Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November 2022
PERAN PEMEDIASI EARNING PER SHARE PADA PENGARUH
PROFITABILITAS DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Arifin Hamsyah Mukti1, Salamatun
Asakdiyah2, Taufik Hidayat3
Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia
Email: [email protected]1, [email protected]2,
[email protected]3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji peran mediasi earning per
share pada pengaruh profitabilitas
dan struktur modal terhadap
nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang berjumlah 46. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Setelah melalui
beberapa tahapan, didapatkan 42 perusahaan yang memenuhi kriteria. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi melalui laporan keuangan yang telah diterbitkan pada website
perusahaan terkait. Teknik analisis data menggunakan
software SmartPLS v.3. Temuan hasil penelitian ini dalam pengaruh
langsung adalah profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, struktur modal memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dan earning per share berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Selain itu, profitabilitas
berpengaruh positif terhadap earning per
share, dan struktur modal tidak
berpengaruh negatif terhadap earning per
share. Sedangkan dalam
model mediasi pada pengaruh
tidak langsung antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui earning per share sebagai
variabel mediasi dapat diidentifikasikan sebagai indirect-only
mediation, namun tidak
pada pengaruh negatif struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui earning per
share yang diidentifikasi sebagai
direct-only nonmediation.
Kata Kunci: Profitabilitas, Struktur
Modal, Earning per Share, dan Nilai
Perusahaan
Abstract
This
study aims to examine the role of earnings per share mediation on the effect of
profitability and capital structure on company value. The population in this
study is all banking sub-sector service companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, totaling 46. The sampling technique in this study used purposive
sampling. After going through several stages, 42 companies were obtained that
met the criteria. The data collection technique in this study uses the
documentation method through financial statements that have been published on
the relevant company's website. Data analysis techniques using SmartPLS v.3 software. The findings of this study in direct
influence are that profitability does not have a positive effect on company
value, capital structure has a negative influence on company value, and
earnings per share has a positive effect on company value. In addition,
profitability has a positive effect on earnings per share, and the capital
structure does not negatively affect earnings per share. Whereas in the
mediation model, the indirect influence between profitability on company value
through earnings per share as a mediation variable can be identified as
indirect-only mediation, but not on the negative influence of capital structure
on company value through earnings per share identified as direct-only nonmediation.
Keywords:
Profitability, Capital Structure, Earnings per Share, and
Company Value
Pendahuluan
Nilai perusahaan
merupakan pencapaian atas kinerja perusahaan
sebagai gambaran kepercayaan masyarakat setelah melalui berbagai proses kegiatan (Nurrahman dkk., 2018). Selain itu, nilai perusahaan
yang baik akan memberikan kepercayaan stakeholder dalam
menentukan setiap keputusan (Wiagustini, 2013). Disisi lain, perkembangan pasar modal manjadi krusial karena memengaruhi perekonomian suatu negara (Erawati dan Alawiyah,
2021). Namun demikian,
pada awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan munculnya Corona Virus
Desease atau Covid-19
yang telah menyebar luas di berbagai negara di dunia (World Health
Organization, 2020). Walker dkk. (2020) mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 berpotensi menginfeksi 7 miliar orang di seluruh dunia,
dan menyebabkan 40 juta kematian. Kasus ekstrem ini dapat
terjadi apabila tidak ada intervensi
yang dipaksakan oleh barbagai
stakeholder. Intervensi
yang dilakukan dalam upaya memperlambat dan menghentikan pandemi diantaranya ialah penguncian kota, penutupan perbatasan, dan tindakan kesehatan lainnya (World Health
Organization, 2021). Berbagai kebijakan tersebut juga akan menyebabkan depresi ekonomi di seluruh dunia dan dengan cepat menyebar ke pasar modal dan keuangan (Barro dkk., 2020;
Ramelli dan Wagner, 2020). Disisi lain, Indeks Harga Saham di seluruh dunia menurun drastis. Begitu juga dengan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia yang sempat
turun tajam hingga menyentuh level terendah (Aldin, 2020). Hal tersebut
juga didukung dari data
IHSG tahun 2020 seperti berikut.
Gambar
1. Grafik IHSG 2020
Berdasarkan Gambar 1, dapat
dilihat bahwa nilai IHSG di BEI pada tahun 2020
juga mengalami fluktusi.
Hal tersebut mengindikasikan
bahwa nilai perusahaan setiap perusahaan di BEI masih belum baik. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Dalam menghadapi kondisi luar biasa,
penting bagi perusahaan untuk dapat mengembalikan kepercayaan stakeholder
demi menjaga nilai perusahaan tetap baik. Kenaikan profitabilitas mampu membuat nilai perusahaan
menjadi lebih baik (Habsari dan Akhmadi,
2021). Handayani dan Zulyanti
(2018); Subramanyam (2014); Syafirah (2019) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan dalam menghasilkan laba ataupun mengukur
tingkat efisiensi dari suatu perusahaan.
Selanjutnya struktur modal dapat memengaruhi nilai perusahaan, di mana dengan penggunaan hutang dalam kebijakan
pendanaan akan membuat tinggi nilai suatu perusahaan
(Sutrisno, 2016). Selain itu, Earning per share biasanya menjadi indikator laba yang diperhatikan investor karena memiliki korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan harga
sahamnya. Tingginya nilai earning per
share menunjukkan bahwa
manajemen perusahaan memiliki kekuatan posisi yang strategis (Uzliawati dkk., 2018).
Beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai nilai perusahaan, diantaranya Mukti dan Winarso
(2020) mengungkapkan bahwa ketika organisasi
mampu meningkatkan profitabilitas maka nilai perusahaan juga akan membaik, namun
tidak dengan struktur modal. Selain itu, Erawati dan Alawiyah
(2021) menjelaskan bahwa dengan pengelolaan
profitabilitas dan struktur
modal yang baik tidak akan membuat nilai
perusahaan menjadi tinggi bagi stakeholder. Namun demikian,
Oktaria dan Alexandro
(2020); Susanti dan Restiana (2018) menyatakan bahwa dengan mengelola
profitabilitas dan struktur
modal yang baik maka akan mampu menaikkan
nilai perusahaan. Oleh karena itu, adanya
inkonsistensi hasil penelitian tersebut menjadi celah dalam
penelitian ini untuk dikaji ulang.
Melihat kondisi tersebut, salah satu fokus stakeholder
dalam mengambil keputusan di masa pandemi
Covid-19 adalah dengan memahami informasi dasar yang menggambarkan laba perusahaan di masa mendatang melalui earning per share (Savitri dkk., 2021). Erawati dan Alawiyah
(2021) menjelaskan bahwa dengan capaian
profitabilitas dan struktur
modal yang memadai tidak akan merubah persepsi
stakeholder tentang
nilai suatu perusahaan. Namun demikian, munculnya informasi earning per
share mampu membuat pandangan stakeholder
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk
menyelidiki peran earning per share sebagai
variabel mediasi. Selain itu juga, teori resource-based
menjelaskan bahwa nilai perusahaan akan maksimal apabila
memiliki keunggulan bersaing yang diperoleh dari pengelolaan sumber daya yang baik, di mana akan menghasilkan keuntungan maupun efisiensi dalam pengelolaan operasional perusahaan. Hal tersebut mampu membuat perusahaan mendapatkan laba yang lebih besar, sehingga
tingkat earning
per share yang dibagikan kepada
stakeholder akan
tinggi juga, dan selanjutnya
akan berdampak pada baiknya nilai perusahaan.
Penelitian ini
memiliki kontribusi dalam pengembangan ilmu terkait peran mediasi earning per share dalam pengaruh
profitabilitas dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Sementara itu,
secara teoritis penelitian ini mengonfirmasi resource-based theory berkaitan dengan profitabilitas, struktur
modal, earning per share dan nilai
perusahaan pada perusahaan go public
di Bursa Efek Indonesia. Adapun secara praktis, hasil penelitian ini memberikan
rekomendasi kepada manajemen perusahaan untuk menjaga nilai perusahaannya tetap
baik melalui peningkatan profitabilitas dan pengelolaan struktur modal yang baik melalui informasi earinng per share.
Kajian
Teori Dan Pengembangan Hipotesis
Resource-Based Theory
Resource-based theory menjelaskan bahwa nilai perusahaan
akan maksimal apabila memiliki keunggulan dalam bersaing yakni sulit untuk ditiru
serta karakteristik yang melekat padanya (Devi dkk., 2020). Sun dkk. (2020) menyatakan keunggulan bersaing diperoleh dari memanfaatkan, mengelola, dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki, seperti proses organisasional dan strategi perusahaan
dalam menghadapi berbagai kondisi luar biasa yang berpengaruh terhadap ekonomi perusahaan. Sumber daya yang perlu dikelola dengan tepat dalam
berbagai kondisi diantaranya aset, pengetahuan atas teknologi, serta memaksimalkan kemampuan sumber daya manusia
yang ada. Selain itu, Sukma (2018) mengungkapkan bahwa menciptakan keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan menciptakan produk ataupun jasa yang sulit ditiru sehingga
menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat.
Kinerja perusahaan sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya secara
unik sehingga dapat bersaing dan bertahan dalam berbagai situasi (Devi dkk., 2020). Apresiasi atas kinerja karyawan
juga merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan
(Unger dkk., 2020). Oleh karena
itu, dengan memaksimalkan sumber daya yang ada meskipun
kondisi pandemi Covid-19, perusahaan tetap dapat bertahan karena manajemen kinerja dapat diterapkan
dengan baik. Sehingga akan memberikan
tingkat profitabilitas, struktur modal dan earning
per share yang tinggi yang selanjutnya
akan berdampak terhadap nilai baik perusahaan.
Pengaruh positif
Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memeroleh laba selama suatu
periode tertentu (Riyanto, 2011). Senada dengan Harahap (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas ialah gambaran kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dari sumber daya
yang ada. Selain itu, nilai perusahaan
ialah pencapaian suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat setelah melalui beberapa proses kegiatan (Denziana dan Monica,
2016). Disisi lain, resource-based theory menjelaskan bahwa nilai perusahaan akan maksimal apabila
memiliki keunggulan dalam bersaing apabila mampu memanfaatkan
sumber daya yang ada (Devi dkk., 2020; Sun dkk., 2020). Oleh karena itu, pengelolaan
sumber daya yang baik akan memberikan
nilai profitabilitas yang tinggi, sehingga nilai perusahaan akan baik bagi
para stakeholder (Devi dkk., 2020; Erawati dan Alawiyah, 2021; Sun dkk., 2020). Hal tersebut didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Kamar
(2017); Nurfadillah (2011) yang menyatakan
profitabilitas yang tinggi akan membuat nilai
perusahaan juga menjadi lebih baik. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H1: Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh negatif
Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan
Struktur modal adalah pembiayaan permanen dari perusahaan yang diwakili terutama oleh hutang dan ekuitas jangka panjang (Aljamaan, 2018). Lebih jauh lagi, Gangeni
(2006) mengungkapkan bahwa struktur modal merupakan gabungan sekuritas dan sumber pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai investasi riil. Sedangkan nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Susanti
dan Restiana, 2018). Selain
itu, dengan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada termasuk pembiayaan
maka perusahaan dapat memiliki keunggulan dalam menjaga stabilitas ekonomi perusahaan (Devi dkk., 2020; Sun dkk., 2020). Oleh
karena itu, dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, maka pengelolaan struktur modal akan menjadi lebih
baik sehingga akan memberikan nilai yang baik bagi perusahaan (Devi dkk., 2020; Erawati dan Alawiyah, 2021; Sun dkk., 2020).
Hal tersebut didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi dan Wijaya (2013); Pasaribu dkk. (2014) yang menyatakan bahwa struktur modal mampu membuat nilai
perusahaan menjadi lebih baik. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H2: Struktur
modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh positif
Earning per Share terhadap
Nilai Perusahaan
Earning per share adalah alat bagi
manajemen untuk mengukur jumlah keuntungan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham (Rosikah dkk., 2018). Selain itu, earning per share merupakan informasi dasar yang berguna karena dapat menggambarkan
prospek laba perusahaan di masa mendatang
(Sari dan Indriani, 2022). Harmono
(2011) menyatakan nilai perusahaan ialah sebuah nilai yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kepentingan
sebuah perusahaan dilihat dari sudut
pandang beberapa pihak yang dikaitkan dengan harga saham.
Disisi lain, resource-based theory mengungkapkan bahwa dengan pengelolaan sumber daya yang baik maka perusahaan
akan memiliki karakteristik yang melekat padanya sehingga nilai perusahaan akan maksimal (Devi dkk., 2020; Sun, 2020). Oleh karena
itu, dengan memaksimalkan pengelolaan sumber daya untuk
memberikan nilai yang baik pada earning
per share maka
nilai perusahaan akan baik bagi
stakeholder (Devi dkk., 2020; Erawati
dan Alawiyah, 2021; Sun dkk.,
2020). Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Erawati
dan Alawiyah (2021); Saputra
dkk. (2018) yang mengungkapkan
bahwa dengan pengungkapan earning
per share yang tinggi
maka nilai perusahaan akan menjadi lebih baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H3: Earning per share berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh positif
Profitabilitas terhadap Earning per Share
Profitabilitas ialah faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan
hidupnya, perusahaan harus berada dalam
keadaan yang menguntungkan
(Rahayu dan Sari, 2018). Profitabilitas
juga merupakan alat untuk mengukur tingkat efektivitas dalam sebuah perusahaan
(Wiagustini, 2014). Sedangkan
earning per share adalah
rasio yang mengukur tingkat keberhasilan manajemen dalam mencapai laba bagi
pemegang saham (Zulfikri dkk., 2021). Selain itu, Devi dkk. (2020); Sun dkk. (2020) menyatakan apabila perusahaan mampu mengelola sumber daya dengan baik
dalam setiap kondisi maka entitas
tersebut memiliki keunggulan dan karakteristik yang
melekat padanya. Oleh karena itu, dengan
pengelolaan sumber daya yang baik maka profitabilitas perusahaan akan naik sehingga earning per
share juga akan meningkat
(Devi dkk., 2020; Erawati
dan Alawiyah, 2021; Sun dkk.,
2020). Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Nugroho dan Ichsan
(2011); Uno dkk. (2014) bahwa
pengelolaan profitabilitas
yang baik akan membuat earning per
share perusahaan meningkat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H4: Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap earning per
share.
Pengaruh negatif
Struktur Modal terhadap Earning per Share
Struktur modal ialah perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan di mana dana yang diperoleh
merupakan kombinasi sumber dana jangka panjang dari dalam
maupun luar perusahaan (Rodoni dan Herni, 2010). Earning per share merupakan output setalah laba bersih yang diterima oleh perusahaan dibagi dengan jumlah
saham yang beredar (Suyanto, 2021). Selain itu, perusahaan dalam setiap kondisi
harus terus mampu memiliki keunggulan dalam bersaing dengan cara mengendalikan sumber daya yang dimilikinya (Devi dkk., 2020; Sun
dkk., 2020). Oleh karena itu, dengan memanfaatkan
pengelolaan sumber daya yang maksimal maka struktur modal akan menjadi lebih
diefisienkan. Sehingga akan memberikan keuntungan lebih untuk perusahaan dan pembagian earning per
share para stakeholder akan lebih tinggi
(Devi dkk., 2020; Erawati
dan Alawiyah, 2021; Sun dkk.,
2020). Hal tersebut didukung
oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Maimunah
dan Megasatya (2015) yang mengungkapkan
bahwa pengelolaan struktur modal yang baik akan membuat pembagian
earning per share menjadi
lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H5: Struktur
modal berpengaruh negatif terhadap earning per
share.
Pengaruh positif
Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan melalui Earning per Share sebagai variabel mediasi.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama satu
periode berjalan yang dinyatakan dalam rasio operasional dengan penjualan dari data laporan laba rugi akhir
tahun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Selain itu, profitabilitas juga sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja
manajemen karena hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerjanya (Mahendra, 2015). Earning per share merupakan
rasio yang mengukur tingkat keberhasilan manajemen dalam mencapai laba bagi
pemegang saham (Zulfikri dkk., 2021). Sedangkan nilai perusahaan merupakan capaian perusahaan sebagai gambaran kepercayaan masyarakat setelah melalui beberapa proses kegiatan (Denziana dan Monica, 2016). Penilaian
nilai perusahaan dapat dilakukan dengan melihat perkembangan harga sahamnya (Rosikah dkk., 2018). Oleh karena itu, dengan memaksimalkan
pemanfaatan pengelolaan sumber daya yang ada maka akan
memberikan kenaikan profitabilitas bagi entitas sehingga pembagian laba bagi pemegang saham
akan menjadi lebih besar kemudian
mampu meningkatkan nilai perusahaan bagi para stakeholder (Devi dkk.,
2020; Erawati dan Alawiyah,
2021; Sun dkk., 2020). Penelitian
sebelumnya yang dilakukan Erawati dan Alawiyah (2021) mengungkapkan bahwa dengan profitabilitas yang tinggi belum mampu
membuat nilai perusahaan menjadi lebih baik. Namun
demikian, pengungkapan profitabilitas yang diikuti dengan nilai earning per share yang tinggi mampu membuat nilai
perusahaan meningkat bagi para stakeholder. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H6: Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui earning per share sebagai
variabel mediasi.
Pengaruh negatif
Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan melalui Earning per Share sebagai variabel mediasi.
Struktur modal merupakan
instrument penting dalam setiap perusahaan, optimal atau tidaknya akan
memengaruhi posisi keuangan (Sulindawati dkk., 2017). Selain itu, struktur modal adalah pembiayaan permanen dari perusahaan
yang diwakili oleh hutang
dan ekuitas jangka panjang (Aljamaan, 2018). Disisi lain, earning per share adalah informasi dasar yang berguna karena menggambarkan perolehan keuntungan dalam jangka waktu tertentu
(Sari dkk., 2022). Sedangkan
nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga
hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar (Sutrisno, 2013). Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya yang baik akan memberikan
keunggulan bagi perusahaan dari segi struktur modalnya.
Selanjutnya laba yang dihasilkan akan meningkat dan pembagian dividen pemegang saham akan lebih
tinggi sehingga berdampak terhadap nilai perusahaan yang semakin membaik (Devi dkk., 2020; Erawati dan Alawiyah, 2021; Sun dkk., 2020). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erawati dan Alawiyah (2021) menemukan bahwa pengelolaan struktur modal saja tidak cukup untuk
meningkatkan nilai perusahaan, namun perlu diikuti dengan
earning per share yang tinggi juga. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H7: Stuktur
modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan melalui earning per share sebagai
variabel mediasi.
Untuk memperjelas pengembangan hipotesis, maka dapat digambarkan
model penelitian sebagai berikut.
H6+; H7-
Gambar 2. Model Penelitian
Metode Penelitian
Populasi, Sampel
dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa sub sektor perbankan nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di mana berjumlah
46. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya perusahaan jasa sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Terakhir, perusahaan
jasa sub sektor perbankan yang memiliki data ROA,
DER, EPS dan Harga Saham Penutupan pada tahun 2019-2021. Sehingga, sampel dalam penelitian
ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dan didapatkan 42 perusahaan.
Jenis, Sumber
dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan metode dokumentasi.
Variabel Penelitian Dan Definisi
Operasional
Variabel dependen dalam
penelitian ini ada nilai perusahaan.
Harmono (2011) mengungkapkan bahwa
nilai perusahaan merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kepentingan perusahaan dilihat dari sudut pandang
beberapa pihak yang dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan harga saham penutupan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas
dan struktur modal. Variabel
dependen dalam penelitian ini ada nilai perusahaan.
Harmono (2011) mengungkapkan
bahwa nilai perusahaan merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kepentingan
perusahaan dilihat dari sudut pandang
beberapa pihak yang dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan harga saham penutupan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas
dan struktur modal. Profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan dalam memeroleh laba selama suatu periode
berjalan yang dinyatakan dalam rasio laba
operasional dengan penjualan dari data laporan laba rugi
akhir tahun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan ROA (Return on Asset). Struktur
modal ialah pembiayaan permanen dari perusahaan
yang diwakili terutama oleh
hutang dan ekuitas jangka panjang (Aljamaan, 2018). Struktur modal dalam penelitian ini diukur menggunakan
DER (Debt to Equity Ratio). Variabel mediasi pada penilitian ini adalah earning per
share. Earning per share merupakan
suatu bentuk pemberian keuntungan kepada pemegang saham dari setiap
lembar saham yang dimilikinya (Fahmi, 2012).
Teknik Analisis Data
Statistik inferensial
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode partial least square (PLS). Metode structural
equation modeling (SEM) dengan bantuan SmartPLS 2.0 (Solimun dkk., 2017). Metode PLS dipilih berdasarkan pertimbangan adanya konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dalam penelitian ini. Variabel atau
konstruk dengan indikator reflektif mengasumsikan bahwa kovarians antara pengukuran model adalah dijelaskan oleh varian yang merupakan manifes dari domain konstruk. Arah dari indikator
adalah dari konstruk ke indikator
(Latan dan Ghozali, 2012).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan SPSS dalam menguji statistik desktiptif untuk mengetahui tingkat dari profitabilitas, struktur modal, earning
per share dan nilai perusahaan.
Hasil pengukurannya dapat dilihat sebagai berikut.
Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Keterangan |
N |
Mean |
Min |
Max |
SD |
Nilai perusahaan |
42 |
1927,4 |
67,3 |
7800 |
2322,58 |
Profitabilitas |
42 |
0,63 |
-9,02 |
10,48 |
2,92 |
Struktur
Modal |
42 |
564,5 |
41,95 |
1781,65 |
327,7 |
Earning per Share |
42 |
82,5 |
-45,89 |
528,67 |
143,97 |
Sumber: Data diolah (2013).
Tabel 1 menunjukkan hasil statistik deskriptif dari 42 perusahaan sub sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2019-2021 yang menjadi
sampel penelitian. Nilai perusahaan memiliki rata-rata sebesar 1.927,4. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar nilai perusahaan perbankan masih rendah karena adanya
jarak yang cukup jauh dengan skor
maksimal yakni sebesar 7.800. Selanjutnya skor rata-rata profitabilitas menunjukkan angka 0,63. Hal tersebut berarti tingkat profitabilitas sebagian besar perusahaan perbankan masih belum baik
karena nilai maksimal yang ada menunjukkan angka 10,48. Struktur modal memiliki nilai rata-rata sebesar 564,5.
Hal tersebut berarti bahwa pengelolaan struktur modal sebagian besar perusahaan perbankan di masih belum baik karena
jauh dari angka minimalnya sebesar 41,95. Sedangkan earning per share berada
pada nilai rata-rata 82,5. Hal tersebut
menunjukkan bahwa earning per share sebagian
besar perusahaan perbankan cukup rendah karena nilai
maksimalnya masih berada pada angka 528,67.
Disisi lain, untuk menganalisis data digunakan aplikasi PLS dan hasilnya dapat ditunjukkan sebagai berikut.
Pengujian Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji konvergen dan uji
diskriminan. Tabel 2 menunjukkan hasil uji validitas konvergen telah terpenuhi, sebagaimana dapat dibuktikan melalui skor loading dan
AVE yang lebih besar dari 0,5 (Hair dkk., 2014). Disisi lain, Tabel
3 dan 4 menunjukkan uji validitas
diskriminan yang juga dinyatakan
valid. Hal tersebut
dapat dilihat dari skor cross loading dan Fornell-Larcker yang lebih besar untuk
setiap konstruknya sendiri dibandingkan dengan konstruk lainnya (Barclay dkk., 1995; Fornell & Larcker, 1981).
Tabel 2. Hasil Outer Loading dan Average Variance Extranced (AVE)
Variabel |
Kode |
Loading |
AVE |
Kesimpulan |
Earning Per Share |
EPS1 |
0,911 |
0,891 |
Valid |
EPS2 |
0,936 |
|||
EPS3 |
0,984 |
|||
Nilai Perusahaan |
NP1 |
0,960 |
0,831 |
Valid |
NP2 |
0,982 |
|||
NP3 |
0,778 |
|||
Profitabilitas |
P1 |
0,891 |
0,714 |
Valid |
P2 |
0,924 |
|||
P3 |
0,703 |
|||
Struktur
Modal |
SM1 |
0,983 |
0,745 |
Valid |
SM2 |
0,745 |
|||
SM3 |
0,845 |
Sumber: Output SmartPLS v3.0
Tabel 3. Hasil Discriminant Validity (Fornell-Larcker)
Keterangan |
Earning per Share |
Nilai Perusahaan |
Profitabilitas |
Struktur Modal |
Earning per Share |
0,944 |
|
|
|
Nilai Perusahaan |
0,732 |
0,911 |
|
|
Profitabilitas |
0,485 |
0,209 |
0,845 |
|
Struktur Modal |
-0,029 |
-0,190 |
-0,200 |
0,863 |
Sumber: Output SmartPLS v3.0
Tabel 4. Hasil Cross Loading
|
Earning
per Share (EPS) |
Nilai
Perusahaan (NP) |
Profitabilitas (P) |
Struktur Modal (SM) |
EPS1 |
0,911 |
0,668 |
0,408 |
-0,053 |
EPS2 |
0,936 |
0,676 |
0,521 |
-0,041 |
EPS3 |
0,984 |
0,727 |
0,442 |
0,011 |
NP1 |
0,744 |
0,960 |
0,323 |
-0,123 |
NP2 |
0,727 |
0,982 |
0,256 |
-0,147 |
NP3 |
0,489 |
0,778 |
-0,114 |
-0,305 |
P1 |
0,412 |
0,099 |
0,891 |
-0,073 |
P2 |
0,456 |
0,125 |
0,924 |
-0,184 |
P3 |
0,353 |
0,302 |
0,703 |
-0,240 |
SM1 |
-0,070 |
-0,220 |
-0,223 |
0,983 |
SM2 |
0,083 |
-0,103 |
-0,053 |
0,745 |
SM3 |
-0,023 |
-0,129 |
-0,189 |
0,845 |
Sumber: Output SmartPLS v3.0
Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi, akurasi dan presisi instrumen dalam mengukur suatu konstruk. Skor Cronbach’s
Alpha digunakan dalam mengukur batas bawah nilai reliabilitas,
sedangkan composite
reliability untuk memperkirakan
konsistensi internal suatu konstruk (Achjari, 2004). Dari Tabel 5 dapat disimpulkan
item-item dalam penelitian ini telah memenuhi
persyaratan rule-of-thumb
sebesar 0,6 (Chin dkk.,
2003). Hal tersebut dapat dibuktikan melalui skor Cronbach’s Alpha
yang lebih besar dari 0,6 (Chin dkk., 2003). Disisi lain, Fornell
dan Larcker (1981) menjelaskan
bahwa nilai Composite Reliability 0,5 atau lebih besar
dianggap dapat diterima.
Tabel 5. Hasil Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability
Keterangan |
Cronbach’s Alpha |
Composite Reliability |
Earning per Share |
0,939 |
0,961 |
Nilai Perusahaan |
0,896 |
0,936 |
Profitabilitas |
0,791 |
0,881 |
Struktur Modal |
0,827 |
0,896 |
Sumber: Output SmartPLS v3.0
Pengujian Hipotesis
Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian hipotesis, sedangkan Gambar 2 manampilkan hasil pengujian path
analysis. Suatu hipotesis
dianggap terpenuhi apabila nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan uji analisis jalur, ditemukan tiga hipotesis terdukung yakni H3, H4, dan H6.
Tabel 6. Hasil Path Coefficients dan Specific Indirect Effects
Keterangan |
H |
Original Sample (O) |
T Statistic |
P Value |
Keterangan |
Dirrect Effect |
|||||
Profitabilitas → Nilai Perusahaan |
H1 |
-0,281 |
1,108 |
0,134 |
Ditolak |
Struktur Modal → Nilai Perusahaan |
H2 |
-0,239 |
1,921 |
0,028 |
Diterima |
Earning per Share → Nilai Perusahaan |
H3 |
0,852 |
7,713 |
0,000 |
Diterima |
Profitabilitas → Earning
per Share |
H4 |
0,500 |
4,386 |
0,000 |
Diterima |
Struktur Modal → Earning
per Share |
H5 |
0,073 |
0,591 |
0,277 |
Ditolak |
Indirect Effect |
|||||
Profitabilitas → Earning
per Share → Nilai Perusahaan |
H6 |
0,426 |
3,856 |
0,000 |
Diterima |
Struktur Modal → Earning
per Share → Nilai Perusahaan |
H7 |
0,062 |
0,607 |
0,272 |
Ditolak |
Sumber: Output SmartPLS v3.0
Gambar
3. Hasil Pengujian Bootstrapping
Pembahasan
Hasil pengujian
terhadap hipotesis 1 menunjukkan bahwa profitablitas tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut membuktikan bahwa tingginya nilai profitabilitas tidak akan membuat nilai
perusahaan menjadi naik.
Hal ini sejalan dengan Pascareno (2016) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kondisi Covid-19 membuat setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan bukan menjadi prioritas
bagi stakeholder dalam menilai perusahaan. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya pandemi
Covid-19 yang menyebabkan setiap
perusahaan mengalami kesulitan di semua aspek. Oleh karena itu, ketika perusahaan
mampu untuk terus mempertahankan eksistensinya, maka bagi stakeholder sudah dianggap baik.
Hasil pengujian terhadap hipotesis 2 menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika tingkat struktur modal tinggi justru akan membuat nilai perusahaan menjadi turun. Hal ini sejalan dengan Almahadin dan Oroud (2019); Halfiyyah dan Suriawinata (2019); Luu (2021); Safitri dkk. (2014) yang menyatakan struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan dengan struktur modal yang lebih tinggi akan diikuti dengan penurunan nilai perusahaan. Utang yang tinggi membuat perusahaan memiliki kelemahan pada pendanaan internal dan kondisi tersebut tidak menguntungkan bagi perusahaan. Alasannya adalah karena perusahaan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar untuk membiayai kegiatan operasional mereka sehingga cenderung memiliki resiko yang lebih tinggi juga.
Hasil pengujian
terhadap hipotesis 3 menunjukkan bahwa earning per share berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika nilai
earning per share tinggi
maka nilai perusahaan juga menjadi naik. Hal
ini sejalan dengan Erawati dan Alawiyah (2021); Saputra dkk. (2018) yang menyatakan earning per share berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Earning per share yang tinggi
merupakan informasi yang baik bagi stakeholder karena menggambarkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Selanjutnya tinggi rendahnya nilai earning per share yang dihasilkan perusahaan merupakan indikator untuk melihat kinerja
suatu entitas, di mana nantinya akan berdampak
pada baiknya nilai perusahaan. Disisi lain, peran resource-based theory pada masa pandemi
Covid-19 dinilai cukup penting. Ketika entitas memiliki sumber daya yang memadai maka perusahaan dinilai akan mampu
merespon dengan baik perubahan lingkungan eksternal yang ada. Sehingga perusahaan
yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan terlebih masih mampu untuk menghasilkan
laba maka akan akan memberikan
nilai yang baik bagi perusahaan.
Hasil pengujian terhadap hipotesis 4 menunjukkan bahwa profitablitas berpengaruh positif terhadap earning per share. Hal tersebut membuktikan bahwa nilai profitabilitas yang tinggi akan membuat earning per share yang dibagikan juga tinggi. Hal ini sejalan dengan Erawati dan Alawiyah (2021); Nugroho dan Ichsan (2011); Uno dkk. (2014) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap earning per share. Pandemi Covid-19 membuat perusahaan harus lebih produktif dalam mengoptimalkan aset yang dimilikinya, sehingga mampu berkontribusi dalam earning per share. Oleh karena itu, tinggi rendahnya hasil earning per share tergantung pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Disisi lain, resource-based theory mampu membangun hubungan antara keahlian dan kinerja, restrukturisasi serta integrasi yang menghasilkan keunikan dari sumber daya di mana mampu merespon dengan lebih baik terhadap lingkungan eksternal yang berubah sehingga perusahaan tetap mampu memperoleh laba di masa pandemi Covid-19. Sehingga dengan profit yang dihasilkan, maka perusahaan tetap dapat membagikan earning per share kepada stakeholder.
Hasil pengujian
terhadap hipotesis 5 menunjukkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh negatif terhadap earning per share.
Hal tersebut membuktikan bahwa baiknya pengelolaan
struktur modal tidak akan membuat earning per share perusahaan tinggi. Hal ini sejalan dengan Erawati dan Alawiyah (2021); Sari
dkk. (2022) yang menyatakan
struktur modal tidak berpengaruh positif terhadap earning per
share. Kondisi pandemi
Covid-19 membuat laba operasional belum mencapai target yang lebih tinggi dari beban
tetapnya, sehingga menimbulkan resiko keuangan. Perusahaan wajib menanggung beban tetap seperti bunga
karena penggunaan utang dalam struktur modal. Hal itu dapat menurunkan
kepastian besarnya earning per share bagi
stakeholder karena perusahaan
wajib membayarkan utang sebelum laba dibagikan.
Hasil pengujian
terhadap hipotesis 6 menunjukkan bahwa profitablitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui earning per
share sebagai variabel mediasi. Hal tersebut membuktikan bahwa profitabilitas akan membuat nilai perusahaan
tinggi apabila earning per share yang diperoleh juga tinggi. Hal ini sejalan dengan
Efendi dan Ngatno (2018); Erawati
dan Alawiyah (2021) yang menyatakan
profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui earninig per share.
Pada masa pandemi Covid-19 dimungkinkan
kinerja keuangan perusahaan bukan dilihat dari angka
keuntungan secara umum namun melalui
laba per saham di mana lebih spesifik dan juga merupakan informasi dasar bagi stakeholder dalam mengambil keputusan. Sehingga ketika entitas membagikan earning per share dengan
angka yang tinggi maka nilai perusahaan
juga akan meningkat. Dilain sisi, berdasarkan
resource-based theory di mana dengan memaksimalkan pemanfaatan pengelolaan sumber daya yang ada perusahaan akan mampu menghadapi
perubahan kondisi lingkungan eksternal sehingga entitas tetap akan survive dan memberikan profit. Selanjutnya dari keuntungan tersebut mampu memberikan jumlah earning per share yang tinggi dan kemudian mampu meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder.
Hasil pengujian
terhadap hipotesis 7 menunjukkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan melalui earning per share sebagai
variabel mediasi. Hal tersebut membuktikan bahwa earning per
share tidak mampu menjadi mediator antara struktur modal dan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan Kusumandari (2019); Shalahuddin dkk. (2020) yang menyatakan earning per share tidak
mampu menjadi mediator. Dimungkinkan pada masa pandemi
Covid-19 ada pengaruh langsung dan negatif dari struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam melunasi setiap utang yang ada dari jumlah modal yang dimilikinya. Hal tersebut dinilai lebih penting
karena ketika utang yang dimiliki perusahaan tinggi maka stakeholder akan menilai perusahaan
tersebut kurang baik dalam pengelolaannya
sehingga tidak mampu memberikan keuntungan melalui pembagian earning per
share.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memeroleh bukti empiris mengenai
pengaruh profitabilitas dan
struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan earning per
share sebagai variabel mediasi. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun
2019-2021. Teknik purposive sampling digunakan dalam pengambilan sampel penelitian yang selanjutnya diperoleh 42 perusahaan yang memenuhi kriteria. Hasil pengujian untuk hipotesis 1 yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ditolak, dengan temuan profitabilitas
tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian untuk hipotesis 2 yang menyatakan struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan diterima. Hasil pengujian untuk hipotesis 3 yang menyatakan earning
per share berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan diterima. Hasil pengujian untuk hipotesis 4 yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap earning per share diterima.
Hasil pengujian untuk hipotesis 5 yang menyatakan struktur modal berpengaruh negatif terhadap earning per share ditolak,
dengan temuan struktur modal tidak berpengaruh negatif terhadap earning per
share. Hasil pengujian untuk
hipotesis 6 yang menyatakan
profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui earning per
share sebagai variabel mediasi diterima. Hasil pengujian untuk hipotesis 7 yang menyatakan struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan melalui earning per
share sebagai variabel mediasi ditolak, dengan temuan struktur
modal tidak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan melalui earning per
share sebagai variabel mediasi.
Disisi lain, penelitian ini memiliki keterbatasan. Penelitian hanya dilakukan di perusahaan jasa sub sektor perbankan. Selanjutnya variabel penelitian yang digunakan hanya profitabilitas, struktur modal
dan earning per share dan mendapatkan hasil adjusted r square yang belum maksimal. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas objek penelitian menjadi beberapa perusahaan sub sektor di Bursa Efek Indonesia
yang belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya agar hasil lebih maksimal. Menambahkan metode kualitatif agar penelitian lebih detail dan bermakna sehingga dapat menggambarkan fenomena. Menambahkan faktor-faktor lain sebagai pengukur nilai perusahaan seperti corporate
social responsibility (Mahrani dan Soewarno, 2018).
BIBLIOGRAFI
Achjari, D. (2004). Partial Least Squares: Another Method of
Structural Equation Modeling Analiysis. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Indonesia, 19(3), 238–248.
Aldin, I. U. (2020). Turun 4,9% ke Level 3.989, IHSG Sentuh Level
Terendah dalam 8 Tahun. tersedia di:
https://katadata.co.id/happyfajrian/finansial/5e9a4212bd70b/turun-49-ke-level-3989-ihsg-sentuh-level-terendah-dalam-8-tahun
(Diakses 12 Mei 2022).
Aljamaan, B. E. (2018). Capital Structure: Definitions,
Determinants, Theories And Link With Performance Literature
Review Bader Eid Aljamaan Teaching Assistant of
Finance and Business, Almajmaah University, Saudi
Arabia. European Journal of Accounting,
Auditing and Finance Research, 6(2), 49–72.
Almahadin, H. A., dan Oroud, Y. (2019).
Capital Structure-Firm Value Nexus: The Moderating Role of Profitability. Revista Finanzas Y
Política Económica, 11(2), 375–386.
Barclay, D. W., Higgins, C., dan Thompson, R.
(1995). The partial least squares approach to causal modeling: Personal
computer adoption and use as illustration. Technology
Studies, Special Issue on Research Method- Ology, 2(2), 285–309.
Barro, R. J., Ursúa,
J. F., dan Weng, J. (2020). The
Coronavirus and the Great Influenza Pandemic: Lessons from the “Spanish Flu”
for the Coronavirus’s Potential Effects on Mortality and Economic Activity.
tersedia di:
https://www.nber.org/system/files/working_papers/w26866/w26866.pdf (Diakses 23 Maret 2022).
Chin, W. W., Marcolin,
B. L., dan Newsted, P. R. (2003). A Partial Least
Squares Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects:
Results from a Monte Carlo Simulation Study and an Electronic-Mail
Emotion/Adoption Study. Information
Systems Research, 14(2), 189–217.
Denziana, A. dan Monica, W. (2016). Analisis
Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang Tergolong
LQ45 di BEI Periode 2011-2014). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,
7(2), 241–254.
Devi, S., Made, N., Warasniasih,
S., Masdiantini, P. R. dan Musmini,
L. S. (2020). The Impact of COVID-19 Pandemic on the Financial Performance of
Firms on the Indonesia Stock Exchange. Journal
of Economics, Business, and Accountancy Ventura, 23(2), 226–242. https://doi.org/10.14414/jebav.v23i2.2313
Dewi, A. S. M., dan Wijaya, A. (2013). Pengaruh
Struktur Modal dan Ukuran
Perusahaan pada Nilai Perusahaan. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 4(2), 358–372.
Efendi, F. M., dan Ngatno.
(2018). Pengaruh Return On
Assets (ROA) Terhadap Harga Saham dengan
Earning Per Share (EPS) sebagai Intervening (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2016). Jurnal Administrasi Bisnis, 7(1), 1–9.
Erawati, T., dan Alawiyah, H. N.
(2021). Pengaruh Return on Equity Dan Debt to Earning
Ratio Terhadap Harga Saham Dengan
Earning Per Share Sebagai Variabel
Intervening. AKURAT |Jurnal
Ilmiah Akuntansi, 12(2010),
84–100.
Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fornell, C., dan Larcker. D. F.
(1981). Evaluating Structural Equation Models with Unobservable Variable and
Measurement Error. Journal of Marketing
Research, 18(1), 39–50.
Gangeni, C. (2006). The Relationship between Capital Structure
and the Financial Performance of the Firm. Master Thesis: University of
Pretoria, South Africa.
Habsari, A., dan Akhmadi. (2021). Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
dan Nilai Perusahaan. (Studi Empirik:
Perusahaan Sektor Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011 sampai
dengan 2015). Tirtayasa EKONOMIKA,
13(2), 300–319. https://doi.org/10.35448/jte.v13i2
Hair, J. F., Sarstedt,
M., Hopkins, L., dan Kuppelwieser, V. G. (2014).
Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM): An Emerging Tool In Business Research. European
Business Review, 26(2), 106–121.
Halfiyyah, S. O., dan Suriawinata, I. S.
(2019). The Effect of Capital Structure, Profitability, and Size to Firm Value
of Property and Real Estate at Indonesia Stock Exchange In
the Period of 2012-2018. IJBAM, 2(01),
69–76.
Handayani, R. dan Zulyanti, N. R.
(2018). Pengaruh earning per share (EPS), debt to
equity ratio (DER), dan return on assets (ROA) terhadap
return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen, 3(1),
615–620.
Harahap, S. S. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
Harmono. (2011). Manajemen Keuangan: Berbasis Blances Scorecard. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kamar, K. (2017). Analysis of the Effect of
Return on Equity (Roe) and Debt to Equity Ratio (Der) on Stock Price on Cement
Industry Listed In Indonesia Stock Exchange (Idx) In the Year of 2011-2015. Bisnis Dan Manajemen, 19(5), 66–76. https://doi.org/10.9790/487X-1905036676
Kusumandari, Y. (2019). Pengaruh
Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 8(4), 1–16.
Latan, H. D., dan Ghozali, I. (2012).
Partial least squares konsep,
Teknik Dan Aplikasi Menggunakan
Program SmartPLS 2.0M3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Luu, D. H. (2021). The Impact of Capital Structure on Firm Value : A Case Study in Vietnam *. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(5), 287–292. https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no5.0287
Mahendra, P. T. (2015). Pengaruh Kebijakan Hutang, Struktur Modal Dan Profitabilitas
Terhadap Aktivitas Investasi Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. EKSIS,
10(2), 171–180.
Mahrani, M., dan Soewarno, N. (2018).
The effect of good corporate governance mechanism and corporate social
responsibility on financial performance with earnings management as mediating variabl. Asian
Journal of Accounting Research, 3(1), 41-60.
Maimunah, S., dan Megasatya, S. (2015).
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Earning Per Share Pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. JIAFE
(Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 1(2),
85-93.
Mukti, A. H., dan Winarso,
B. S. (2020). Profitabilitas dan Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Variabel Corporate Social Responsibilty
Sebagai Moderasi. Jurnal REKSA: Rekayasa Keuangan, Syariah, Dan Audit, 07(02), 73–83.
Nugroho, H., dan Ichsan,
T. (2011). Pengaruh Return On
Equity Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per
Share, Studi Kasus Pada Kelompok Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Ekonomi
Dan Bisnis, 10(1), 52–58.
Nurfadillah, M. (2011). Analisis Pengaruh EPS, DER Dan ROE Terhadap
Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk. Akuntansi, 12(April), 45–50.
Nurrahman, T., Sofianty, D., dan Sukarmanto, E. (2018). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi, 4(2),
882–886.
Oktaria, M., dan Alexandro, R. (2020). Analysis of the Influence
of Capital Structure, Investment Opportunity Set and Profitability to Value
Companies in Manufacturing Companies Before and During Pandemic COVID-19. Advances in Economics, Business and
Management Research, 158(Proceedings of the 5th International Conference on
Tourism, Economics, Accounting, Management and Social Science (TEAMS 2020)),
348–352.
Pasaribu, M. Y., Topowijono., dan Sulasmiyati, S. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB). 35(1), 154–164.
Pascareno, B. E. (2016). Effect Of Financial Performance On
Company’s Value Moderated By Dividend Policy (Case Study :
Insurance Company And Banking Company That Listed In Indonesia Stock Exchange).
Jurnal Ekonomi Bisnis,
21(1), 9–20.
Rahayu, M., dan Sari, B. (2018). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan. IKRAITH-HUMANIORA, 2(2), 69–76.
Ramelli, S., dan Wagner, A. F. (2020). Feverish Stock Price
Reactions to COVID-19. Review of
Corporate Finance Studies, 9(3), 622–655. https://doi.org/10.1093/rcfs/cfaa012
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rodoni, A., dan Herni, A. (2010). Manajemen Keuangan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Rosikah., Prananingrum, D. W., Muthalib, D. A., Aziz, M. I., dan Rohansyah,
M. (2018). Effects of Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share on
Corporate Effects of Return on Asset, Return On Equity,
Earning Per Share on Corporate Value. The
International Journal of Engineering and Science, 7(3), 6–14. https://doi.org/10.9790/1813-0703010614
Safitri, O. N., Handayani, S. R., dan Nuzula, N. F. (2014). The Influence of Capital Structure (A
Study in Retail Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2013 period).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 13(2), 1–19.
Saputra, I., Veny., dan Mayangsari, S. (2018). Pengaruh Rasio Keuangan, Aksi Korporasi Dan Faktor Fundamental Ekonomi Makro Terhadap
Harga Saham. Megister Akuntansi, 5(1),
89–114.
Sari, D. P. K., Sintha,
L., Bertuah, E., dan Munandar,
A. (2022). The Influence of Ownership Structure, Capital Structure, Dividends,
and Auditors on Firm Performance. American International
Journal of Business Management (AIJBM), 5(02), 51–58.
Sari, K., dan Indriani,
P. E. (2022). Analysis Of Earning Pershare (Eps) As
Moderating Variable The Effect Of Return On Assets (Roa) On Stock Prices In Non Lq 45
Cement Sub-Sector Companies Listed On The Stock Exchange For The 2014-2019
Period. Asian Journal of Management
Entrepreneurship and Social Sciene, 02(01),
116–126.
Savitri, E., Gumanti,
A., Syahza, A., dan Abdullah, N. (2021). The market
value of equity of manufacturing companies during the COVID-19 pandemic. Investment Management and Financial
Innovations, 18(4), 1–11. https://doi.org/10.21511/imfi.18(4).2021.01
Shalahuddin, M., Adam, M., dan Widiyanti,
M. (2020). The Influence of Intellectual Capital on Firm Value with Financial
Performance as Intervening Variables in Banking Companies Listed in Indonesia
Stock Exchange. International Journal of
Business Management and Economic Review, 3(01), 126–137.
Solimun, Fernandes, A.A.R., dan Nurjannah,
N. (2017). Multivariate Statistics Method
(Structural Equation Modeling (SEM) WarpPLS Approach).
Malang: UB Press.
Subramanyam, K. R. (2014). Financial statement analysis.
California: McGraw Hill Education.
Sujoko., dan Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor
Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,
9(1).
Sukma, A. (2018). Perspektif the resource based view (RBV) dalam membangun competitive advantage. Ad Deenar: Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Islam, 1(1), 75–89.
Sulindawati, N. L. G., Purnamawati, I. G.
A., dan Yuniarta, G. A. (2017). Manajemen Keuangan Sebagai
Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis.
Depok: Rajawali Pers.
Sun, Y., Yang, Y., Huang, N., dan Zou, X.
(2020). The impacts of climate change risks on financial performance of mining
industry: Evidence from listed companies in China. Resources Policy, 69(101828). https://doi.org/10.1016/j.resourpol.2020.101828
Susanti, N., dan Restiana, N. G.
(2018). What’s the Best Factor to Determining Firm Value ?.
Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 22(2), 301–309.
Sutrisno. (2013). Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Sutrisno. (2016). Capital Structure Determinants and Their Impact
on Firm Value: Evidence from Indonesia. Economic
World, 4(4), 179–186.
Suyanto, S. (2021). The Impact Of
Covid-19 Pandemic On The Effect Of Earnings Per Share On Price To Book Value
With Firm Size As Intervening. Academy of
Strategic Management Journal, 20(5), 1–9.
Syafirah. (2019). Analisis profitabilitas PT. Bank Bri
Syariah Periode 2009-2018 (dilihat
dari pengaruh financing to
deposit ratio dan non performing financing terhadap return on asset). Eksisbank, 3(1), 169–180.
Unger, O., Szczesny, A., dan Holderried, M. (2020). Does performance pay increase
productivity? Evidence from a medical typing unit. Management Accounting Research, 47(100649).
Uno, M. B., Tawas, H., dan Rate, P. V.
(2014). Analisis Kinerja Keuangan,
Ukuran Perusahaan, Arus Kas
Operasional Pengaruhnya Terhadap Earning Per Share. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 2(3),
745–757. https://doi.org/10.35794/emba.v2i3.5656
Uzliawati, L., Yuliana, A., Januarsi,
Y., dan Santoso, M. I. (2018). Optimization of capital structure and firm
value. European Research Studies Journal,
21(2), 705–713. https://doi.org/10.35808/Ersj/1034
Walker, P. G. T., Whittaker, C., Watson, O.
J., Baguelin, M., Winskill, P., Hamlet, A., dkk. (2020). The Impact of COVID-19 and Strategies for
Mitigation and Suppression in Low- and Middle-Income Countries. Science, 369(6502), 413–422. https://doi.org/10.1126/science.abc003
5
Wiagustini, N. L. P. (2013). Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana
University Press.
Wiagustini. (2014). Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan.
Denpasar: Udayana University Press.
World Health Organization. (2020). WHO Director-General’s remarks at the media
briefing on 2019-nCoV on 11 February 2020. tersedia
di:
https://www.who.int/director-general/speeches/detail/who-director-general-s-remarks-at-the-media-briefing-on-2019-ncov-on-11-february-2020
(Diakses 22 April 2022).
World Health Organization. (2021). COVID-19 Weekly Epidemiological Update. tersedia di:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/weekly_epidemiological_update_22.pdf%20Y
(Diakses 23 April 2022).
Zulfikri, A., Lesmana, T., dan Djuanda, G. (2021). Impact of Covid-19 Pandemic on
Financial Performance in Sub-Sector Pharma- ceutical
Companies Listed on the IDX. 1st ICEMAC
2020: International Conference on Economics, Management, and Accounting. NST
Proceedings. Pages, 2021, 138–144. https://doi.org/10.11594/ nstp.2021.1016
Copyright
holder: Arifin Hamsyah
Mukti1, Salamatun Asakdiyah2,
Taufik Hidayat3 (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |