Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
11, November 2022
KUALITAS VISUAL FASAD BANGUNAN SHOPHOUSE
DENGAN ANALISIS MEAN DI KAWASAN PECINAN MALANG, INDONESIA
Universitas
Brawijaya, Malang, Indonesia
Email: [email protected]*
Abstrak
Kualitas visual merupakan hal penting
sebagai perwujudan karakteristik suatu kota. Kualitas visual dalam sebuah karya
arsitektur merupakan sebuah karya yang didalamnya terdapat nilai yang kompleks. Dalam penelitian ini akan mengkaji
kualitas visual fasad bangunan shophouse yang ada di
Kawasan Pecinan Kota Malang dengan
lokus studi Jalan Pasar Besar yang memiliki nilai sejarah yang sangat kuat. Jalan Pasar Besar merupakan pusat perdagangan pada masa Kolonial
Belanda. Kualitas visual fasad
bangunan shophose dilakukan dengan metode kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner lalu data diolah dengan software SPSS dan dianalisis
dengan teknik mean. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa persepsi masyaralat terhadap ualitas visual fasad bangunan shophouse adalah baik dan cukup baik. Asapek pembentuk
kualitas visual masing-masing memiliki
peranan dalam membentuk kualitas visual fasad bangunan shophouse. Kesederhanaan dan keterpaduan
yang terbentuk oleh elemen fasad bangunan terhadap fasad bangunan shophouse menjadi faktor utaman masyarakat
memberikan persepsi yang baik terhadap kualitas
visual fasad bangunan
shophouse. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk melestarikan kawasan bersejarah yaitu Pecinan Kota Malang dengan menjaga kuaitas visual fasad bangunan shophouse di Jalan Pasar Besar.
Kata Kunci: Urgensi, PTSL, Pelaksanaan, Reforma Agraria
Abstract
The purpose of this study is to
identify and find the implementation of complete systematic land registration
in realizing agrarian reform and to identify and describe the urgency of
complete systematic land registration in realizing agrarian reform. This type
of research is empirical legal research conducted by researching and examining
the facts in the field. The research method uses primary data sources and
secondary data and then the data collected is analyzed descriptively qualitatively.
The results showed that; (1) Implementation of complete systematic land
registration has been carried out in Melle and Watu villages starting from preparation to counseling and
implementation is well implemented but at the issuance stage there are obstacles
that result in the certificate issuance target being not met (2) Urgency of
complete systematic land registration to provide certainty law on land objects,
subjects, and ownership status of land owners as well
as managing assets. Then, through structuring access with indicators of
certificates that can be used as collateral to obtain capital to improve the
welfare of the community as participants who participate in complete systematic
land registration activities. The implementation of agrarian reform with a
well-systematic performance will produce benefits that are evenly distributed
throughout all aspects of the community's life, not only in assets but also in
improved access for equitable social welfare.
Keywords:
Urgency, PTSL, Implementation, Agrarian Reform
Pendahuluan
Kualitas visual dalam karya arsitektur
mencakup nilai-nilai estetika yang melingkupi permasalahan lebih kompleks, seperti halnya faktor ekonomi,
sosial, budaya, teknologi, ergonomi, antropometri yang termasuk didalamnya dipengaruhi oleh faktor psikologi, keselarasan serta pelestarian lingkungan (Utomo, 2010). Rasa
estetika yang ada dalam sebuah karya
arsitektur didasarkan pada elemen dan prinsip-prinsip perancangan yang dapat dijelaskan secara rasional. Manusia adalah makhluk yang mampu beradaptasi untuk merasakan rangsangan visual daripada menangkap rangsangan yang lain.
Bangunan-bangunan di
Kawasan Pecinan Kota Malang memiliki
berbagai fungsi perdagangan jual-beli baik barang maupun
jasa. Shophouse merupakan bangunan mayoritas yang berada di Kawasn Pecinan. Shophouse adalah bangunan bertingkat yang mana lantai satu dijadikan
tempat perdagangan baik barang maupun
jasa. Kualitas visual fasad bangunan shophouse dilihat dan dinilai dengan analisis mean berdasarkan persepsi masyarakat. Dengan analisis mean akan diketahui nilai tertinggi dari aspek pembentuk kualitas visual serta nilai terendah dari aspek pembentuk
kualitas visual.
Kawasan Pecinan di Kota Malang merupakan kawsan yang sangat memiliki sejarah yang kuat, karena kawasan
ini pernah menjadi pusat perdagangan
pada masa Kolonial Belanda. Kawasan ini menjadi penggerak
ekonomi di Kota Malang dengan
adanya transaksi jual-beli yang dilakukan. Di
Kawasan Pecinan banyak dihuni oleh Etnis Tionnghoa yang merantau dating ke bumi Indonesia. Di Kawasan Pecinan Kota Malang terdapat satu koridor jalan
yang menjadi poros utama transaksi perdagangan, maka dari itu penelitian
ini menjadikan koridor Jalan Pasar Besar sebagai lokus penelitian.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
mengkaji kualitas visual fasad shophouse di kawasan Pecinan Malang adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Variabel ditentukan berdasarkan penelitian terdahulu, keterpaduan, (Saputra, 2016); (Kurniawan et al., 2017); (Uzunoglu, 2012); (Gourav and Vinchu, 2017); (Wijaya et al., 2019); (Santosa et al, 2015); (Santosa et al., 2016), proporsi (Nurgandarum and Anjani, 2020); (Saputra, 2016); (Askari and Dola, 2009); (Uzunoglu, 2012); (Gourav and Vinchu, 2017); (Wijaya et al., 2019); (Santosa et al., 2015); (Santosa et al.. 2016), skala (Nurgandarum and Anjani, 2020); (Saputra, 2016); (Uzunoglu, 2012); (Wijaya et al., 2019), irama (Nurgandarum and Anjani, 2020); (Perovic and Folic, 2012); (Saputra, 2016); (Kurniawan et al., 2017); (Uzunoglu, 2012); (Gourav and Vinchu, 2017); (Wijaya et al., 2019); (Santosa et al., 2015); (Santosa et al., 2016), keseimbangan (Saputra, 2016); (Kurniawan et al., 2017); (Uzunoglu, 2012); (Prihadi et al., 2017); (Gourav and Vinchu, 2017); (Wijaya et al., 2019); (Santosa et al., 2015); (Santosa et al., 2016); (Winansih, 2010) homogenitas (Perovic and Folic, 2012) (Santosa et al., 2015); (Santosa et al., 2016), keseimbangan (Fang et al., 2015); (Santosa et al., 2015); (Santosa et al., 2016).
Variabel penelitian: keterpaduan, proporsi, skala, ritme, keseimbangan, homogenitas
dan kesederhanaan Sumber data: kuesioner Analisis data: data yang dihasilkan dari kuesioner diolah dengan software SPSS menggunakan
analisis mean Hasil analisis:
mengetahui kualitas visual fasad bangunan shophouse di
Kawasan Pecinan Malang, Indonesia
Figure 1. diagram metode
penelitian
Teknik pengukuran
menggunakan semantic differential scale, merujuk pada penelitian terdahulu. Semantic differential scale dalam penelitian ini menggunakan 7 skala kontinuum, yang mana skala kontinuum dengan angka 1 memiliki nilai 1, skala kontinuum dengan angka 4 adalah titik netral
dan angka 7 memiliki nilai 7.
Tabel 1. variabel dan skala semantik
No |
Variabel |
Skala Semantik |
1 |
Keterpaduan |
Kacau-tertib |
2 |
Proporsi |
Tidak
proporsional-proporsional |
3 |
Skala |
Tidak
skalatis-skalatis |
4 |
Irama |
Monoton-dinamis |
5 |
Keseimbangan |
Tidak
seimbang –seimbang |
6 |
Homogenitas |
Heterogen-homogen |
7 |
Kesederhanaan |
Rumit-sederhana |
Populasi responden merupakan seluruh masyarat dengan berbagai macam kalangan yang selanjutnya akan di saring berdasarkan usia produktif, sekitar usia 17 sampai dengan usia
65, yang dinyatakan sehat jasmani dan rohani dengan jumlah 200 orang akan dijadikan sampel responden. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian
ini berdasarkan pada penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa, jika pada sebuah populasi yang tidak diketahui pasti jumlahnya maka sampel responden ditentukan sebanyak 100-200 sampel responden (Hair et al.,
2010). Pemilihan sampel
responden menggunakan convenience
sampling yaitu dengan
teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mempertimbangkan
dengan khusus sebelum menentukan sampel berdasarkan karakteristik penelitian yang telah ditentukan (Etikan, 2017).
Convenience
sampling: Masyarakat
umum 200 orang -
Usia produktif,
17-65 tahun -
Sehat jasmani dan rohasni Teknik pemilihan sampel responden
Gambar 2. diagram teknik pemilihan sampel responden
Populasi bangunan adalah bangunan shophouse yang berada di Jalan Pasar Besar, karena Jalan Pasar Besar merupakan jalan yang memiliki nilai sejarah yang kuat, sehingga bangunan yang berada di Jalan Pasar Besar juga memiliki nilai sejarah.
|
Figure 3. Populasi
shophouse di Jalan Pasar Besar
Populasi
shophouse diitentifikasi dan dipastikan
bahwa tidak ada signage dan tidak ada penambahan dekoratif yang menghalangi fasad bangunan. Shophouse masih merupakan bangunan asli, tidak berubah dari
gaya arsitektur maupun dari segi
penggunaan material sejak berdirimya shophouse tersebut.
shophouse masih aktif berfungsi sebagaimana mestinya. Shophouse merupakan jenis bangunan yang memiliki ciri bangunan
bertingkat satu maupun dua dengan
fungsi lantai satu sebagai perdagangan
barang maupun jasa, lantai atas
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal.
Tabel 2. Sampel
bangunan penelitian
No |
Nama sampel bangunan |
Fasad sampel bangunan shophouse |
1. |
Toko Sari
Makmur |
|
2. |
Toko Sumber Jaya |
|
3. |
Toko Sakinah
|
|
Sampel
bangunan shophouse dalam penelitian ini yaitu Sari Makmur, Sumber Jaya
dan Sakinah. Sari Makmur dan Sumber Jaya merupakan shophouse yang mana lantai
satu digunakan sebagai tempat perdagangan sembako dan lantai atas digunakan
sebagai tempat tinggal. Sakinah merupakan
shophouse yang mana lantai satu
digunakan sebagai tempat perdagangan pakaian dan lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal.
Hasil Analisis dan Pembahasan
Data yang telah
didapat dari responden dianalisis dengan software SPP dengan menggunakan teknik analisis mean untuk mengetahui kualitas visual fasad bangunan shophouse di
Kawasan Pecinan Malang, khusunya
di Jalan Pasar Besar Malang, Indonesia.
Tabel 3. Hasil analisis
mean Toko Sari Makmur
Fasad
sampel bangunan shophouse |
Hasil analisis
mean |
|||||
Toko Sari Makmur |
Persepsi tertinggi |
Persepsi terendah |
Persepsi mean |
|||
Variabel |
Nilai |
Variabel |
Nilai |
Nilai
|
Keterangan |
|
Kesederhanaan |
5,58 |
Irama |
4,84 |
4,87 |
Masyarakat
memberikan persepsi yang cukup baik terhadap
kualitas visual Toko Sari
Makmur |
Toko
Sari Makmur kualitas visual fasad
bangunan yang diukur menggunakan semantic
differential scale diperoleh
hasil persepsi tertinggi yaitu kesederhanaan dengan rata-rata sebesar 5,58 dan persepsi terendah yaitu irama dengan rata-rata sebesar 4,84. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata persepsi kualitas
visual fasad bangunan sebesar 4,87 yang menunjukkan bahwa responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap
kualitas visual fasad Toko Sari Makmur.
Tabel 4. Hasil analisis
mean kualitas visual fasad bangunan shophouse Toko Sari
Makmur
No |
Variabel |
N |
Min |
Max |
Mean |
SD |
1 |
Keterpaduan |
200 |
1 |
7 |
4.99 |
1.38 |
2 |
Proporsi |
200 |
1 |
7 |
5.11 |
1.36 |
3 |
Skala |
200 |
3 |
7 |
5.29 |
1.18 |
4 |
Irama |
200 |
1 |
7 |
4.45 |
1.82 |
5 |
Keseimbangan |
200 |
1 |
7 |
5.42 |
1.33 |
6 |
Homogenitas |
200 |
2 |
7 |
5.34 |
1.21 |
7 |
Kesederhanaan |
200 |
2 |
7 |
5.58 |
1.43 |
8 |
Kualitas Visual Fasad |
200 |
2 |
7 |
4.87 |
1.48 |
Gambar 4. Grafik
diagram hasil analisis mean
kualitas visual fasa bangunan shophouse Toko Sari
Makmur
Tabel 5. Hasil analisis
mean Toko Sumber Jaya
Fasad
sampel bangunan shophouse |
Hasil analisis
mean |
|||||
Toko Sumber Jaya |
Persepsi tertinggi |
Persepsi terendah |
Persepsi mean |
|||
Variabel |
Nilai |
Variabel |
Nilai |
Nilai
|
Keterangan |
|
Kesederhanaan |
5,45 |
Irama |
4,47 |
4,83 |
Masyarakat
memberikan persepsi yang cukup baik terhadap
kualitas visual Toko Sumber Jaya |
Toko
Sumber Jaya kualitas visual
fasad bangunan yang diukur menggunakan semantic differential scale diperoleh hasil
persepsi tertinggi yaitu kesederhanaan dengan rata-rata sebesar 5,45 dan persepsi terendah yaitu irama dengan rata-rata sebesar 4,47. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata persepsi kualitas
visual fasad bangunan sebesar 4,83 yang menunjukkan bahwa responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap
kualitas visual fasad Toko Sumber Jaya.
Tabel 6. Hasil analisis
mean kualitas visual fasad bangunan shophouse Toko Sumber Jaya
No |
Variabel |
N |
Min |
Max |
Mean |
SD |
1 |
Keterpaduan |
200 |
1 |
7 |
4.94 |
1.30 |
2 |
Proporsi |
200 |
1 |
7 |
5.07 |
1.45 |
3 |
Skala |
200 |
3 |
7 |
5.38 |
1.14 |
4 |
Irama |
200 |
1 |
7 |
4.47 |
1.66 |
5 |
Keseimbangan |
200 |
1 |
7 |
4.49 |
1.52 |
6 |
Homogenitas |
200 |
2 |
7 |
4.85 |
1.49 |
7 |
Kesederhanaan |
200 |
2 |
7 |
5.45 |
1.23 |
8 |
Kualitas Visual Fasad |
200 |
2 |
7 |
4.83 |
1.38 |
Gambar
5.
Grafik diagram hasil
analisis mean kualitas
visual fasa bangunan
shophouse Toko Sumber Jaya
Tabel 7. Hasil analisis
mean Toko Sakinah
Fasad sampel bangunan shophouse |
Hasil analisis mean |
|||||
Toko Sakinah |
Persepsi tertinggi |
Persepsi terendah |
Persepsi mean
|
|||
Variabel |
Nilai |
Variabel |
Nilai |
Nilai |
Keterangan |
|
Keterpaduan |
5,52 |
keseimbangan |
5,14 |
5,34 |
Masyarakat
memberikan persepsi yang baik terhadap kualitas visual Toko Sakinah |
Pada
bangunan 5 Toko Sakinah kualitas visual fasad bangunan yang diukur menggunakan semantic
differential scale diperoleh
hasil persepsi tertinggi yaitu keterpaduan dengan rata-rata sebesar 5,52 dan persepsi terendah yaitu keseimbangan dengan
rata-rata sebesar 5,14. Secara
keseluruhan diperoleh
rata-rata persepsi kualitas
visual fasad bangunan sebesar 5,34 yang menunjukkan bahwa responden memberikan persepsi yang baik terhadap kualitas
visual fasad Toko Sakinah.
Tabel 8. Hasil analisis
mean kualitas visual fasad bangunan shophouse Toko Sakinah
No |
Variabel |
N |
Min |
Max |
Mean |
SD |
1 |
Keterpaduan |
200 |
1 |
7 |
5.52 |
1.34 |
2 |
Proporsi |
200 |
1 |
7 |
5.38 |
1.27 |
3 |
Skala |
200 |
3 |
7 |
5.40 |
1.20 |
4 |
Irama |
200 |
1 |
7 |
5.29 |
1.30 |
5 |
Keseimbangan |
200 |
1 |
7 |
5.14 |
1.41 |
6 |
Homogenitas |
200 |
2 |
7 |
5.34 |
1.20 |
7 |
Kesederhanaan |
200 |
2 |
7 |
5.37 |
1.38 |
8 |
Kualitas Visual Fasad |
200 |
2 |
7 |
5.34 |
1.37 |
Figure 6. Grafik
diagram hasil analisis mean
kualitas visual fasa bangunan shophouse Toko Sakinah
Rangkuman hasil analisis shophouse Toko Sari
Makmur, Toko Sumber Jaya
dan Toko Sakinah dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 9. hasil
analisis mean berdasarkan persepsi masyarakat
|
Rata-rata |
Interpretasi nilai
rata-rata |
Persepsi Tertinggi |
Persepsi Terendah |
||
Nilai |
Variabel |
Nilai |
Variabel |
|||
Toko Sari Makmur |
4.87 |
Persepsi masyarakat cukup
baik |
5.58 |
Kesederhanaan |
4.45 |
Irama |
Toko Sumber Jaya |
4.83 |
Persepsi masyarakat cukup
baik |
5.45 |
Kesederhanaan |
4.47 |
Irama |
Toko Sakinah |
5.43 |
Persepsi masyarakat baik |
5.52 |
Keterpaduan |
5.14 |
keseimbangan |
Penjabaran
tabel hasil analisis mean berdasarkan persepsi masyarakat menyatakan bahwa masyarakat memberikan persepsi yang baik dan cukup baik dengan
nilai mean tertinggi yaitu 5,43 dan nilai mean terendah yaitu 4,83.
Tabel 10. Variabel
dengan perolehan nilai terendah menurut persepsi masyarakat berdasarkan analisis mean
Persepsi
masyarakat terhadap kualitas visual fasad bangunan shophouse |
Sampel
bangunan
|
Variabel
dengan nilai tertinggi |
Nilai variabel |
Variabel
dengan nilai terendah |
Nilai variabel |
Persepsi masyarakat cukup baik |
Toko Sari Makmur |
Kesederhanaan |
5,58 |
Irama |
4,45 |
Toko Sumber Jaya |
Kesederhanaan |
5,45 |
Irama |
4,47 |
|
Persepsi masyarakat baik |
Toko Sakinah |
Keterpaduan |
5,52 |
Keseimbangan |
5,14 |
Berdasarkan penjabaran
hasil analisis mean, dapat disumpulkan bahwa persepsi masyarakat cukup baik terhadap fasad
bangunan shophuse di Kawasan
Pecinan khususnya di Jalan
Pasar Besar Malang, Indonesia dengan
perolehan nilai tertinggi yaitu adalah kesederhanaan sedangkan perolehan nilai terendah yaitu irama. Persepsi
masyarakat baik adalah keterpaduan, sedangkan perolehan nilai terendah yaitu pada variabel keseimbangan.
Kesan sederhana
pada fasad shophouse ditimbulkan
oleh bentukan dasar bangunan yang merupakan bentukan dasar geometri yakni berbentuk persegi panjang, serta bentuk elemen fasad
bangunan shophouse juga berbentuk
geometri dasar, sehingga kesan sederhana yang digambarkan oleh fasad bangunan shophouse sangat kental dan dinilai cukup baik berdasarkan
persepsi masyarakat. Perulangan bentuk elemen fasad bangunan
shophouse kurang selaras sehingga persepsi masyarakat cukup baik terhadap fasad
bangunan shophouse. Kesinambungan,
kesamaan pengulangan maupun kontras dari bentuk elemen
dan warna fasad bangunan shophouse tergambarkan secara padu di fasad bangunan shophouse sehingga masyarakat memberikan persepsi yang baik. Keseimbangan yang tergambarkan pada fasad bangunan shophouse kurang stabil jika ditarik
garis imajiner baik secara vertical maupun
horizontal. Sehingga masyarakat
memberikan nilai yang rendah terhadap keseimbangan pada fasad shophouse
namun masyarakat memberikan persepsi yang baik.
Kesimpulan
Kualitas visual fasad bangunan
shophuse di Kawasan Pecinan
khususnya di Jalan Pasar Besar
Malang berdasarkan
persepsi masyarakat baik dan cukup baik. Variabel yang memiliki nilai tertinggi berdasarkan persepsi cukup baik masyarakat adalah kesederhanaan, sedangkan variabel yang memiliki nilai terendah yaitu irama. Variabel yang memiliki nilai tertinggi berdasarkan persepsi baik masyarakat
adalah keterpaduan dan variabel yang memiliki nilai terendah yaitu keseimbangan. Berdasarkan penjelasan pada kalimat diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel kesederhanaan dan keterpaduan merupakan aspek pembentuk kualitas visual berdasarkan persepsi masyarakat, hal ini perlu diperhatikan
sebagai salah satu upaya untuk menjaga
atau meningkatkan kualitas visual fasad bangunan di Jalan Pasar Besar
Malang.
BIBLIOGRAFI
Askari, A. H., & Dola, K. B. (2009). Influence of
Building Facade Visual Elements on Its Historical Image: Case of Kuala Lumpur
City, Malaysia. Journal of Design and Built Environment, Volume 5(Issue
1), 49–59.
Etikan, I. (2017). Sampling and Sampling Methods. Biometrics
& Biostatistics International Journal, 5(6), 5–7.
https://doi.org/10.15406/bbij.2017.05.00149
FANG, S., MURAMATSU, K., & MATSUI, T. (2015).
Experimental Study of Aesthetic Evaluation to Multi-color Stimuli Using
Semantic Differential Method. Transactions of Japan Society of Kansei
Engineering, 14(1), 37–47. https://doi.org/10.5057/jjske.14.37
Gourav, A., & Vinchu, N. (2017). Application of
Aesthetics in Architecture and Design. Journal of Engineering Research and
Technology., 10(1), 183–186.
Kurniawan, E. B., Putri, R. Y. A., & Wardhani, D. K.
(2017). Building conservation base on assessment of facade quality on Basuki
Rachmat Street, Malang. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 70(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/70/1/012054
Nurgandarum, D., & Anjani, C. F. (2020). Legibility of
Building Facades and Imageability of Historical City Center, Case Study:
Bukittinggi City Center. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 452(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/452/1/012158
Perovic, S., & Folic, N. K. (2012). Visual Perception of
Public Open Spaces in Niksic. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
68, 921–933. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.12.277
Prihadi, M., Prihadi, M., & Fatemeh, T. (2017). The Study
of the Concept of Aesthetics in Architecture Derived from the Ideas of The
Study of the Concept of Aesthetics in Architecture Derived from the Ideas of
Jörg.
Santosa, H., Martiningrum, I., Giriwati, N. S. S., &
Astrini, W. (2016). Penilaian Estetika Fasade Bangunan Pertokoan melalui
Pendekatan Environmental Aesthetics dan Computational Aesthetics di Kota
Malang. Temu Ilmiah Iplbi, 1, 97–104.
Santosa, H., Triandriani, N. S., Desetri, M., & Nur, eka F. A. (2015). Integrasi Pendekatan
Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam Penilaian Estetika Fasade Bangunan Di Koridor
Jalan Kayutangan, Malang. Ruas, 13(2), 77–88.
https://doi.org/10.21776/ub.ruas.2015.013.02.9
Saputra, M. A. R. (2016). Visual Qualities Of Darmo
Heritage Street Corridor In Surabaya, Indonesia Muhammad Alfian R. Saputra.
4(6), 341–346.
Utomo, T. P. (2010). Estetika Arsitektur Dalam Perspektif
Teknologi Dan Seni. Pendhapa: Jurnal Ilmiah Pengkajian & Penciptaan Seni
Rupa Dan Desain, 1(1), 1–21.
Uzunoglu, S. S. (2012). Aesthetics and Architectural Education.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 51, 90–98.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.08.124
Wijaya, B. T., Ernawati, J., & Santosa, H. (2019).
Persepsi Masyarakat Terhadap Estetika Visual Koridor Bersejarah - Studi Kasus:
Jalan Panglima Sudirman Kota Batu. JAMANG (Jurnal Arsitektur, Manusia Dan
Lingkungan), 1(1), 29–33.
Winansih, E. (2010). Estetika simbolis – sensori pada ruang
publik di alun- alun malang. Local Wisdom, September, 20–28.
Copyright
holder: Eni Zuliana*,
Jenny Ernawati, Herry Santosa (2022)
|
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |