Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 11, November 2022
PENGARUH LITERASI DAN PERILAKU KEUANGAN TERHADAP PERENCANAAN
PENSIUN
Cipto Pramono Siregar,
Susy Muchtar
Program
Studi Manajemen, Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh literasi keuangan, pengetahuan
keuangan, kemampuan komputasi, sikap keuangan dan income terhadap perencanaan pensiun. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang bersumber dari kuesioner yang di sebar
melalui google form di wilayah jabodetabek,
dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 214 responden. Metode analisis data yang digunakan
dalam menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan structural
equation modeling (SEM) dengan software amos 24. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa literasi keuangan, pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan income memiliki pengaruh positif dalam merencanakan
pensiun, sedangkan pengetahuan komputasi tidak memiki pengaruh
terhadap perencanaan pensiun. Penelitian ini diharapkan bisa menyadarkan masyarakat untuk mempersiapkan diri sejak dini dalam
menghadapi masa pensiun.
Kata Kunci: Literasi Keuangan,
Pengetahuan Keuangan, Pengetahuan Komputasi, Sikap Keuangan, Income, Perencanaan Pensiun
Abstract
This study aims to examine the influence of financial
literacy, financial
knowledge, computing ability, financial attitudes and income on retirement planning. Data collection in this
study used a purposive sampling method sourced from a questionnaire distributed
through a google form in the
Jabodetabek area, and the sample used in this study was 214 respondents. The data analysis method used
in testing the hypothesis in this study used structural equation modeling (SEM) with amos 24 software. The results of this study found that financial
literacy, financial
knowledge, financial attitudes and income have a positive influence
in planning
retirement, while computational knowledge has no influence on retirement planning. This research is expected to make people aware to prepare early in facing retirement.
Keywords: Financial Literacy, Financial Knowledge, Computing Knowledge, Financial Attitudes, Income, Retirement Planning
International Certified Wealth Manager Association menjelaskan bahwa Wealth
Management adalah sebuah perencanaan yang bersifat komprehensif dan kohesif
dengan tujuan untuk melindungi dan menjaga aset, mengembangkan akumulasi aset
dan mentransisi aset yang dimiliki ke ahli waris. Pada Wealth Management
memiliki tiga pilar dasar dalam pengelolahan kekayaan, yaitu (1) perlindungan
terhadap kekayaan atau proteksi (2) pengembangan dan akumulasi kekayaan (3)
manajemen distribusi dan transisi kekayaan (Certified Wealth Managers'
Association, 2019). Pentingnya seseorang mengetahui tentang Wealth
Management yaitu untuk dapat mencapai sebuah tujuan keuangan yang sehat serta
suatu kehidupan yang lebih baik di masa depan terutama mengenai pengetahuan
tentang perilaku perencanaan dana pensiun yang sangat penting bagi individu
dimasa tuanya.
Pasal 15 peraturan pemerintah RI no 45 tahun 2015 menyebutkan bahwa (1) Untuk pertama kali Usia Pensiun ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun. (2) Mulai 1 Januari 2019, Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi 57 (lima puluh tujuh) tahun. (3)Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun untuk setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 (enam puluh lima) tahun. (4) Dalam hal Peserta telah memasuki Usia Pensiun tetapi yang bersangkutan tetap dipekerjakan, Peserta dapat memilih untuk menerima Manfaat Pensiun pada saat mencapai Usia Pensiun atau pada saat berhenti bekerja dengan ketentuan paling lama 3 (tiga) tahun setelah Usia Pensiun. (PP No.45/2015).
Banyak
individu yang belum menyadari bahwa kehidupan setelah tidak bekerja lagi itu
masih panjang, apalagi bila masih mempunyai tanggungan keluarga. Banyak orang
yang masa produktifnya bisa mencukupi kebutuhan hidup dengan baik namun setelah
pensiun tergantung pada orang lain karena tidak memiliki penghasilan, tabungan,
investasi maupun jaminan pensiun. Idealnya, pada masa aktif bekerja sekitar
usia 22 hingga 58 tahun, selain mencukupi kebutuhan hidup, seseorang juga perlu
menyiapkan tabungan untuk masa setelah tidak aktif bekerja atau pensiun hingga
meninggal dunia.
Survei
Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK OJK 2019) menilai pemahaman
masyarakat terhadap produk layanan jasa keuangan formal masih relatif rendah.
Indeks literasi keuangan pada tahun 2019 mencapai 38,03 persen dan indek
inklusi keuangan 76,19 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan
hasil survei OJK pada tahun 2019. Saat itu, indeks literasi keuangan mencapai
29,7 persen dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen. Dengan bertambahnya tingkat
literasi keuangan tersebut, masyarakat diharapkan mampu membuat keputusan
keuangan yang lebih baik, sehingga perencanaan keuangan setiap individu lebih
optimal.
Kulondowa
Safari, Charity Njoka dan Mugisho Guershom Munkwa (2021) dalam penelitiannya
menjelaskan, bahwa literasi keuangan memiliki dampak yang signifikan terhadap
perencanaan pensiun pribadi dengan menggunakan dua kontruksi literasi keuangan,
yaitu kemampuan komputasi dan pengetahuan keuangan, yang mana penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi keuangan ditengah masyarakat akan
pentingnya perencanaan pensiun. Margaretha dan Pambudhi (2018) menjelaskan
bahwa literasi keuangan sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan
individu, dimana pengetahuan keuangan yang dimiliki dapat mendorong dalam
pengambilan keputusan keuangan.
Klapper
dkk. (2019) menjelaskan bahwa dengan menggunakan metode probabilitas, hasilnya
mengungkapkan bahwa hanya 36% responden yang memiliki rencana kemampuan
komputasi untuk pensiun mereka. Orang-orang ini dapat memahami bunga bank
majemuk dan inflasi, namun, penelitian ini dipusatkan pada perencanaan pensiun
dan partisipasi dana pensiun di Rusia. Dalam mengatasi kesenjangan ini, studi saat
ini berfokus pada Negara terbelakang dan mencakup tiga konstruksi utama
literasi keuangan: pendidikan keuangan, pengetahuan keuangan, dan kemampuan
komputasi. Anderson dkk. (2019) menyelidiki hubungan antara tabungan
kehati-hatian, kesiapan pensiun dan salah persepsi literasi keuangan. Anggota
LinkedIn disurvei, dan pertanyaan diajukan untuk menilai tingkat kemampuan
komputasi. Model probitabilitas telah diterapkan, dan hasilnya menunjukkan
bahwa kemampuan komputasi sebagai konstruksi literasi keuangan dan perencanaan
pensiun ditemukan berkorelasi positif.
Meiro
dkk. (2016) dalam menganalisis pengaruh literasi keuangan dan perencanaan
pensiun di Negara Israel. Survei online secara acak dilakukan terhadap 501
orang, regresi kuadrat terkecil biasa diterapkan. Hasil menunjukkan bahwa individu dengan
keengganan risiko rendah terhadap produk pensiun lebih mungkin untuk
merencanakan pensiun mereka. Sikap risk
aversion individu terbukti menentukan keputusan keuangan seperti opsi
tabungan pensiun dan opsi investasi pensiun dalam jangka panjang. Peneltian
tersebut tidak menunjukkan perbedaan sikap berisiko tergantung pada usia
individu, dan juga membahas kesenjangan dalam menyelidiki rencana pensiun pada
periode prapensiun.
Mansor
et al. (2015), dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa pendidikan dan pendapatan (income) memiliki dampak
yang signifikan terhadap perencanaan pensiun selain mengenai jenis kelamin
memiliki dampak yang signifikan terhadap perencanaan pensiun. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Moorthy et al. (2012) menunjukkan bahwa tingkat pendapatan
berpengaruh positif terhadap perencanaan masa pensiun karena tingkat pendapatan
secara langsung memengaruhi pengeluaran dan tabungan seseorang. Pendapatan juga
dapat memperkuat pengaruh pengetahuan keuangan terhadap perilaku pengelolaan
keuangan. Seseorang yang memahami dan mengerti pentingnya literasi keuangan
belum tentu dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari apabila tidak
memiliki pendapatan yang memadai. Seseorang dengan pendapatan yang rendah kemungkinan
menggunakan seluruh uang yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Perilaku keuangan yang baik dapat diterapkan apabila seseorang memiliki
pendapatan yang tinggi, yaitu adanya pendapatan yang masih tersisa setelah
digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari (Brilianti & Lutfi, 2020;
Purniawati & Lutfi, 2020).
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di Indonesia dengan judul “Pengaruh Literasi Dan Perilaku Keuangan Terhadap Perencanaan
Pensiun”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari
penelitian yang dilakukan di negara Kongo oleh Kulondowa Safari, Charity Njoka
dan Mugisho Guershom Munkwa (2021) dengan judul “Financial Literacy and
Personal Retirement Planning: a sosioecnomic approach”. Penelitian memiliki
kebaruan yaitu menggunakan income sebagai variabel independen.
Penelitian
yang dilakukan kali ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Kulondwa Safari, Charity Njoka & Mugisho
Guershom Munkwa (2021), dengan judul “Financial Literacy and Personal Retirement Planning : a
Socioeconomic Approach”. Selanjutnya,
dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis Pengaruh Literasi Keuangan,
Pengetahuan Komputasi, Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan Dan Income Terhadap
Perencanaan Pensiun.
Penelitian ini menggunakan survey research
studi kasus di Masyarakat
di setiap individu. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini merupaka metode hipotesis testing. Metode hipotesis testing
menurut Sekaran, (2014) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, yang dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Namun dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Penelitian
ini juga menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu menjelaskan
karakteristik variable yang diteliti dalam suatu situasi seperti menggambarkan
karakteristik seseorang Sekaran, (2014).
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas yaitu Literasi Keuangan, Pengetahuan Keuangan, Kemampuan
Komputasi, Sikap Keuangan dan Income dan terdapat variabel terikat yaitu Perencanaan
Pensiun. Dimana pengukuran variabel tersebut
menggunakan pengukuran dengan skala interval. Item-item pernyataan dari
kuesioner kemudian diukur menggunakan
skala Likert dari 1 sampai 5, yaitu sebagai berikut:
Skala 1 = Sangat Tidak Setuju
Skala 2 = Tidak Setuju
Skala 3 = Cukup setuju
Skala 4 = Setuju
Skala 5 = Sangat setuju
Variabel Terikat
(Dependent Variable)
Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Perencanaan Pensiun.
Penelitian ini memerlukan data yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti untuk selanjutnya data tersebut
dapat diolah dan kemudian dapat diambil kesimpulan. Teknik pengumpulan data
diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1.
Penelitian
Lapangan (Field Research)
Penelitian
lapangan adalah penelitian yang dilakukan secara langsung ke lapangan yang
menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data primer berupa informasi dan keterangan
lain yang diperlukan. Rujukan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian lapangan adalah sebagai berikut :
a.
Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa pernyataan tertulis dan
pertanyaan kepada responden yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang
relevan dengan tujuan mendapatkan objek yang diteliti secara langsung.
Kuesioner ini bersifat ilmiah atau hanya akan digunakan untuk penelitian dan
bersifat rahasia serta disebarkan secara
langsung kepada responden
b.
Studi
Pustaka
Selain melakukan
penelitian lapangan untuk mendapatkan data primer, data lain yang digunakan
dalam penelitian ini juga diperoleh dari buku, jurnal, maupun artikel yang
berkaitan dengan subjek penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya.
Dalam menentukan
sampel dalam penelitian ini, minimal jumlah sampel yang digunakan yaitu minimal 5 dan maksimal
10 kali seluruh
item pernyataan. Jumlah
item pernyataan pada penelitian ini sebanyak 30 item pernyataan, oleh karena itu jumlah
sampel pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut.
Ukuran sampel:
1.
Sampel minimum = 30 x 5 =
150
2.
Sampel maksimum = 28 x 10 = 300
Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut jumlah sampel minimum untuk melakukan penelitian
adalah 150
responden. Responden dalam penelitian yang dilakukan kali ini adalah di tiap individu dengan sampel sebanyak 214 orang.
Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab
pertanyaan-pernyataan adalah hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Maka
dari itu untuk menghindari penyimpangan pada pengukuran dilakukan uji instrumen
untuk dapat menggambarkan tujuan dari peneliti (valid) dan juga dapat konsisten apabila pernyataan tersebut dijawab
dalam waktu yang berbeda (realible).
Uji instrument pada peneliti ini meliputi:
Uji Validitas
merupakan uji yang digunakan untuk mengukur apakah suatu item pernyataan yang
di gunakan dalam penilitian valid atau tidak, dengan demikian item pernyataan
tersebut dapat dikatakan valid jika dapat mengungkapkan sesuatu yang akan di
ukur didalam penelitian yang dilakukan. Dalam
Penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebesar 214 responden. Oleh karena
itu, indikator dapat di nyatakan valid apabila nilai factor loading adalah ≥ 0,45 (Hair et al.,2010)
Tabel
1. Factor Loading Based On Sample
Factor Loading |
Sample Size |
0,30 |
350 |
0,35 |
250 |
0,40 |
200 |
0,45 |
150 |
0,50 |
120 |
0,55 |
100 |
0,60 |
85 |
0,65 |
70 |
0,70 |
60 |
0,75 |
50 |
Sumber: Hair et
al., 2010
Indikator |
Faktor
Loading |
Kesimpulan |
Perencanaan Pensiun |
|
|
Saya memiliki cukup uang
untuk hidup nyaman di masa pensiun saya nanti |
0,833 |
Valid |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengeluaran kebutuhan dasar di masa pensiun saya nanti |
0,877 |
Valid |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengobatan di masa pensiun saya nanti |
0,882 |
Valid |
Saya memiliki kepercayaan
diri bahwa saya siap untuk pensiun nanti |
0,891 |
Valid |
Saya mampu menyelesaikan
hutang selama masa pensiun nanti |
0,799 |
Valid |
Saya mampu membayar
perawatan jangka panjang dan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk hidup
nyaman di masa pensiun nanti |
0,840 |
Valid |
Saya mengetahui bagaimana
menentukan berapa banyak uang yang saya butuhkan untuk hidup nyaman di masa
pensiun nanti |
0,794 |
Valid |
Saya memiliki cukup uang
untuk membiayai aktivitas saya di masa pensiun nanti. Contohnya melakukan
perjalanan liburan |
0,843 |
Valid |
Literasi Keuangan |
|
|
Saya memiliki rencana yang sangat jelas tentang kebutuhan keuangan saya selama masa pensiun. |
0,795 |
Valid |
Saya memiliki pemahaman yang baik tentang cara menginvestasikan uang saya. |
0,864 |
Valid |
Saya merasa lebih mengetahui informasi tentang bagimana cara menyiapkan keuangan di masa depan. |
0,886 |
Valid |
Saya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menggunakan kredit saya |
0,711 |
Valid |
Pengetahuan Keuangan |
|
|
Saya mengerti instrument investasi, seperti: saham, obligasi, reksa dana, dll |
0,837 |
Valid |
Saya memahami berbagai jenis rekening tabungan pada Lembaga keuangan |
0,787 |
Valid |
Berinvestasi pada perusahaan dengan membeli berbagai jenis saham dapat membantu mengurangi resiko |
0,786 |
Valid |
Berinvestasi dalam saham biasa dapat menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang lebih tinggi daripada saham treasury |
0,829 |
Valid |
Saya memahami pilihan investasi untuk masa pensiun saya |
0,704 |
Valid |
Pengetahuan Komputasi |
|
|
Saya dapat menghitung suku bunga tabungan, kredit, dan investasi |
0,792 |
Valid |
Saya dapat menghitung manfaat untuk masa pensiun saya |
0,811 |
Valid |
Saya sudah menghitung berapa banyak uang saya harus simpan untuk masa pensiun saya |
0,892 |
Valid |
Saya tau jumlah uang yang saya butuhkan pada masa pensiun nanti |
0,868 |
Valid |
Saya tau jumlah uang yang saya harus simpan setiap bulan untuk mencegah masalah keuangan selama pensiun saya |
0,848 |
Valid |
Sikap Keuangan |
|
|
Pilihan investasi dan
pilihan tabungan terlalu rumit untuk saya |
0,864 |
Valid |
Saya menghindari investasi
dan tabungan, karena resiko kehilangan |
0,845 |
Valid |
Saya tidak akan menabung
ataupun berinvestasi tanpa konsultan keuangan |
0,807 |
Valid |
Saya lebih memilih investasi
yang membayar bunga stabil daripada investasi yang menjanjikan bunga ganda,
tapi dengan 50% kehilangan investasi di awal. |
0,612 |
Valid |
Pendapatan |
|
|
Saya memiliki pendapatan yang cukup untuk masa depan saya jika saya sudah tidak bekerja |
0,814 |
Valid |
Saya bisa mengelola uang dengan baik jika saya sudah memasuki masa akhir bekerja |
0,676 |
Valid |
Saya merasa pendapatan saya perbulan sudah cukup untuk masa tua saya |
0,782 |
Valid |
Saya perlu mencari pendapatan kembali jika saya sudah memasuki masa akhir kerja saya |
0,729 |
Valid |
Sumber: SPSS, 2022
Pengujian reabilitas dilakukan untuk memastikan
instrument dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini konsisten serta
akurat. Reabilitas itu sendiri berkaitan dengan akurasi, prediktabilitas serta
konsistensi alat ukur pada suatu penelitian. Keputusan uji reliabilitas
berdasarkan pada ketentuan berikut:
·
Jika koefisien Cronbach’s
alpha > 0,6 maka cronbach’s alpha
acceptable.
·
Jika koefisien Cronbach’s
alpha < 0,6 maka cronbach’s alpha
pooracceptab.
Tabel
3. Hasil Uji Reabilitas
Variabel |
Croncbach Alpha |
Keputusan |
Perencanaan Pensiun |
0,794 |
Realible |
Literasi Keuangan |
0,828 |
Realible |
Pengetahuan Keuangan |
0,849 |
Realible |
Pengetahuan Komputasi |
0,896 |
Realible |
Sikap Terhadap Produk Keuangan |
0,793 |
Realible |
Pendapatan |
0,743 |
Realible |
Sumber: SPSS, 2022
Metode analisis data yang akan
digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis Pengaruh Literasi Keuangan,
Pengetahuan Keuangan, Kemampuang Komputasi, Sikap Keuangan Dan Income Terhadap
Perencanaan Pensiun yang
menggunakan statistik
deskriptif bentuk rata-rata.
2. Untuk menganalisis
pengaruh antara
Pengaruh Literasi
Keuangan, Pengetahuan Komputasi, Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan Dan Income
Terhadap Perencanaan Pensiun dengan metode Uji
Goodness of Fit melalui software AMOS 24.
Jenis Pengukuran |
Nilai |
Batas Penerimaan yang di sarankan |
Kesimpulan |
Chi-Square |
4121,348 |
Diharapkan p-value
signifikan |
Goodness of Fit |
P-Value |
0,000 |
≥ 0,05 |
Poor Fit |
RMSEA |
0,076 |
≤ 0,10 |
Good Fit |
GFI |
0,815 |
≥ 0,90 atau mendekati 1 |
Poor Fit |
NFI |
0,788 |
≥ 0,90 atau mendekati 1 |
Poor Fit |
AGFI |
0,799 |
≥ 0,90 atau mendekati 1 |
Poor Fit |
TLI |
0,853 |
≥ 0,90 atau mendekati 1 |
Poor Fit |
CFI |
0,868 |
≥ 0,97 |
Marginal Fit |
RFI |
0,763 |
≥ 0,90 atau mendekati 1 |
Poor Fit |
CMIN/DF |
2,243 |
Batas bawah 1, batas atas 5 |
Goodness of Fit |
Gambar
1. Output
Outliner Diagram Path
Deskripsi data menggambarkan
karakteristik responden berdasarkan kriteria yang ada dalam kuesioner. Berikut adalah
hasil tabulasi karakteristik responden berdasarkan hasil yang diperoleh:
Tabel
5. Karakteristik Demografis
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
|
|
Responden |
|
|
|
|
|
Jenis Kelamin |
Frekuensi |
|
Persentase (%) |
|
|
|
|
Pria |
123 |
|
57,5 |
|
|
|
|
Wanita |
91 |
|
42,5 |
|
|
|
|
Jumlah |
214 |
|
100 |
|
|
|
|
Diolah: SPSS 25
Tabel
6. Karakteristik Demografis
Responden Berdasarkan Usia
Usia |
Responden |
|
Frekuensi |
Persentase ( % ) |
|
18 – 25 tahun |
26 |
12,1 |
26 – 35 tahun |
127 |
59,3 |
36 – 45 tahun |
38 |
17,8 |
46 – 60 tahun |
22 |
10,3 |
> 60 tahun |
1 |
0,5 |
Total |
214 |
100 |
Diolah: SPSS 25
Tabel
7. Karakteristik Demografis
Responden Berdasarkan
Status Perkawinan
Status
Perkawinan |
Responden |
|
Frekuensi |
Persentase ( % ) |
|
Menikah |
135 |
63,1 |
Belum Menikah |
79 |
36,9 |
Total |
214 |
100 |
Sumber: SPSS 25
Tabel 8. Karakteristik Demografis
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir |
Responden |
|
Frekuensi |
Persentase ( % ) |
|
Diploma |
23 |
10,7 |
Sarjana ( S1 ) |
155 |
72,4 |
Magister ( S2 ) |
35 |
16,4 |
Doktor (S3) |
1 |
0,5 |
Total |
214 |
100 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
9. Karakteristik Demografis
Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis
Pekerjaan |
Responden |
|
Frekuensi |
Persentase ( % ) |
|
Pegawai Negeri Sipil |
15 |
7,0 |
Karyawan Swasta |
152 |
71,0 |
Karyawan BUMN |
32 |
15,0 |
Lainnya |
15 |
7,0 |
Total |
214 |
100 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
10. Karakteristik Demografis
Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendidikan Terakhir |
Responden |
|
Frekuensi |
Persentase ( % ) |
|
Rp10.000.000 – Rp15.000.000 |
134 |
62,6 |
Rp15.000.001 – Rp20.000.000 |
33 |
15,4 |
Rp20.000.001 – Rp25.000.000 |
19 |
8,9 |
Rp25.000.000 – Rp30.000.000 |
11 |
5,1 |
> Rp30.000.000 |
17 |
7,9 |
Total |
214 |
100 |
Sumber: SPSS 25
Hasil statistik dari variabel Perencanaan Pensiun, Literasi
Keuangan, Pengetahuan Keuangan, Pengetahuan Komputasi, Produk Keuangan,
dan Pendapatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel
11. Statistik Deskriptif Perencanaan Pensiun
No |
Item Pernyataan |
Mean |
1. |
Saya memiliki cukup uang
untuk hidup nyaman di masa pensiun saya nanti |
3,65 |
2. |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengeluaran kebutuhan dasar di masa pensiun saya nanti |
3,74 |
3. |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengobatan di masa pensiun saya nanti |
3,68 |
4. |
Saya memiliki kepercayaan
diri bahwa saya siap untuk pensiun nanti |
3,75 |
5. |
Saya mampu menyelesaikan hutang selama masa pensiun nanti |
3,87 |
6. |
Saya mampu membayar perawatan jangka panjang dan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk hidup nyaman di masa pensiun nanti |
3,77 |
7. |
Saya mengetahui bagaimana menentukan berapa banyak uang yang saya butuhkan untuk hidup nyaman di masa pensiun nanti |
3,78 |
8. |
Saya memiliki cukup uang untuk membiayai aktivitas saya di masa pensiun nanti. Contohnya melakukan perjalanan liburan |
3,76 |
Mean |
3,75 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
12. Statistik Deskriptif Literasi Keuangan
No |
Item Pernyataan |
Mean |
1. |
Saya memiliki rencana yang sangat jelas tentang kebutuhan keuangan saya selama masa pensiun. |
4,30 |
2. |
Saya memiliki pemahaman yang
baik tentang cara menginvestasikan uang saya. |
4,06 |
3. |
Saya merasa lebih mengetahui
informasi tentang bagimana cara menyiapkan keuangan di masa depan. |
3,99 |
4. |
Saya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menggunakan kredit saya |
4,07 |
Mean |
4,08 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
13. Statistik Deskriptif Pengetahuan Keuangan
No |
Item
Pertanyaan |
Mean |
1. |
Saya mengerti instrument investasi, seperti: saham, obligasi, reksa dana, dll |
3,80 |
2. |
Saya memahami berbagai jenis rekening tabungan pada Lembaga keuangan |
3,93 |
3. |
Berinvestasi pada perusahaan dengan membeli berbagai jenis saham dapat membantu mengurangi resiko |
3,78 |
4. |
Berinvestasi dalam saham biasa dapat menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang lebih tinggi daripada saham treasury |
3,71 |
5. |
Saya memahami pilihan investasi untuk masa pensiun saya |
3,98 |
Mean |
3,84 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
14. Statistik Deskriptif Kemampuan Komputasi
No |
Item Pernyataan |
Mean |
1. |
Saya lebih memilih investasi
yang membayar bunga stabil daripada investasi yang menjanjikan bunga ganda,
tapi dengan 50% kehilangan investasi di awal. |
3,70 |
2. |
Saya memiliki cukup uang
untuk hidup nyaman di masa pensiun saya nanti |
3,85 |
3. |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengeluaran kebutuhan dasar di masa pensiun saya nanti |
3,79 |
4. |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengobatan di masa pensiun saya nanti |
3,67 |
5. |
Saya memiliki kepercayaan diri bahwa saya siap untuk pensiun nanti |
3,90 |
Mean |
3,78 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
15. Statistik Deskriptif Sikap Keuangan
No |
Item Pernyataan |
Mean |
1. |
Pilihan investasi dan
pilihan tabungan terlalu rumit untuk saya |
2,75 |
2. |
Saya menghindari investasi
dan tabungan, karena resiko kehilangan |
2,66 |
3. |
Saya tidak akan menabung
ataupun berinvestasi tanpa konsultan keuangan |
2,66 |
4. |
Saya lebih memilih investasi
yang membayar bunga stabil daripada investasi yang menjanjikan bunga ganda,
tapi dengan 50% kehilangan investasi di awal. |
3,54 |
Mean |
2,90 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
16. Statistik Deskriptif Income
No |
Item Pernyataan |
Mean |
1. |
Saya memiliki pendapatan
yang cukup untuk masa depan saya jika saya sudah tidak bekerja |
4,13 |
2. |
Saya bisa mengelola uang
dengan baik jika saya sudah memasuki masa akhir bekerja |
4,16 |
3. |
Saya merasa pendapatan saya
perbulan sudah cukup untuk masa tua saya |
4,17 |
4. |
Saya perlu mencari
pendapatan kembali jika saya sudah memasuki masa akhir kerja saya |
4,16 |
Mean |
4,16 |
Sumber: SPSS 25
Tabel
17. Statistik Deskriptif Perencanaan Pensiun
No |
Item Pernyataan |
Mean |
1. |
Saya memiliki cukup uang
untuk hidup nyaman di masa pensiun saya nanti |
3,65 |
2. |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengeluaran kebutuhan dasar di masa pensiun saya nanti |
3,74 |
3. |
Saya memiliki cukup uang
untuk membayar pengobatan di masa pensiun saya nanti |
3,68 |
4. |
Saya memiliki kepercayaan
diri bahwa saya siap untuk pensiun nanti |
3,75 |
5. |
Saya mampu menyelesaikan hutang selama masa pensiun nanti |
3,87 |
6. |
Saya mampu membayar perawatan jangka panjang dan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk hidup nyaman di masa pensiun nanti |
3,77 |
7. |
Saya mengetahui bagaimana menentukan berapa banyak uang yang saya butuhkan untuk hidup nyaman di masa pensiun nanti |
3,78 |
8. |
Saya memiliki cukup uang untuk membiayai aktivitas saya di masa pensiun nanti. Contohnya melakukan perjalanan liburan |
3,76 |
Mean |
3,75 |
Sumber: SPSS 25
Uji Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode simple
linear regression analysis, dan berikut hasilnya:
1. Pengaruh
Finance Literacy terhadap perencanaan pensiun
Model |
Estimasi
(β) |
p-value |
Keputusan |
Literasi Keuangan Perencanaan Pensiun |
0,842 |
0,000 |
Ha1 Diterima |
Sumber: AMOS 24
2. Pengaruh
Pengetahuan Keuangan terhadap Perencanaan Pensiun
Model |
Estimasi (β) |
p-value |
Keputusan |
Pengetahuan
Keuangan Perencanaan Pensiun |
0,027 |
0,000 |
Ha1 Diterima |
Sumber: AMOS 24
3. Pengaruh
Kemampuan Komputasi terhadap
Perencanaan Pensiun
Tabel
20. Hasil Uji Hipotesis
Model |
Estimasi
(β) |
p-value |
Keputusan |
Kemampuan Komputasi Perencanaan Pensiun |
0,049 |
0,478 |
Ha1 Ditolak |
Sumber: AMOS
24
4. Sikap Keuangan terhadap Perencanaan Pensiun
Tabel
21. Hasil Uji Hipotesis
Model |
Estimasi
(β) |
p-value |
Keputusan |
Sikap KeuanganPerencanaan Pensiun |
0,322 |
0,000 |
Ha1 Diterima |
Sumber: AMOS
24
5. Pengaruh
Income terhadap Perencanaan Pensiun
Tabel
22. Hasil Uji Hipotesis
Model |
Estimasi (β) |
p-value |
Keputusan |
Income Perencanaan
Pensiun |
0,742 |
0,000 |
Ha1 Diterima |
Sumber: AMOS 24
H1: Literasi
Keuangan berpengaruh positif terhadap
Perencanaan Pensiun
Berdasarkan hasil pengujian regresi
secara parsial, diketahui nilai signifikansi dari variabel Literasi Keuangan sebesar
0,000 < 0,05 sedangkan nilai koefisien B menunjukkan hasil yang positif
sebesar 0,842 yang artinya variabel Literasi Keuangan berpengaruh positif
terhadap Perencanaan Pensiun sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima,
hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kulondowa Safari et al,.(2021) yang mana literasi
keuangan memiliki pengaruh positif dalam merencanakan pensiun. Penelitian ini
juga sejalan dengan hasil penelitian Lusardi dan Mitchell (2019) yang menemukan
hasil bahwa literasi keuangan terdapat hubungan positif antara pengetahuan
keuangan dan perencanaan dana pensiun.
H2:
Pengetahuan Keuangan berpengaruh positif terhadap Perencanaan
Pensiun
Berdasarkan hasil pengujian regresi
secara parsial, diketahui nilai signifikansi dari variabel Pengetahuan Keuangan
sebesar 0,000 < 0,05 sedangkan nilai koefisien B menunjukkan hasil yang
positif sebesar 0,027 yang artinya variabel Pengetahuan Keuangan memiliki pengaruh
positif terhadap Perencanaan Pensiun sehingga dapat disimpulkan bahwa H2
diterima. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kulondowa Safari et al,.(2021).
Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Pambudhi (2018) juga mendukung
penelitian ini yang mana menjelaskan bahwa literasi keuangan sangat penting
dalam meningkatkan kesejahteraan individu, dimana pengetahuan keuangan yang
dimiliki dapat mendorong dalam pengambilan keputusan keuangan.
H3: Kemampuan
Komputasi berpengaruh positif terhadap Perencanaan
Pensiun
Berdasarkan hasil pengujian regresi
secara parsial, diketahui nilai signifikansi dari variabel Pengetahuan
Komputasi sebesar 0,478 > 0,05 sedangkan nilai koefisien B menunjukkan hasil
yang positif sebesar 0,049 yang artinya variabel Kemampuan Komputasi tidak
berpengaruh terhadap Perencanaan Pensiun sehingga dapat disimpulkan bahwa H3
ditolak. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anderson dkk. (2019) yang menyelidiki hubungan antara tabungan kehati-hatian,
kesiapan pensiun dan salah persepsi literasi keuangan hasilnya menunjukkan
bahwa kemampuan komputasi sebagai konstruksi literasi keuangan dan perencanaan
pensiun ditemukan berkorelasi positif.
H4: Sikap Keuangan berpengaruh positif terhadap Perencanaan
Pensiun
Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial,
diketahui nilai signifikansi dari variabel Perencanaan Pensiun sebesar 0,000
< 0,05 sedangkan nilai koefisien B menunjukkan hasil yang positif sebesar
0,322 yang artinya variabel Sikap keuangan berpengaruh positif terhadap
Perencanaan Pensiun sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H4 diterima,
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Meiro dkk. (2016) dalam
menganalisis pengaruh literasi keuangan dan perencanaan pensiun menunjukkan
bahwa individu dengan keengganan risiko rendah terhadap produk pensiun lebih
mungkin untuk merencanakan pensiun mereka. Sikap risk aversion individu terbukti menentukan keputusan keuangan
seperti opsi tabungan pensiun dan opsi investasi pensiun dalam jangka panjang.
H5: Income berpengaruh positif terhadap Perencanaan
Pensiun
Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial,
diketahui nilai signifikansi dari variabel Pendapatan sebesar 0,000 < 0,05
sedangkan nilai koefisien B menunjukkan hasil yang positif sebesar 0,742 yang
artinya variabel Income berpengaruh
terhadap Perencanaan Pensiun sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H5
diterima. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mansor et al. (2015), yang menjelaskan bahwa pendidikan dan pendapatan (income)
memiliki dampak yang signifikan terhadap perencanaan pensiun.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh literasi keuangan, pengetahuan keuangan, pengetahuan komputasi, sikap
keuangan, dan pendapatan terhadap perencanaan pensiun masyarakat di wilayah
Jabodetabek tahun 2022. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Literasi
keuangan memiliki pengaruh positif
terhadap perencanaan pensiun.
2. Pengetahuan keuangan memiliki
pengaruh positif terhadap perencanaan pensiun.
3. Kemampuan
komputasi tidak memiliki pengaruh terhadap perencanaan pensiun.
4. Sikap keuangan memiliki
pengaruh positif terhadap perencanaan pensiun.
5. Pendapatan memiliki pengaruh
posifitif terhadap perencanaan pensiun.
Ahmad, A. (2021). Dampak
Locus Of Control, Sikap Keuangan, Pendapatan, dan Religiusitas terhadap
Perilaku Keuangan. Management & Accounting Expose, 2(2).
https://doi.org/10.36441/mae.v2i2.102
Aulia, N., Yuliati, L. N., & Muflikhati, I. (2019). Kesejahteraan
Keuangan Keluarga Usia Pensiun: Literasi Keuangan, Perencanaan Keuangan Hari
Tua, dan Kepemilikan Aset. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 12(1).
https://doi.org/10.24156/jikk.2019.12.1.38
Baihaqi, A. B., Puspitasari, M., Zuraida, M., & Nurcholis, A. (2021).
Perencanaan manajemen risiko atlet berprestasi Indonesia (Studi kasus atlet
dengan risiko cedera tinggi). Jurnal Keolahragaan, 9(1).
https://doi.org/10.21831/jk.v9i1.33856
Dewi, D. A. (2018). Pengaruh Literasi Keuangan, Sikap Terhadap Dana
Pensiundan Gaya Hidup Pada Perencanaan Dana Pensiun. Economy.
Eka Putri, W. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan
Keuangan UMKM di Kecamatan Medal Marelan. Jurnal Pembangunan Perkotaan, 8(1).
'Estuti, E. P., Rosyada, I., &
Faidah, F. (2021). Analisis Pengetahuan Keuangan, Kepribadian dan SIkap
Keuangan terhadap Perilaku Manajemen Keuangan. Jurnal Capital Kebijakan
Ekonomi, Manajemen & Akuntansi, 4(1).
Humaira, I., & Sagoro, E. M. (2018). Pengaruh Pengetahuan Keuangan,
Sikap Keuangan, Dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada
Pelaku Umkm Sentra Kerajinan Batik Kabupaten Bantul. Nominal, Barometer
Riset Akuntansi Dan Manajemen, 7(1).
https://doi.org/10.21831/nominal.v7i1.19363
Kusumawanti, D. (2018). Pengaruh Materialisme, Orientasi Masa Depan dan
Pendapatan Terhadap Perencanaan Dana Pensiun di Surabaya. Thesis STIE
Perbanas.
Nastiti, M. C., & Hendriani, W. (2014). Psychological well-being pada
guru yang telah menjalani masa pensiun. Jurnal Psikologi Pendidikan &
Perkembangan, 3(3).
Pratiwi, N. G., Wahyudi, & Siswantini, T. (2020). Analisis Keputusan
Investasi Pasar Modal pada Generasi Millennial. Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, 2.
Putri, D. V. S. Y., & Lestari, K. S. (2020). Pengaruh Literasi
Keuangan, Sikap Pengelolaan Keuangan Keluarga Dan Pengalaman Keuangan Terhadap
Perencanaan Pensiun Keluarga Di Kabupaten Tuban. STIE Perbanas Surabaya.
Rizi, E. A. (2018). Pengaruh Orientasi Masa Depan Gaya Hidup dan Literasi
Keuangan Terhadap Perencanaan Dana Pensiun. STIE Perbanas Surabaya.
Safari, K., Njoka, C., & Munkwa, M. G. (2021). Financial literacy and
personal retirement planning: a socioeconomic approach. Journal of Business
and Socio-Economic Development, 1(2).
https://doi.org/10.1108/jbsed-04-2021-0052
Setiono, A., Elim, I., & Rondonuwu, S. (2017). Analisis Pengendalian
Intern Dan Sistem Pembayaran Dana Pensiun Bulanan Pada Pt. Taspen (Persero)
Kantor Cabang Utama Medan. Jurnal EMBA, 5(2).
Stephani Kasendah, B., & Wijayangka, C. (2019). Pengaruh Literasi
Keuangan Terhadap Kinerja UMKM. Almana : Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 3(1).
Ubaidillah, M. S. (2019). Pengaruh Pengetahuan Keuangan Terhadap Perilaku
Keuangan Dengan Sikap Keuangan Dan Self-Efficacy Sebagai Variabel Mediasi. Perpustakaan
Universitas Airlangga.
Yushita, A. N. (2017). Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan
Keuangan Pribadi. Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 6(1).
https://doi.org/10.21831/nominal.v6i1.14330
Copyright holder: Cipto Pramono Siregar, Susy
Muchtar (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |