1, TN (Tidak Nyaman) skor 2,
CN (Cukup Nyaman) skor 3, N(Nyaman) skor 4, SN (Sangat Nyaman) skor 5.
Perhitungan tingkat kenyamanan menggunakan metode skala likert.
Dari
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner
mengenai kondisi saat ini di jalur pedestrian jalan Tulukabessy
kota Ambon tentang faktor yang mempengaruhi kenyamanan, peneliti memproleh skor sebagai berikut, iklim mikro skor 307, lebar
skor 535, tinggi skor 522, aroma/bau tidak sedap skor 356, permukaan dan
tekstur keramik skor 278, kebersihan skor 538, aktifitas
PKL skor 316, aktiitas kendaraan skor 299. Kemudian
skor yang diperoleh dari hasil survei, disajikan dalam bentuk persentase
persepsi responden berdasarkan kondisi jalur pedestrian.
Tabel 3. Persepsi Kenyamanan
Responden Berdasarkan Kondisi Jalur Pedestrian
No |
Kondisi jalur
trotoar |
STN |
TN |
CN |
N |
SN |
1 |
Iklim mikro (curah
hujan) |
48.7% |
12.7% |
31.3% |
5.3% |
2.0% |
2 |
Lebar
trotoar |
0.7% |
0.7% |
57.3% |
24.7% |
16.7% |
3 |
Tinggi
trotoar |
1.3% |
6.7% |
44.7% |
38.7% |
8.7% |
4 |
Permukaan dan Tekstur keramik
yang digunakan |
40.0% |
39.3% |
16.0% |
3.3% |
1.3% |
5 |
Kebersihan di daerah trotoar |
3.3% |
7.3% |
30.0% |
40.7% |
18.7% |
6 |
Aroma/bau tidak sedap |
19.3% |
41.3% |
28.0% |
8.0% |
3.3% |
7 |
Aktifitas PKL |
31.3% |
39.3% |
16.0% |
10.7% |
2.7% |
8 |
Aktifitas kendaraan |
34.0% |
42.0% |
20.0% |
4.0% |
0.0% |
C.
Pembahasan
Persepsi responden
terhadap kondisi yang ada sekarang
di jalur pedestrian ruas JL.Tulukabessy kota Ambon
dari hasil penelitian dalam kuesioner yang telah diproleh,
diketahui bahwa persepsi para pengguna
jalur pedestrian mengenai tingkat kenyaman jalur pedestrian berbeda-beda. beberapa faktor kenyamanan dalam kuesioner ini memiliki
kriteria tidak nyaman, dan terdapat
3 faktor yang masuk dalam kriteria
nyaman yaitu kecukupan lebar, tinggi dan faktor
kebersihan. Dapat dikatakan bahwa kebersihan pada jalur pedestrian di ruas jalan ini nyaman dan cukup
bersih menurut prespsi pengguna pedestrian. Tetapi masih terdapat 9 faktor kenyamanan yang berada dalam
kondisi tidak nyaman. Sehingga perlu ditingkatkan kondisi jalur pedestrian
dengan harapan kondisi paling tidak dalam
rentang nyaman bahkan sangat nyaman. Terdapat 2 faktor yang masuk dalam
keamanan yaitu lebar dan tinggi
trotoar sedangkan terdapat 1 faktor yang masuk kriteria
tidak aman yaitu permukaan dan tekstur material
penutup trotoar dikategorikan tidak aman.
Tabel 4. Kategori Tingkat Kenyamanan Jalur Pedestrian
No |
Kondisi di jalur
pedestrian |
Skor |
% |
Kategori |
1 |
Iklim mikro (curah
hujan) |
307 |
41% |
Tidak Nyaman (TN) |
2 |
Lebar
trotoar |
535 |
71% |
Nyaman (N) |
3 |
Tinggi
trotoar |
522 |
70% |
Nyaman (N) |
4 |
Permukaan dan Tekstur keramik
yang digunakan |
278 |
37% |
Tidak Nyaman (TN) |
5 |
Kebersihan di daerah trotoar |
538 |
72% |
Nyaman (N) |
6 |
Aroma/bau tidak sedap |
356 |
47% |
Tidak Nyaman (TN) |
7 |
Aktifitas PKL |
316 |
42% |
Tidak Nyaman (TN) |
8 |
Aktifitas kendaraan |
299 |
40% |
Tidak Nyaman (TN) |
Kesimpulan dan Saran
Setelah
di lakukan penelitian tentang tingkat kenyamanan dan keamanan terhadap jalur pedestrian di jalan Tulukabessy kota Ambon di dapat 3 faktor kenyamanan yang paling tinggi skornya adalah: 1). Kebersihan di daerah totoar dengan
presentase 72%, dikategorikan
nyaman. 2). Lebar trotoar dengan presentase 71%, di kategorikan nyaman. 3). Tinggi trotoar dengan presentase 70%, dikatgorian nyaman.
Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan juga bahwa Permukaan dan Tekstur keramik yang
digunakan menjadi skor penilaian yang terendah, hal ini mengindikasikan bahwa
para pejalan kaki tidak nyaman untuk dengan material keramik tersebut. Sehingga
disarankan khususnya untuk Pemerintah Daerah untuk melakukan pengecekan kembali
terkait material tersebut sehingga dapat mengambil langkah perbaikan untuk
dapat menghindari kecelakan.
Departemen Pekerjaan Umum
No.22/T/BM/1999 tentang Pedoman
Teknik Persyaratan Aksesibilitas
Pada Jalan Umum. PT. Mediatama
Saptakarya. Jakarta.
Dharmawan, Doddy. 2004. Mengamati Peran Pedestrian dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Studi Kasus Sudirman-Thamrin Jakarta.
Artikel Jurnal Ilmiah Arsitektur NALARs. Volume 3 Nomor
1 Edisi Januari 2004
Universitas Muhammadiyah Jakarta, 76-95.
Direktorat Jendral Bina Marga
No.032/T/BM/1999 tentang Pedoman
Perencanaan Jalur Pejalan
Kaki Pada Jalur Jalan Umum. PT. Mediatama
Saptakarya. Jakarta.
Hakim, R,
2006, Rancangan Visual Landsekap
Jalan panduan estetika dinding penghalang kebisingan, PT. Bumi Aksara Jakarta.
Iswanto, Danoe, 2006. “Pengaruh
Elemen-elemen Pelengkap
Jalur Pedestrian Terhadap Kenyamanan
Pejalan Kaki (Studi Kasus: Penggal Jalan.
Pandanaran, di Mulai dari
Jalan Pandusari Hingga
Kawasan Tugu Muda)”. Jurnal
Enclosure Vol. 5, No. 1, Maret 2006.
Maslow, A.,
1968, Toward a Psychology of Being. Start Publishing LLC.
Meyta, K.S. 2015, Analisis Tingkat Pelayanan Pedestrian Dan Perparkiran
Kawasan Pasar Pembangunan Kota Pangkalpinang, Laporan Tugas Akhir, Universitas
Bangka Belitung.
Muslihun, Muhammad, 2013. “Studi Kenyamanan
Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Jalur Pedestrian di Jalan Protokol
Kota Semarang (Studi Kasus
Jl. 49 Pahlawan)”. Skripsi.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Rubenstein,
Harvey M, 1992. Pedistrian Malls Streetscapes,and Urban Spaces, New York.
Rubenstein,
Harvey M, 1987. Central City Mall, a Wiley Intercience
Publication, New York.
Sudjana, Nana, 1996, Metode Statistika,
Tarsito, Bandung.
Sugiono, 2012. “Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D”. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Surat edaran Menteri PUPR No. 02/SE/M/2018. 2018. Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki. Kementrian PUPR;
Jakarta.
Utterman, RK, 1984. “Accomadating The Pedestrian”.
New York: Van Nostard Reinhold Co.
UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
UU No. 22 Tahun 2009 tentang Jalan.
Widodo, Aris.
2013. Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Trotoar Di Jalan Protokol Kota Semarang (Studi Kasus Jalan Pandanaran Semarang).
Volume 1 No 15: 1-12. Diakses pada 19 April 2018.
Copyright holder: Fauzan A. Sangadji
(2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |