Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 11, November 2022

 

ANALISIS LIKUIDITAS PENDANAAN TERHADAP HARGA SAHAM DAN RISIKO BANK DI NEGARA ASEAN – 3

 

Hilda Nainggolan, Susy Muchtar

Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Trisakti

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas pendanaan terhadap harga saham, risiko aset bank dan pengambilan risiko bank. Selanjutnya, menguji pengaruh Loan Ratio, Capital dan Return on Asset terhadap pengambilan risiko bank. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perbankan yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange, Thailand Stock Exchange dan Malaysia Stock Exchange pada periode 2005 – 2021. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data sekunder yang berasal dari Bankscope dan World Development Indicators. Sampel penelitian yang dipilih menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh 26 bank yang menjadi sampel. Analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis yaitu analisis regresi data panel dengan menggunakan program Eviews 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas pendanaan memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham serta likuiditas pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap risiko aset bank dan pengambilan risiko bank. Namun, pada Loan Ratio dan Return on Asset memberikan pengaruh positif terhadap pengambilan risiko bank dan Capital ditemukan pengaruh negatif terhadap pengambilan risiko.

 

Kata Kunci:   Capital, Likuiditas pendanaan (FL), Loan Ratio (LR), Return on Asset (ROA), Stock Price (SP).

 

Abstract

This research aims to analyze the effect of funding liquidity on stock prices, bank asset risk and bank risk taking. Next, examine the effect of Loan Ratio, Capital and Return on Assets on bank risk taking. The data used in this study are banking data listed on the Indonesia Stock Exchange, Thailand Stock Exchange and Malaysia Stock Exchange in the period 2005 – 2021. This study uses secondary data collection from Bankscope and World Development Indicators. The research sample was selected using purposive sampling method in order to obtain 26 banks as samples. The data analysis used to test the hypothesis is panel data regression analysis using the Eviews 10 program. The results show that funding liquidity has a negative effect on stock prices and funding liquidity has no effect on bank asset risk and bank risk taking. However, the Loan Ratio and Return on Assets have a positive effect on bank risk taking and Capital found a negative effect on risk taking.

 

Keywords: Capital, Funding Liquidity (FL), Loan Ratio (LR), Return on Asset (ROA), Stock Price (SP)

 

Pendahuluan

Perekonomian dunia mengalami perubahan yang disebabkan oleh gejolak krisis keuangan global. Krisis keuangan global berawal pada tahun 2007 di Amerika Serikat yang kemudian dampaknya semakin dirasakan oleh negara-negara lainnya di dunia pada tahun 2008 termasuk Indonesia (Tran, 2020). Dalam rangka memulihkan perekonomian, dilakukan sejumlah kebijakan yang sangat agresif. Pada triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2008, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tercatat diatas 6%, namun pada triwulan IV pertumbuhan ekonomi mendapat tekanan berat (https://www.bi.go.id). Krisis keuangan global berdampak terhadap sektor perbankan hingga membuat krisis likuiditas pada bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Swasta (Abbas & Ali, 2020).

Pada tahun 2007-2008 terjadi krisis keuangan yang salah satu penyebabnya adalah likuiditas pendanaan (Funding Liquidity). Likuiditas bank telah menjadi fokus utama pada reformasi regulasi keuangan sejak bahaya krisis likuiditas dalam Krisis Keuangan Global (Abbas, Ali, Yousaf, & Wong, 2021). Respon terhadap krisis keuangan tahun 2008 memunculkan Basel III pada tahun 2010 yang merupakan reformasi pengaturan tentang rasio kecukupan modal, tingginya variasi Aset Tertimbang Menurut Risiko antar Bank-bank, leverage yang sangat tinggi dan liquidity crunch (https://www.ojk.go.id). Merujuk data Laporan perekonomian Indonesia Tahun 2008 (https://www.bi.go.id) sebagian besar pertumbuhan ekonomi di Asia melambat akibat krisis ekonomi global. Ekonomi negara Asia seperti Malaysia dan Thailand mengalami perlambatan cukup tajam di triwulan IV-2008 (Adusei, 2015).

Ekonomi dunia yang mengalami konsekuensi krisis ekonomi global terdiri dari sektor perdagangan dan sektor finasial. Pada sektor perdagangan performa ekspor tertekan karena anjloknya harga yang berdampak cukup kuat khususnya ke negara-negara pengekspor komoditas Sumber Daya Alam (SDA). Sementara itu, pada sektor finansial, dampak dari krisis ekonomi global yang terindikasi dari menurunnya bursa saham merambat ke kawasan Asia (Masum, 2014). Krisis kepercayaan banyak melanda perbankan yang memicu terjadinya credit crunch. Perbankan mengalami sikap skeptis atau kurangnya kepercayaan dalam menyalurkan kredit dikarenakan tingginya kekhawatiran akan risiko gagal bayar, sehingga bank memperketat persyaratan kredit. Selain itu, perbankan juga mengalami kesulitan dalam menyediakan dana kepada nasabah (Blaško & Sinkey Jr, 2006).

Drehmann dan Nikolaou (2013) menyatakan bahwa setiap bank harus mampu menyel         esaikan kewajibannya. Di negara berkembang, bank lebih memilih untuk memiliki aset likuid yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Rokhim dan Min (2020) menemukan bahwa bank dengan likuiditas yang lebih tinggi dalam hal simpanan cenderung mengambil risiko yang lebih rendah dimana penemuan tersebut berbeda dengan Lucchetta (2007) yang menyatakan bahwa karena peningkatan simpanan likuiditas melalui pinjaman antar bank, bank mengambil lebih banyak risiko (Borio, 2000).

 Munteanu (2012) meneliti bank komersial Rumania dan menyimpulkan bahwa likuiditas tetap menjadi indikator penting yang mempengaruhi bank selama krisis keuangan 2007 – 2008 (Draper & Smith, 1998). Penelitian lain dilakukan oleh Ivashina dan Scharfstein (2010) yang menemukan bahwa ketersediaan pendanaan yang lebih tinggi dalam bentuk deposito dalam masa krisis menyebabkan peningkatan pinjaman. Pinjaman adalah variabel yang berhubungan erat dengan pengambilan risiko (Challa, 2015). Saunders dan Cornett (2016) menemukan bahwa distribusi pinjaman dalam total aset perbankan dianggap sebagai pendorong yang sangat penting bagi risiko likuiditas di perbankan. Hal ini sejalan dengan penelitian Blasko dan Sinkey (2006) menemukan hubungan positif antara rasio pinjaman, di mana rasio yang lebih tinggi meningkatkan NPL dan kebangkrutan (Nikolaou & Drehmann, 2009).

Abbas dan Ali (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa bank-bank yang bermodal baik akan mengambil sikap berbeda dari bank-bank yang kekurangan modal. Studi ini memberikan bukti bahwa bank dengan likuiditas tinggi berperilaku berbeda dengan bank dengan likuiditas rendah (Abbas & Ali, 2020). Adusei (2015) menganalisis bank pedesaan di negara Ghana dan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dampak risiko likuiditas bervariasi dengan ukuran bank namun, hubungan antara risiko likuiditas dan stabilitas bank adalah positif dan signifikan di Ghana. Pada penelitian lainnya yang diungkapkan oleh Jeitschko dan Jeung (2005) berpendapat bahwa terdapat hubungan antara modal dan risiko lebih tinggi dapat bersifat positif atau negatif dalan dalam penelitiannya tersebut menemukan bahwa hubungan tersebut berdasarkan pada kekuatan penjamin simpanan, manajer bank, dan pemegang saham (Dahir, Mahat, & Ali, 2018).

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Rokhim dan Min (2020), Abbas dan Ali (2020), Saunders dan Cornett (2016), Adusei (2015), Munteanu (2012), Ivashina dan Scharfstein (2010), Blasko dan Sinkey (2006) serta penelitian yang dilakukan oleh Jeitschko dan Jeung (2005), maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Likuiditas Pendanaan Terhadap Harga Saham Dan Risiko Bank Di Negara Asean – 3”.

 

Metode Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengujian hipotesis, untuk menguji pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu pengaruh pengaruh likuiditas pendanaan terhadap risiko aset bank, pengaruh likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko pada perbankan, pengaruh likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko pada perbankan, pengaruh Loan Ratio terhadap pengambilan risiko, pengaruh Capital terhadap pengambilan risiko, pengaruh Return on Asset terhadap pengambilan risiko dan pengaruh likuiditas pendanaan terhadap harga saham. Selain itu, terdapat variabel kontrol yaitu size, GDP dan inflation rate untuk mencegah adanya hasil perhitungan bias (Dushku, 2016).

Dalam penelitian ini akan menggunakan data panel yang merupakan penggabungan dari data time series dan cross sectional pada sektor perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, bursa efek Thailand dan bursa efek Malaysia untuk periode 2005 – 2021. Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel dependen atau variabel terikat, 4 (empat) variabel independen atau variabel bebas dan 3 (tiga) variabel kontrol.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sekunder. Data pada penelitian ini berasal dari Bankscope dan World Development Indicators. Data penelitian ini terdiri dari data perbankan yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange, Thailand Stock Exchange dan Malaysia Stock Exchange pada periode 2005 – 2021.

Metode penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan cara purposive sampling, dimana jumlah populasi perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu dijadikan sebagai sampel. Sampel diperoleh berdasarkan kriteria tertentu untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2010). Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1.     Bank komersial yang go-public dan terdaftar di bursa efek Indonesia, bursa efek Thailand dan bursa efek Malaysia untuk periode 2005 – 2021.

2.     Bank dengan laporan keuangan yang lengkap untuk periode 2005 - 2021.

3.     Tersedia data laporan keuangan selama periode 2005 – 2021.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi data panel yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas pendanaan terhadap harga saham, risiko aset bank dan pengambilan risiko bank. Selanjutnya, menguji pengaruh Loan Ratio, Capital dan Return on Asset terhadap pengambilan risiko bank. Model regresi data panel bersumber dari data panel yang terdiri dari observasi pada unit cross-section atau individu yang diukur pada beberapa periode waktu yang berbeda. Model data panel yang terdapat dalam regresi data panel, yaitu fixed effect, common effect dan random effect. Software yang digunakan untuk pengolahan dan pengujian data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan E-views 10.0.


 

Hasil Dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menjelaskan tentang karakteristik data yang digunakan dalam penelitian yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Nilai minimum merupakan nilai terendah untuk setiap variabel, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam penelitian. Nilai mean merupakan nilai rata-rata dari setiap variabel dalam penelitian. Standar deviasi merupakan sebaran data penelitian yang digunakan untuk mencerminkan data itu heterogen atau homogen yang bersifat fluktuatif. Statistik deskriptif menggambarkan data dengan menggunakan pendekatan statistik setiap variabel. Adapun variabel dependen dalam penelitin ini adalah SP, LLP, ZSCORE dan variabel independen dalam penelitian ini adalah FUNDING, LOAN RATIO, CAPITAL, ROA. Dalam penelitian ini juga terdapat variabel kontrol yaitu SIZE, ECONOMIC, INFLATION.

Pada tabel 9 berikut ini merupakan statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan:

Tabel 1 Statistik Deskriptif

Sumber : Output regresi data panel Eviews 10.0

 

Dari hasil statistik deskriptif pada tabel 1, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1.     Stock Price memiliki nilai rata-rata sebesar 934.7265 dengan nilai standar deviasi sebesar 1889.377. CIMB Thai Bank Public Company Limited di Thailand memiliki nilai Stock Price terendah dengan nilai sebesar 0.530000 pada tahun 2019, sedangkan bank yang memiliki nilai Stock Price tertinggi adalah Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Indonesia sebesar 9900.000 pada tahun 2017.

2.     Loan Loss Provision memiliki nilai rata-rata sebesar 1.150892 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.058563. Bank Mayapada Internasional Tbk. di Indonesia memiliki nilai Loan Loss Provision terendah dengan nilai sebesar -2.424792 pada tahun 2020, sedangkan bank yang memiliki nilai Loan Loss Provision tertinggi adalah TMBThanachart Bank Public Company Limited di Thailand sebesar 7.613213 pada tahun 2007.

3.     Z-score memiliki nilai rata-rata sebesar 3.293228 dengan nilai standar deviasi sebesar 2.729355. TMBThanachart Bank Public Company Limited di Thailand memiliki nilai Z-score terendah dengan nilai sebesar -3.616390 pada tahun 2007, sedangkan bank yang memiliki nilai Z-score tertinggi adalah Public Bank Berhad di Malaysia sebesar 14.34709 pada tahun 2011.

4.     Funding Liquidity memiliki nilai rata-rata sebesar 0.707208 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.102411. Thanachart Capital Public Company Limited di Thailand memiliki nilai Funding Liquidity terendah dengan nilai sebesar 0.000000 pada tahun 2021, 2020 dan 2019, sedangkan bank yang memiliki nilai Funding Liquidity tertinggi adalah Bank Mayapada Internasional Tbk. di Indonesia sebesar 0.884300 pada tahun 2014.

5.     Loan Ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 0.632015 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.082795. Bank Central Asia Tbk. di Indonesia memiliki nilai Loan Ratio terendah dengan nilai sebesar 0.343429 pada tahun 2006, sedangkan bank yang memiliki nilai Loan Ratio tertinggi adalah Bank of Ayudhya Public Company Ltd di Thailand sebesar 0.803464 pada tahun 2014.

6.     Capital memiliki nilai rata-rata sebesar 0.112725 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.047263. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Indonesia memiliki nilai Capital terendah dengan nilai sebesar 0.001088 pada tahun 2005, sedangkan bank yang memiliki nilai Capital tertinggi adalah Thanachart Capital Public Company Limited di Thailand sebesar 0.519433 pada tahun 2021.

7.     Return on Asset memiliki nilai rata-rata sebesar 0.012728 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.010030. TMBThanachart Bank Public Company Limited di Thailand memiliki nilai Return on Asset terendah dengan nilai sebesar -0.069984 pada tahun 2007, sedangkan bank yang memiliki nilai Return on Asset tertinggi adalah Thanachart Capital Public Company Limited di Thailand sebesar 0.104147 pada tahun 2019.

Analisis Data

Pemilihan Model Regresi Panel

1.     Hasil Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk memilih antara Common Effect Model atau Fixed Effect Model. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a.     Apabila nilai probabilitas cross section Chi-square < a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 ditolak, artinya model yang digunakan adalah Fixed effect model.

b.     Apabila nilai probabilitas cross section Chi-square > a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 diterima, artinya model yang digunakan adalah Common effect model.

 

Tabel 2 Hasil Chow Test

Model

Dependen

Chi-square

Prob

Keputusan

1

STOCK PRICE

462.927560

0.0000

Ditolak H0, Fixed Effect terpilih

2

LLP

171.907551

0.0000

Ditolak H0, Fixed Effect terpilih

3

ZSCORE

1211.895676

0.0000

Ditolak H0, Fixed Effect terpilih

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

Berdasarkan table hasil uji chow test, hasil keseluruhan model menunjukkan bahwa nilai probabilita cross section Chi-square sebesar 0.0000 < 0.05, maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 ditolak sehingga model yang digunakan adalah Fixed effect. Jika model yang dipilih adalah model dari Fixed effect, maka diperlukan pengujian selanjutnya dengan menggunakan hausman test untuk menguji apakah akan menggunakan model fixed effect atau random effect.

 

2.     Hasil Uji Hausman Test

Uji Hausman digunakan untuk memilih model estimasi terbaik antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a.     Apabila nilai probabilitas cross section Statistic < a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 ditolak, artinya model yang digunakan adalah Fixed effect model.

b.     Apabila nilai probabilitas cross section Statistic > a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 diterima, artinya model yang digunakan adalah Random effect model.

Tabel 3 Hasil Hausman Test

Model

Dependen

Chi-square

Prob

Keputusan

1

STOCK PRICE

89.507863

0.0000

Ditolak H0, Fixed Effect terpilih

2

LLP

7.183250

0.1265

Diterima H0, Random Effect terpilih

3

ZSCORE

7.872294

0.3440

Diterima H0, Random Effect terpilih

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

·      Berdasarkan tabel hasil uji hausman test, hasil model 1 menunjukkan bahwa nilai probabilita cross-section Statistic sebesar 0.0000 < 0.05, maka keputusan yang dapat diperoleh yaitu H0 ditolak sehingga model yang digunakan adalah Fixed effect model.

·      Berdasarkan tabel hasil uji hausman test, hasil model 2 menunjukkan bahwa nilai probabilita cross-section Statistic sebesar 0.1265 > 0.05, maka keputusan yang dapat diperoleh yaitu H0 diterima sehingga model yang digunakan adalah Random effect model. Jika model yang dipilih adalah model dari Random effect, maka diperlukan pengujian selanjutnya dengan menggunakan Lagrange Multiplier Test untuk menguji apakah akan menggunakan model common effect atau random effect.

·      Berdasarkan tabel hasil uji hausman test, hasil model 3 menunjukkan bahwa nilai probabilita cross-section Statistic sebesar 0.3340 > 0.05, maka keputusan yang dapat diperoleh yaitu H0 diterima sehingga model yang digunakan adalah Random effect model. Jika model yang dipilih adalah model dari Random effect, maka diperlukan pengujian selanjutnya dengan menggunakan Lagrange Multiplier Test untuk menguji apakah akan menggunakan model common effect atau random effect.

3.     Hasil Uji Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Uji Lagrange Multiplier digunakan untuk memilih model estimasi terbaik antara Common Effect Model dan Random Effect Model. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a.     Apabila nilai probabilitas cross section Statistic < a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 ditolak, artinya model yang digunakan adalah Random effect model.

b.     Apabila nilai probabilitas cross section Statistic > a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 diterima, artinya model yang digunakan adalah Common effect model.

 

Tabel 4 Hasil Lagrange Multiplier Test

Model

Dependen

Chi-square

Prob

Keputusan

1

LLP

260.3242

0.0000

Ditolak H0, Random Effect terpilih

2

ZSCORE

  2686.491

0.0000

Ditolak H0, Random Effect terpilih

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

Berdasarkan tabel hasil uji Lagrange Multiplier Test, hasil keseluruhan model menunjukkan bahwa nilai probabilita cross-section Statistic sebesar 0.0000 < 0.05, maka keputusan yang dapat diperoleh yaitu H0 ditolak sehingga model yang digunakan pada keseluruhan model adalah Random effect model.

Pengujian Model Regresi

1.     Hasil Uji F

Uji untuk menentukan apakah terdapat hubungan linier antara variabel respon dengan variabel prediktor. Kriteria pengambilan keputuan adalah sebagi berikut:

a.     Apabila nilai probabilitas F-Statistic < a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 ditolak, artinya secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

b.     Apabila nilai probabilitas F-Statistic > a (0.05), maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 diterima, artinya secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

 

Tabel 5 Hasil Uji F

Model

Dependen

F-Statistic

Prob

Keputusan

1

STOCK PRICE

45.11826

0.000000

               Ditolak H0

2

LLP

7.893523

0.000004

               Ditolak H0

3

ZSCORE

107.0306

0.000000

               Ditolak H0

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

·      Berdasarkan hasil uji F, terlihat bahwa probabilita F-statistic pada model 1 menghasilkan nilai sebesar 0.000000 < 0.05. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu funding liquidity, size, economic growth dan inflation rate memberikan pengaruh terhadap stock price sehingga model regresi layak digunakan dalam penelitian ini.

·      Berdasarkan hasil uji F, terlihat bahwa probabilita F-statistic pada model 2 menghasilkan nilai sebesar 0.000004 < 0.05. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu funding liquidity, size, economic growth dan inflation rate memberikan pengaruh terhadap loan loss provision sehingga model regresi layak digunakan dalam penelitian ini.

·      Berdasarkan hasil uji F, terlihat bahwa probabilita F-statistic pada model 3 menghasilkan nilai sebesar 0.000000 < 0.05. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu funding liquidity, loan ratio, capital, return on asset, size, economic growth dan inflation rate memberikan pengaruh terhadap Zscore sehingga model regresi layak digunakan dalam penelitian ini.

2.     Uji Goodness of Fit (Adjusted R2)

Uji goodness of fit dilakukan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang diindikasikan oleh nilai adjusted r-squared.

a.     Apabila nilai R2 mendekati 1, maka hubungan variabel independen dan dependen menunjukkan hubungan yang sangat kuat.

b.     Apabila nilai R2 mendekati 0, maka hubungan variabel independen dan dependen menunjukkan hubungan yang sangat lemah.

 

Tabel 6 Hasil Uji Goodness of Fit

Model

Dependen

R2

Adjusted R2

1

STOCK PRICE

0.760525

0.743669

2

LLP

0.367383

0.358847

3

ZSCORE

0.633202

0.627286

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

·       Berdasarkan hasil uji goodness of fit pada model 1, diperoleh nilai adjusted r-square sebesar 0.743669. Hal ini berarti variabel independen yaitu funding liquidity, size, economic growth dan inflation rate mampu menjelaskan variasi stock price sebesar 74.3669% dan sisanya sebesar 25.6331% menjelaskan bahwa stock price dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model ini. Sehingga terdapat hubungan kuat antara funding liquidity, size, economic growth dan inflation rate terhadap stock price.

·       Berdasarkan hasil uji goodness of fit pada model 2, diperoleh nilai adjusted r-square sebesar 0.358847. Hal ini berarti variabel independen yaitu funding liquidity, size, economic growth dan inflation rate mampu menjelaskan variasi loan loss provision sebesar 35.8847% dan sisanya sebesar 64.1153% menjelaskan bahwa loan loss provision dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model ini. Sehingga terdapat hubungan lemah antara funding liquidity, size, economic growth dan inflation rate terhadap loan loss provision.

·       Berdasarkan hasil uji goodness of fit pada model 3, diperoleh nilai adjusted r-square sebesar 0.627286. Hal ini berarti variabel independen yaitu funding liquidity, loan ratio, capital, return on asset, size, economic growth dan inflation rate mampu menjelaskan variasi Z-score sebesar 62.7286% dan sisanya sebesar 37.2714% menjelaskan bahwa Zscore dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model ini. Sehingga terdapat hubungan kuat antara funding liquidity, loan ratio, capital, return on asset, size, economic growth dan inflation rate terhadap Z-score.

Analisis Regresi Data Panel

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi data panel. Pada penelitian yang menggunakan data panel terdapat tiga model yang bisa digunakan yaitu model common effect, model fixed effect, dan random effect model. Hasil uji model regresi dalam penelitian ini yaitu menggunakan fixed effect model untuk variabel dependen stock price dan random effect model untuk varaibel dependen loan loss provision serta Z-score. Uji regresi bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas pendanaan terhadap harga saham, pengaruh likuiditas pendanaan terhadap risiko aset bank, pengaruh likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko bank, pengaruh Loan Ratio terhadap pengambilan risiko bank, pengaruh Capital terhadap pengambilan risiko bank dan pengaruh Return on Asset terhadap pengambilan risiko bank. Hasil pengolahan statistik regresi ganda menghasilkan persamaan model regresi yaitu:

Persamaan Regresi Model 1:

Persamaan Regresi Model 2:

   

Persamaan Regresi Model 3:

 

Uji T

Uji T atau individual pada penelitian ini diperohel hasil sebagai berikut:

1.     Hasil Uji t regresi model 1

 

Tabel 7 Hasil Uji t Regresi Model 1

Variabel Independen

Variabel Dependen

Stock Price

Koefisien

Probabilitas

Kesimpulan

Konstanta

-8145.551

-

-

FUNDING

-2313.485

0.0007

Negatif Signifikan

SIZE

726.6297

0.0000

Positif Signifikan

ECONOMIC

2585.587

0.1616

Tidak Signifikan

INFLATION

-8033.252

0.0041

Negatif Signifikan

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

Berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan fixed effect model pada Tabel 7 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

·       Funding Liquidity (FUNDING) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0007 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -2313.485. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara Funding Liquidity terhadap Stock Price.

·       Size (SIZE) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 726.6297. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara Size terhadap Stock Price.

·       Economic Growth memiliki nilai probabilitas sebesar 0.1616 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Economic Growth terhadap Stock Price.

Inflation Rate memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0041 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -8033.252. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara Inflation Rate terhadap Stock Price.

2.     Hasil Uji t regresi model 2

 

Tabel 8 Hasil Uji t Regresi Model 2

Variabel Independen

Variabel Dependen

Loan Loss Provision

Koefisien

Probabilitas

Kesimpulan

Konstanta

3.866561

-

-

FL

-0.028975

0.9558

Tidak Signifikan

SIZE

-0.161990

0.0000

Negatif Signifikan

ECONOMIC

-1.692773

0.2723

Tidak Signifikan

INFLATION

-6.184383

0.0021

Negatif Signifikan

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

Berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan random effect model pada Tabel 8 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

·       Funding Liquidity (FUNDING) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.9558 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Funding Liquidity terhadap Loan loss provision.

·       Size (SIZE) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.161990. Hasil  penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara Size terhadap Loan loss provision.

·       Economic Growth memiliki nilai probabilitas sebesar 0.2723 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Economic Growth terhadap Loan loss provision.

·       Inflation Rate memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0021 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -6.184383. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara Inflation Rate terhadap Loan loss provision.

3.     Hasil Uji t regresi model 3

 

Tabel 9 Hasil Uji t Regresi Model 2

Variabel Independen

Variabel Dependen

Z-score

Koefisien

Probabilitas

Kesimpulan

Konstanta

-0.564674

-

-

FUNDING

0.822834

0.1596

Tidak Signifikan

LOANRATIO

2.222570

0.0000

Positif Signifikan

CAPITAL

-4.663388

0.0001

Negatif Signifikan

ROA

107.6160

0.0000

Positif Signifikan

SIZE

0.050853

0.4596

Tidak Signifikan

ECONOMIC

5.668463

0.0000

Positif Signifikan

INFLATION

1.198061

0.5046

Tidak Signifikan

Sumber: Summary Hasil Pengolahan Eviews 10.0

 

Berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan random effect model pada Tabel 9 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

·       Funding Liquidity (FUNDING) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.1596 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Funding Liquidity terhadap Zscore.

·       Loan Ratio (LOANRATIO) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 2.222570. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara Loan Ratio terhadap Zscore.

·       Capital (CAPITAL) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0001 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -4.663388. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara Capital terhadap Zscore.

·       Return on Asset (ROA) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 107.6160. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara Return on Asset terhadap terhadap Zscore.

·       Size (SIZE) memiliki nilai probabilitas sebesar 0.4596 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Size terhadap Zscore.

·       Economic Growth memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 5.668463. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara Economic Growth terhadap Zscore.

·       Inflation Rate memiliki nilai probabilitas sebesar 0.5046 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Inflation Rate terhadap Zscore.

 

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, maka dapat dijelaskan pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:

H1

:

Terdapat pengaruh likuiditas pendanaan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil uji regresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara likuiditas pendanaan terhadap harga saham pada perbankan yang ada di Indonesia, Thailand dan Malaysia. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar likuiditas pendaanaan suatu bank maka harga saham suatu bank cenderung semakin rendah dan jika likuiditas pendanaan suatu bank semakin kecil maka harga saham suatu bank akan semakin tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Rokhim dan Min (2020) menemukan pengaruh yang signifikan antara likuiditas pendanaan dan harga saham yang dihitung menggunakan Stock Price Volatility (SRV) atau menggunakan standar deviasi harga saham harian bank (Sharma, 2011).

H2

:

Terdapat pengaruh likuiditas pendanaan terhadap risiko aset bank.

Berdasarkan hasil uji regresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara Likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko bank pada perbankan yang ada di Indonesia, Thailand dan Malaysia (Sharif, Purohit, & Pillai, 2015). Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari likuiditas pendanaan tidak berpengaruh terhadap risiko aset suatu bank. Penelitian ini berbeda dengan yang ditemukan oleh Rokhim dan Min (2020) bahwa likuiditas pendanaan berpengaruh negatif terhadap risiko aset bank. Di negara berkembang, bank lebih memilih untuk memiliki aset likuid yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju, dimana bank dengan likuiditas yang lebih tinggi dalam hal simpanan cenderung mengambil risiko yang lebih rendah (Anthony & Millon, 2018). Abbas et all. (2021) menemukan bahwa hubungan antara likuiditas pendanaan dan pengambilan risiko bank bervariasi sesuai dengan kapitalisasi perbankan. Temuan menunjukkan bahwa bank-bank yang dikapitalisasi dengan baik menahan likuiditas yang lebih rendah dan meminjamkan lebih banyak untuk mengamankan keuntungan yang lebih tinggi (Rokhim & Min, 2020). Namun, hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara likuiditas pendanaan terhadap risiko aset bank dikarenakan risiko aset bank hanya menggunakan risiko kerugian aktiva produktif melalui Loan Loss Provision. Menurut penelitian lainnya resiko aset bank juga dapat mempertimbangkan penggunaan aset tertimbang menurut resiko, pertimbangan tersebut dirasa perlu untuk melihat risiko aset bank secara keseluruhan berdasarkan profil risiko masing-masing aset (Munteanu, 2012).

H3

:

Terdapat pengaruh Likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko bank.

Berdasarkan hasil uji regresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko bank pada perbankan yang ada di Indonesia, Thailand dan Malaysia. Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari likuiditas pendanaan tidak berpengaruh terhadap pengambilan risiko suatu bank. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ElBannan (2015), menyampaikan bahwa bank dengan likuiditas pendanaan berpengaruh positif terhadap pengambilan risiko yang lebih tinggi. Pengaruh tersebut memiliki makna bahwa semakin tinggi likuiditas pendanaan maka bank semakin agresif dalam mengambil risiko. Namun, hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Duncan (1996), bahwa tidak menemukan terdapat hubungan antara likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko di suatu bank. Hal ini dikarenakan kewajiban bank dalam menyelesaikan kewajibannya dapat teratasi dengan mengandalkan sumber pendanaan yang stabil seperti deposito, sehingga dalam pengambilan risiko kredit tidak perlu mempertimbangkan pertumbuhan pinjaman ataupun kredit (Lucchetta, 2007).

H4

:

Terdapat pengaruh Loan Ratio terhadap pengambilan risiko bank.

Berdasarkan hasil uji regresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara Loan Ratio terhadap pengambilan risiko bank pada perbankan yang ada di Indonesia, Thailand dan Malaysia. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi Loan Ratio suatu bank maka akan meningkatkan toleransi terhadap pengambilan risiko. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hunjra, Ijaz, Chani, Irfan, & Mustafa, 2014) yang juga menemukan bahwa Loan Ratio berhubungan positif dengan Z-score secara signifikan, bahwa semakin tinggi proporsi pinjaman akan meningkatkan risiko. Risiko kredit akan timbul ketika debitur tidak mampu memenuhi pembayaran kembali pinjamannya sehingga menyebabkan bank tidak dapat menyalurkan dana nasabah kembali pada simpanan (Lee & Hsieh, 2013).

H5

:

Terdapat pengaruh Capital terhadap pengambilan risiko bank.

Berdasarkan hasil uji regresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara Capital terhadap pengambilan risiko bank pada perbankan yang ada di Indonesia, Thailand dan Malaysia (Tanasković & Jandrić, 2015). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa semakin besar capital atau modal suatu bank maka akan meningkatkan kehati-hatian terhadap pengambilan risiko. Begitupun sebaliknya, semakin kecil capital atau modal suatu bank, maka bank tersebut akan semakin agresif dalam pengambilan risiko. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ivashina & Scharfstein, (2010) berpendapat bahwa hubungan antara modal terhadap pengambilan risiko dapat bersifat positif atau negatif dan menemukan bahwa hubungan tersebut didasarkan pada kekuatan penjamin simpanan, manajer bank, dan pemegang saham (Lassoued, Sassi, & Attia, 2016).

H6

:

Terdapat pengaruh Return on Asset terhadap pengambilan risiko bank.

Berdasarkan hasil uji regresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara Return on Asstes terhadap pengambilan risiko bank pada perbankan yang ada di Indonesia, Thailand dan Malaysia (Tandon & Malhotra, 2013). Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar Return on Asstes suatu bank maka bank tersebut akan semakin agresif dalam mengambil risiko. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jain & Bajaj (2017) yang menyampaikan bahwa pengaruh likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko dengan memasukkan variabel kontrol seperti ROA ditemukannya pengaruh yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian aset dapat menjadi pengaruh terhadap pengambilan risiko bank (Laeven & Levine, 2009).

 


Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas pendanaan terhadap harga saham, pengaruh likuiditas pendanaan terhadap risiko aset bank, pengaruh likuiditas pendanaan terhadap pengambilan risiko bank, pengaruh Loan Ratio terhadap pengambilan risiko bank, pengaruh Capital terhadap pengambilan risiko bank dan pengaruh Return on Asset terhadap pengambilan risiko bank. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1.     Likuiditas pendanaan memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham.

2.     Likuiditas pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap risiko aset bank.

3.     Likuiditas pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan risiko bank.

4.     Loan Ratio memiliki pengaruh positif terhadap pengambilan risiko bank.

5.     Capital memiliki pengaruh negatif terhadap pengambilan risiko bank.

6.     Return on Asset memiliki pengaruh positif terhadap pengambilan risiko bank.


 

BIBLIOGRAFI

 

Abbas, Faisal, & Ali, Shoaib. (2020). Dynamics of bank capital ratios and risk-taking: Evidence from US commercial banks. Cogent Economics & Finance, 8(1), 1838693. Google Scholar.

 

Abbas, Faisal, Ali, Shoaib, Yousaf, Imran, & Wong, Wing Keung. (2021). Dynamics of funding liquidity and risk-taking: evidence from commercial banks. Journal of Risk and Financial Management, 14(6), 281. Google Scholar.

 

Adusei, Michael. (2015). The impact of bank size and funding risk on bank stability. Cogent Economics & Finance, 3(1), 1111489. Google Scholar.

 

Anthony, Saunders, & Millon, Cornett Marcia. (2018). Financial institutions management: a risk management approach. McGraw-Hill Education. Google Scholar.

 

Blaško, Matej, & Sinkey Jr, Joseph F. (2006). Bank asset structure, real-estate lending, and risk-taking. The Quarterly Review of Economics and Finance, 46(1), 53–81. Google Scholar.

 

Borio, Claudio. (2000). III. Special feature: Market liquidity and stress: selected issues and policy implications. BIS Quarterly Review. Google Scholar.

 

Challa, Kiran. (2015). Equity share price determinants an empirical analysis. Google Scholar.

 

Dahir, Ahmed Mohamed, Mahat, Fauziah Binti, & Ali, Noor Azman Bin. (2018). Funding liquidity risk and bank risk-taking in BRICS countries: An application of system GMM approach. International Journal of Emerging Markets. Google Scholar.

 

Draper, Norman R., & Smith, Harry. (1998). Applied regression analysis (Vol. 326). John Wiley & Sons. Google Scholar.

 

Duncan, Keith. (1996). Lawrence J Gitman Roger Juchau Ken Pearson & Michael Clemens (1995) Principles of Managerial Finance in Australia Australia: Harpers Educational. Journal of Management & Organization, 2(2), 61–62. Google Scholar.

 

Dushku, Elona. (2016). Some empirical evidence of loan loss provisions for Albanian banks. Journal of Central Banking Theory and Practice, 5(2), 157–173. Google Scholar.

 

ElBannan, Mona A. (2015). Do consolidation and foreign ownership affect bank risk taking in an emerging economy? An empirical investigation. Managerial Finance. Google Scholar.

 

Hunjra, Ahmed Imran, Ijaz, Muhammad, Chani, Dr, Irfan, Muhammad, & Mustafa, Umer. (2014). Impact of dividend policy, earning per share, return on equity, profit after tax on stock prices. Hunjra, AI, Ijaz, M. S, Chani, MI, Hassan, S. and Mustafa, U.(2014). Impact of Dividend Policy, Earning per Share, Return on Equity, Profit after Tax on Stock Prices. International Journal of Economics and Empirical Research, 2(3), 109–115. Google Scholar.

 

Ivashina, Victoria, & Scharfstein, David. (2010). Bank lending during the financial crisis of 2008. Journal of Financial Economics, 97(3), 319–338. Google Scholar.

 

Jain, Neha, & Bajaj, Kanchan. (2017). Impact of Earnings per Share on Market Price of Share with Special Reference to Selected Companies Listed on NSE. International Journal of Engineering and Management Research (IJEMR), 7(3), 1–9. Google Scholar.

 

Laeven, Luc, & Levine, Ross. (2009). Bank governance, regulation and risk taking. Journal of Financial Economics, 93(2), 259–275. Google Scholar.

 

Lassoued, Naima, Sassi, Houda, & Attia, Mouna Ben Rejeb. (2016). The impact of state and foreign ownership on banking risk: Evidence from the MENA countries. Research in International Business and Finance, 36, 167–178. Google Scholar.

 

Lee, Chien Chiang, & Hsieh, Meng Fen. (2013). The impact of bank capital on profitability and risk in Asian banking. Journal of International Money and Finance, 32, 251–281. Google Scholar.

 

Lucchetta, Marcella. (2007). What do data say about monetary policy, bank liquidity and bank risk taking? Economic Notes, 36(2), 189–203. Google Scholar.

 

Masum, Abdullah. (2014). Dividend policy and its impact on stock price–A study on commercial banks listed in Dhaka stock exchange. Global Disclosure of Economics and Business, 3(1). Google Scholar.

 

Munteanu, Ionica. (2012). Bank liquidity and its determinants in Romania. Procedia Economics and Finance, 3, 993–998. Google Scholar.

 

Nikolaou, Kleopatra, & Drehmann, Mathias. (2009). Funding liquidity risk: Definition and measurement. Google Scholar.

 

Rokhim, Rofikoh, & Min, In. (2020). Funding liquidity and risk taking behavior in Southeast Asian banks. Emerging Markets Finance and Trade, 56(2), 305–313. Google Scholar.

 

Sharif, Taimur, Purohit, Harsh, & Pillai, Rekha. (2015). Analysis of factors affecting share prices: The case of Bahrain stock exchange. International Journal of Economics and Finance, 7(3), 207–216. Google Scholar.

 

Sharma, Sanjeet. (2011). Determinants of equity share prices in India. Researchers World, 2(4), 51. Google Scholar.

 

Tanasković, Svetozar, & Jandrić, Maja. (2015). Macroeconomic and institutional determinants of non-performing loans. Journal of Central Banking Theory and Practice, 4(1), 47–62. Google Scholar.

 

Tandon, Kamini, & Malhotra, Nidhi. (2013). Determinants of stock prices: Empirical evidence from NSE 100 companies. International Journal of Research in Management & Technology, 3(3), 2249–9563. Google Scholar.

 

Tran, Dung Viet. (2020). Funding liquidity and bank lending. Cogent Economics & Finance, 8(1), 1734324. Google Scholar.

 

Copyright holder:

Hilda Nainggolan (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: