Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol 7, No
11, November 2022
DETERMINAN
FINANCIAL PERFORMANCE DI ERA SOCIETY 5.0 (Dari Perspektif Pemahaman Literasi Keuangan, Literasi Teknologi, Finansial Teknologi Dan Inklusi Keuangan)
Nur Siyami, Rusmiyatun
STIE Rajawali Purworejo, Indonesia
Email :[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang determinan
Financial Performance di era Society 5.0 pada UMKM Kabupaten
Purworejo dilihat dari perspektif Pemahaman Literasi Keuangan, Literasi Teknologi, Finansial Teknologi dan Inklusi Keuangan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku Usaha yang terdaftar
dalam Buku Profil UMKM Kabupaten Purworejo Tahun 2020 sejumlah 495 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah
Teknik Purpossive Sampling sehingga
diperoleh total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
123 orang. Desain penelitian atau rancang bangun
penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian
dan tingkat keterlibatan peneliti, maka penelitian ini dilakukan dalam situasi
yang tidak diatur, yaitu situasi dimana pekerjaan berproses secara normal.
Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian ini adalah intervensi minimal
dimana peneliti hanya mengumpulkan data tanpa ikut campur dalam kegiatan
organisasi. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
wawancara dan teknik dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan di dalam
penelitian ini merupakan metode analisis statistik deskriptif melalui tahapan
uji Validitas dan Reliabilitas, Korelasi Berganda,
Regresi Berganda, Uji Determinasi, Uji Hipotesis dan Uji Ketepatan Model. Analisis data dilakukan
secara statistik dikarenakan untuk keakuratan hasil dan jumlah data yang ada.
Kata Kunci: Literasi, Keuangan,
Teknologi, Finansial, Inklusi
Abstract
This study aims
to examine the determinants of Financial Performance in the Society 5.0 era in MSMEs in
Purworejo Regency from the perspective of Understanding Financial Literacy,
Technology Literacy, Financial Technology and Financial Inclusion. The population in this study were all business actors
registered in the MSME Profile Book of
Purworejo Regency in 2020 with a total of 495 people. The sampling technique used is the purposive
sampling technique so that the total sample in this study is 123 people. Research design or research design
is a plan and structure of an
investigation that is structured in such a way that
the researcher will be able
to obtain answers to his research questions. Based on the
conditions of the research environment
and the level of involvement of researchers, this research was
conducted in an unregulated situation, namely a situation where work proceeds
normally. The level of researcher intervention in this study is minimal intervention where the researcher only collects data without interfering in organizational activities. The
data collection used in this research is
interview technique and documentation technique. The data analysis method used in this study is a descriptive statistical analysis method through the stages
of Validity and Reliability, Multiple Correlation, Multiple Regression, Determination Test, Hypothesis Testing and Model Accuracy Test. Data analysis was carried
out statistically due to the
accuracy of the results and
the amount of data available.
Keywords: Literacy,
Finance, Technology, Finance, Inclusion
Pendahuluan
�������������� Pergolakan dunia yang
terjadi sejak awal tahun 2020 secara signifikan berpengaruh terhadap
seluruh bidang
usaha sampai dengan akhir tahun
2021. Seiring dengan maraknya pandemi Covid-19 yang pertama kali ditemukan di
Wuhan, China menjelang akhir tahun 2019, telah memberikan dampak yang luar biasa. Dampak tersebut terbukti telah memporak porandakan hampir semua aspek kehidupan baik pada sektor pendidikan, politik, keuangan, keamanan, dan bidang sosial. Hal ini disebabkan oleh munculnya virus yang dengan mudah menular dari satu manusia ke manusia yang lainnya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Menindaklanjuti persoalan
tersebut, untuk
mengurangi laju penyebaran virus Covid-19, hampir seluruh instansi terpaksa melaksanakan aktivitas kegiatan pekerjaannya dari rumah (WFH). Dengan adanya
aturan ini
diharapkan dapat mengurangi laju penyebaran virus Covid-19. Dalam hal ini untuk berbagai jenis organisasi di Indonesia Sebagian besar terpaksa ditutup untuk sementara waktu kecuali yang diberi wewenang untuk bekerja oleh Pemerintah misalnya
instansi kesehatan dan pelayanan umum.
�������������� Setelah beberapa waktu Pemerintah menetapkan standar New Normal atau variasi dari kecenderungan baru
untuk kembali beraktivitas dengan kebiasaan baru. Dalam hal ini, banyak organisasi yang masih tetap melanjutkan aktivitas pekerjaannya
dengan WFH karena
dianggap lebih aman dan nyaman serta mengurangi tingkat penyebaran virus Covid-19. Kondisi tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap keberadaan pelaku usaha khususnya pelaku UMKM di Kabupaten Purworejo, mengingat Purworejo
merupakan daerah dengan peningkatan kasus Covid-19 tertinggi di Wilayah Jawa
Tengah. Persoalan tersebut
muncul karena terbatasnya pemahaman bagi para pelaku
UMKM dalam menangkap sinyal perubahan yang semuanya menuntut untuk go digital atau serba serbi teknologi.
Menghadapi persoalan tersebut para pelaku UMKM dituntut untuk memiliki kemampuan
inovatif dengan melakukan berbagai transaksi bisnis dengan menggunakan berbagai aplikasi berbasis media komputerisasi. Menghadapi masalah dan
kesulitan ini di kemudian hari, penting bagi organisasi atau UMKM untuk bekerja pada
kecakapan inovatif, pendidikan moneter, dan Inovasi Keuangan sebagai metodologi
untuk menghadapi provokasi bisnis masa depan dan tetap eksis di dunia bisnis.
Persaingan di bidang UMKM semakin ketat dengan masuknya Masyarakat Ekonomi
ASEAN yang telah dibentuk mulai sekitar tahun 2015. Karena kekhasan tersebut,
para pelaku UMKM harus pandai bersaing di dalam maupun di dunia produk dengan
negara-negara ASEAN agar bisa bertahan dan terus membentengi perekonomian
Indonesia. Iklim yang kuat dan akses moneter harus diusahakan untuk memperluas
kuantitas UMKM dan memahami potensi pengembangannya. Isu ini harus diterapkan
oleh pelaku UMKM dan Pemerintah, khususnya di Jawa Tengah.
�������������� Society
5.0 dibuat sebagai solusi dari Revolusi
4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat manusia dan karakter manusia. Di era Society 5.0 ini
nilai karakter harus dikembangkan, empati dan toleransi harus dipupuk seiring
dengan perkembangan kompetensi yang berfikir kritis, inovatif, dan kreatif. Society 5.0 bertujuan
untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik menjadi satu
sehingga semua hal menjadi mudah
dengan dilengkapi artificial
intelegent,�. Pada Era Society
5.0 pekerjaan dan aktivitas manusia akan difokuskan
pada Human-Centered yang berbasis
pada teknologi. Namun,
jika manusia tidak mengikuti perkembangan teknologi dan pengetahuan maka Society
5.0 masih sama saja dengan era disrupsi yang seperti pisau bermata dua.
Pada satu sisi dapat menghilangkan lapangan kerja yang telah ada, namun
juga mampu menciptakan lapangan kerja baru. Langkah yang seharusnya dilakukan dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia selain memperkuat kualitas pendidikan dan kompetensi bagi mahasiswa, campur tangan dari berbagai
pihak sangat diperlukan. Dalam menyiapkan SDM unggul dan bersaing di era
Society 5.0 akan sulit jika hanya mengandalkan
lembaga pendidikan saja. Elemen masyarakat
dan pemangku kepentingan harus terlibat didalamnya mulai dari pemerintah pusat dan daerah, organisasi nirlaba, dan masyarakat. Pada
Era Society 5.0 selain pekerjaan
dan aktivitas manusia yang difokuskan pada Human-Centered
yang berbasis pada teknologi
juga mengarah pada Kemajuan Inovasi Keuangan pada masyarakat yang tidak
hanya sebatas transaksi
kredit saja (Nur�Aini et al., 2017). Penyesuaian gaya transaksi masyarakat ini disebut sebagai kekhasan
ekonomi. Meskipun sebagian besar masyarakat masih menggunakan transaksi tunai, banyak kalangan
tertentu mulai terbiasa menggunakan transaksi non-tunai.
�������������� Minimnya pemahaman
keuangan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kebijakan keuangan yang dihasilkan. Dengan minimnya informasi yang dimiliki akan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap keberlangsungan usaha yang dimiliki. Oleh karena itu para pelaku usaha harus dibekali dengan pengetahuan keuangan yang baik agar tercipta keselarasan antara pemasukan yang diperoleh
dengan pengeluaran atau konsumsi yang dikeluarkan. Dalam hal ini
tidak semua usaha memiliki pendapatan dan keperluan yang sama. Sebagian pengusaha yang memiliki pendapatan yang cukup dan memiliki bekal pengetahuan keuangan yang baik, sehingga dapat mengelola keuangan usahanya dengan baik pula. Oleh karena itu, agar keuangan dapat dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka penting
bagi para pelaku usaha untuk memahami
tentang literasi keuangan. SNLKI pada tahun 2016 menyebutkan bahwa tingkat literasi
keuangan di Indonesia
diperoleh hasil 29,66 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk terdapat kurang dari 30 orang yang termasuk kategori well literate
(literasi keuangan yang baik).
Selain perkembangan
literasi keuangan, perkembangan teknologi masa kini bukan lagi hal yang dianggap asing oleh masyarakat di Indonesia. Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini mengalami perkembangan yang pesat yang akan memberikan kemudahan dalam mengakses suatu informasi serta kemudahan dalam mengelola sumber dayanya secara efektif dan efisien. Perkembangan teknologi dalam hal penggunaan
internet merupakan perkembangan
yang paling diminati oleh sebagian besar masyarakat. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan bahwa sebesar 64,8 persen dari pemakaian internet
mengalami kenaikan pada tahun 2019. Naik 10,12 persen dari 2018 yang masih di angka 54,68 persen.
Perkembangan internet yang pesat telah melahirkan inovasi-inovasi khususnya dalam teknologi finansial yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat baik itu dalam pemberian akses layanan finansial
serta pemrosesan transaksi (Rahma, 2018). Penetrasi penggunaan
internet merupakan hal yang
mendasari dalam perkembangan tren ekenomi yang terjadi. Pertumbuhan internet
menciptakan
jaringan bagi usaha usaha mikro, kecil dan menengah yang secara tidak langsung menjadi pondasi dalam dalam perekonomian (Rahma, 2018). Kontribusi
yang diberikan terhadap produk domestik bruto dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diperkirakan tumbuh sebesar 5% pada tahun 2019. Kontribusi yang diberikan terhadap produk domestik bruto (PDB) dari sektor UMKM pada tahun ini telah mencapai
65%. Melihat hal itu bahwa UMKM menjadi pelaku terbesar dalam kegiatan ekonomi kita. (Syarizka, 2019). Perubahan kebiasaan pada kegiatan ekonomi yang pada prosesnya rumit dan panjang dijadikan menjadi lebih cepat dan efisien juga disebut sebagai fenomena disruptive
technology. Inovasi-inovasi dalam teknologi baik produk dan jasa. Perubahan ini merupakan perubahan yang menjadikan hal lebih sederhana, tidak membutuhkan biaya yang banyak serta penggunaan yang mudah. (Handinata, 2013). Disruptive technology dapat meciptakan peluang pasar yang lebih luas dan dapat membatu pelaku usaha dalam penyesuaian
diri dengan cepat (Martawardaya, 2016).
Perkembangan dalam
hal teknologi keuangan yang terjadi akan memberi pengaruh besar bagi masyarakat dalam hal bertransaksi
tanpa uang tunai (Astriana, 2018). Layanan
fintech telah
menyasar kaum millenial yang memang sering menggunakan internet.
Berdasarkan
data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) ada 143,26 juta pengguna Internet di Indonesia, dan 49,52% dari pengguna internet itu adalah generasi millenial.
Bagi generasi milenial, sudah menjadi hal yang biasa berbelanja atau bertransaksi tanpa uang tunai. Mereka sudah
terbiasa menggunakan alat-alat elektronik seperti kartu debit, kredit, ataupun uang elektronik. Perkembangan ini dan juga kemudahan dalam memakai telepon
pintar dapat memberikan kemudahan dalam bertransaksi finansial.
Semakin berkembangnya
penggunaan uang elektronik
dan pembayaran digital saat ini, membuat UMKM harus menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi (Dina, 2017). Usaha yang sudah berdiri
lebih dari puluhan tahun yang tidak cepat tanggap
mengadopsi teknologi secara pelan-pelan akan mengalami penurunan dan tertinggal dengan perusahaan baru yang memiliki
teknologi lebih maju (Wibowo, 2017). Pelaku UMKM yang
menerapkan pembayaran elektronik yang dikarenakan permintaan konsumen. Tingginya pengguna payment gateway di masyarakat membuat pelaku usaha sadar kalau mereka harus menerapkannya pada bisnis usahanya. Jika tidak, bukan tidak
mungkin kalau mereka akan tertinggal
dan terancam punah. Selain itu, pelaku usaha juga bisa mendapatkan konsumen lebih banyak tanpa perlu melakukan
promosi, mengurangi ongkos operasional, dan berpeluang untuk mendapatkan
pemasukan yang lebih tinggi.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja finansial, selain pemahaman tentang literasi teknologi, literasi keuangan dan finansial teknologi, inklusi keuangan juga memiliki peran penting dalam menciptakan
kinerja finansial yang baik. Strategi Nasional Keuangan Inklusif Bank Indonesia (SNKI) mendefinisikan inklusi keuangan sebagai
hak bagi setiap individu
dalam mengakses dan mendapatkan layanan
maksimal dari lembaga
keuangan secara informatif dan tepat waktu,
dengan biaya terjangkau, serta tetap memperhatikan kenyamanan dan hormat terhadap harkat dan martabatnya. Penelitian ini menggunakan indikator dimensi akses, dimensi
kualitas, dan dimensi
penggunaan untuk mengukur
inklusi keuangan. Jika masyarakat sudah
dapat mengakses produk dan layanan keuangan dengan mudah, maka masyarakat akan
lebih produktif dan berdaya beli sehingga tujuan dari perumusan pilar-pilar
strategi keuangan inklusif ini akan tercapai yaitu 1) Pemerataan pendapatan di
seluruh wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke, 2) Secara organik akan
mengurangi tingkat kemiskinan di daerah, 3) akan tercipta sistem keuangan yang
stabil. Berdasarkan uraian latar belakang
di atas dan beberapa kajian literatur terdahulu yang telah dilakukan oleh Ruli dan Kusumaningtyas (2021), Muhammad Soleh
(2020), Atika dkk (2020), Ariwibawa (2016), Nyoman (2019) dan Simanjutak
(2019) serta mempertimbangkan
adanya urgensi penelitian dan untuk menguji konsistensi hasil penelitian maka penelitian ini mengambil judul
DETERMINAN
FINANCIAL PERFORMANCE DI ERA SOCIETY 5.0 (Dari Perspektif
Pemahaman Literasi Keuangan, Literasi Teknologi, Finansial Teknologi Dan
Inklusi Keuangan).
Tunjauan Literatur
Literasi Keuangan
Menurut Otoritas
Jasa Keuangan literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan (competence), dan keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka
mampu mengelola keuangan
dengan lebih baik. Sedangkan menurut
Mason & Wilson Ayu Krishna,
literasi keuangan adalah kemampuan seseorang
untuk mendapatkan, memahami,
dan mengevaluasi informasi
yang relevan untuk
mengambil keputusan dengan memahami konsekuensi finansial yang ditimbulkannya. Menurut Jump Star Coalition Huston,
financial literacy is the ability
to use knowledge and skills to manage financial resources effectively for lifetime
financial security. Literasi keuangan terjadi manakala
seorang individu memiliki
sekumpulan keahlian dan kemampuan yang membuat orang
tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan. Lebih lanjut lagi, Menurut
Huston mendefinisikan literasi
keuangan sebagai proses
Mengukur seberapa baik individu dapat
memahami dan menggunakan informasi keuangan pribadi. Seperti literasi pada umumnya, Huston mengkonseptualisasikan literasi keuangan sebagai
dua dimensi, yaitu dimensi pemahaman
(pengetahuan mengenai keuangan
pribadi) dan dimensi
penggunaan (penerapan konsep dan produk keuangan pribadi).
(Ulfatun, udhma dan Dewi,
2016).
Literasi Teknologi
Salah satu
tuntutan keterampilan suatu individu untuk hidup di abad 21 adalah literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Trilling & Fadel,
2009; National Research Concuil, 2010). Literasi Teknologi
Informasi dan Komunikasi adalah kemampuan menggunakan teknologi digital, alat
komunikasi dan jaringan untuk mengakses, memanajemen, mengintegrasikan,
mengevaluasi dan membuat informasi sebagai salah satu fungsi untuk menjadi
masyarakat berpengetahuan. Dalam praktiknya, terdapat masalah yang menjadi
penghalang terkait literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi, masalah
tersebut di antaranya adalah bagaimana literasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi dapat dikembangkan dan oleh siapapun. Sehubungan dengan masalah
tersebut, jelas bahwa beberapa indikator literasi informasi dapat mendukung
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan dapat direkomandasikan ke dalam
kurikulum reguler pada berbagai otoritas pengajaran. Indikator literasi
informasi relatif bebas dan generik, oleh karenanya dapat dikembangkan dan disesuaikan
untuk dapat mengukur literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Literasi teknologi adalah kemampuan menggunakan aplikasi
teknologi dan informasi secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks,
seperti dunia akademik dan pendidikan, pembelajaran dan pengajaran, penilaian
pembelajaran, karier, serta kehidupan sehari-hari (Intan, 2018).
Inklusi Keuangan
Pengertian Inklusi
Keuangan Inklusi keuangan adalah sebuah proses untuk menjamin kemudahan akses, ketersedian dan penggunaan sistem keuangan formal oleh seluruh pelaku ekonomi. Inklusi keuangan menyediakan jasa keuangan seperti tabungan, kredit, asuransi, dan pembayaran pada tingkat harga yang mampu dibayar oleh seluruh pelaku ekonomi, terutama pelaku ekonomi berpendapatan rendah (Okaro, 2016) dalam jurnal (Anwar & Amri, 2017) Inklusi keuangan adalah
sebuah proses untuk menjamin akses terhadap produk dan jasa keuangan yang dibutuhkan oleh setiap bagian masyarakat baik masyarakat umum atau masyarakat
yang rentan seperti masyarakat berpendapatan rendah pada tingkat harga yang mampu dibayar dengan cara yang adil dan transparan dalam jurnal Reserve Bank of India (2016) dalam
jurnal (Anwar & Amri, 2017).
Kinerja Finansial
Salah satu hal penting yang harus dicapai oleh
perusahaan adalah kinerja finansial karena kinerja finansial merupakan salah
satu hal yang dapat mengukur sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan.
Menurut Sucipto (2003:2) kinerja finansial merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Irham Fahmi (2012: 2) kinerja finansial adalah suatu analisis yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menilai sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja finansial merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja finansial, dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan. Perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu
yang telah ditetapkan (Hery, 2015)
No |
Peneliti |
Judul Penelitian |
Variabel |
Metode Analisis |
Hasil Penelitian |
1 |
Shinta (2018) |
Analisis Literasi Financial Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia |
Dependen : 1.Literasi Finansial Independen: 1.Jenis
Kelamin 2.Pendapatan Orang Tua 3.Daerah Asal |
Analisis regresi
linear sederhana |
Hasil pegujian menunjukkan bahwa literasi keuangan
memiliki pengaruh terhadap keputusan pinjaman pribadi. |
2 |
Yulianto (2018) |
Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Terhadap Keputusan Penggunan Produk atau Layanan Keuangan Syariah |
Dependen : 1.Keputusan penggunaan produk atau layanan
lembaga keuangan syariah Independen: 1.Literasi Keuangan syariah 2.Kualitas tersepsi 3.Religiusitas 4. Aspekdemografi |
Analisis regresi
linear berganda |
Hasil pengujian menunjukan bahwa literasi keuangan syariah dan kualitas terpersepsi tidak berpengaruh terhadap keputusan menabung dan lembaga
keuangan syariah. Literasi keuangan syariah dan religiusitas berpengaruh
negatif terhadap
keputusan pembiayaan dan investasi. |
3 |
Khusna (2018) |
Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusif Keuangan Terhadap Minat Mahasiswa Jurusan
Ekonomi Syariah Institut Agam Islam Negeri Tulungagung dalam Menggunkan Lembaga Syariah |
Dependen : 1.Minat
Penggunaan Lembaga Keuangan Syariah Independen: 1.Literasi Keuangan 2.Inklusi Keuangan |
Analisis regresi
linear berganda |
Hasil pegujian menunjukkan bahwa literasi keuangan
dan inklusi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa dalam menggunakan lemabaga keuangan syariah |
4 |
Muzdalifa (2018) |
Peran Fintech dalam
Meningkatkan Keuangan Inklusif pada UMKM
di Indonesia |
Dependen : 1.Keuangan Inklusif UMKM Independen: 1.Fintech |
Analisis model
interaktif |
Hasil pegujian menunjukkan kehadiran fintech berpengaruh dalam
meiningkatkan keuangan inklusif UMKM di Indonesia |
5 |
Solihat (2018) |
Analisis Tingkat Literasi Keuangan dan |
Dependen : 1.Keputusan Pinjaman Pribadi |
Analisis regresi linear |
Hasil pegujian menunjukkan bahwa literasi |
|
|
Dampaknya terhadap keputusan pinjaman pribadi |
Independen: 1.Literasi Keuangan |
sederhana |
keuangan
memiliki pengaruh terhadap keputusan pinjaman pribadi. |
�6 |
Tsalitsa &Rachm ansyah (2016) |
Analisis Pengaruh Literasi Keuangan
dan Faktor Demografi Terhadap Pengambilan Kredit pada PT
Columbia Cabang
Kudus |
Dependen : 1.Keputusan Pinjaman Pribadi Independen: 1.Literasi Keuangan |
Analisis regresi
linear berganda |
Hasil pegujian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan seseorang
akan mempengaruhi keputusan pengambilan kredit
pada lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan |
�7 |
Maulani (2016) |
Analisis
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan pada Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri
Semarang |
Dependen : 1.Tingkat literasi keuangan mahasiswa Independen: 1.Jenis kelamin 2.Tempat tinggal 3.IPK 4.Angkatan 5.Pendidikan Orang
tua 6.Pendapatan |
Analisis deskriptif |
Hasil pegujian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh jenis kelamin, tempat tinggal, ipk, pendidikan orang tua dan pendapatan terhadap literasi keuangan mahasiswa. Namun tidak terdapat pengaruh angkatan terhadap literasi keuangan mahasiswa |
�8 |
Muat (2014) |
Analisis Tingkat Literasi Keuangan dan Dampaknya terhadap keputusan pinjaman pribadi |
Dependen : 1.Keputusan Pinjaman Pribadi Independen: 1.Literasi Keuangan |
Analisis regresi
linear sederhana |
Hasil pegujian menunjukkan bahwa literasi keuangan
memiliki pengaruh terhadap keputusan pinjaman pribadi. |
�9 |
Widayati (2012) |
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi
Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Brawijaya |
Dependen : 1.Tingkat Literasi Finansial Aspek
Kognitif 2.Tingkat Literasi Finansial Aspek Sikap 3.Pendidikan Pengelolaan Keuangan Keluarga Independen: 1.Status ekonomi dan sosial |
Analisis regresi dan Analisis jalur |
Hasil pegujian menunjukkan bahwa ada variabel yang
saling mempengaruhi dan tidak terpengaruhi. |
10 |
Welly (2012) |
Analisis Pengaruh Literasi Keuangan |
Dependen: 1.Keputusan Investasi |
Analisis regresi
linear berganda |
Aspek-aspek dari literasi keuangan diantaranya pengetahuan umum |
|
|
terhadap keputusan investasi di STIE Multi
Data Palembang. |
Independen: 1.General Personal Finance Knowledge 2.Savvings and Borrowing 3.Insurance 4.Investment |
|
keuangan pribadi, simpanan dan pinjaman, asuransi dan
investasi secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadadap keputusan investasi dosen, karyawan, dan mahasiswa. |
Definisi Operasional Variabel
Variabel Literasi Keuangan diukur dengan menggunakan indikator: Pemilikan rekening perusahaan, Pemahaman imbal balik tabungan, dan Pemahaman tentang Bunga Kredit. Variabel Financial
Technology diukur dengan
menggunakan indikator: Payment
Channel System, Digital Banking dan Digital Insurance. Variabel Inklusi Keuangan diukur dengan menggunakan indikator: Penetrasi Perbankan (Accessibility), Ketersediaan
Jasa Perbankan (Availability), dan Pengguna Jasa Perbankan (Usage).
Variabel Kinerja Finansial diukur dengan menggunakan
indikator: Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Laba dan Penurunan Biaya Tetap.
Metode Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji tentang determinan Financial Performance di era Society
5.0 pada UMKM Kabupaten Purworejo
dilihat dari perspektif Pemahaman Literasi Keuangan, Literasi Teknologi, Finansial Teknologi dan Inklusi Keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku
Usaha yang terdaftar dalam Buku Profil UMKM Kabupaten Purworejo Tahun 2020 sejumlah 495 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Purpossive Sampling sehingga diperoleh total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
123 responden. Desain
penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan struktur
penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat
memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Berdasarkan
kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti, maka
penelitian ini dilakukan dalam situasi yang tidak diatur, yaitu situasi dimana
pekerjaan berproses secara normal. Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian
ini adalah intervensi minimal dimana peneliti hanya mengumpulkan data tanpa
ikut campur dalam kegiatan organisasi. Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Metode analisis
data yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan metode analisis statistik
deskriptif melalui tahapan uji Validitas dan Reliabilitas, Korelasi Berganda, Regresi Berganda, Uji
Determinasi, Uji Hipotesis dan Uji Ketelitian Model. Analisis data dilakukan
secara statistik dikarenakan untuk keakuratan hasil dan jumlah data yang ada.
Hasil Dan
Pembahasan
Tabel 2 Validity and Reliability
Variabel |
Pearson Corelation |
Minimum
Value |
Description |
VALIDITAS |
|||
Technology
Literacy (X1) |
|
|
|
X11 |
0,681 |
≥ 0.3 |
Valid |
X12 |
0,762 |
≥ 0.3 |
Valid |
X13 |
0,804 |
≥ 0.3 |
Valid |
Financial
Literacy (X2) |
|
|
|
X21 |
0,613 |
≥ 0.3 |
Valid |
X22 |
0,691 |
≥ 0.3 |
Valid |
X23 |
0,698 |
≥ 0.3 |
Valid |
Financial
Technology (X3) |
|
|
|
X31 |
0,804 |
≥ 0.3 |
Valid |
X32 |
0,668 |
≥ 0.3 |
Valid |
X33 |
0,807 |
≥ 0.3 |
Valid |
Financial
Inclusion (X4) |
|
|
|
X41 |
0,466 |
≥ 0.3 |
Valid |
X42 |
0,835 |
≥ 0.3 |
Valid |
X43 |
0,728 |
≥ 0.3 |
Valid |
Kinerja Finansial (Y) |
|
|
|
Y1 |
0,578 |
≥ 0.3 |
Valid |
Y2 |
0,731 |
≥ 0.3 |
Valid |
Y3 |
0,731 |
≥ 0.3 |
Valid |
RELIABILITAS |
|||
Technology Literacy (X1) |
0,802 |
≥ 0.6 |
Reliabel |
Financial Literacy (X2) |
0,751 |
≥ 0.6 |
Reliabel |
Financial Technology (X3) |
0,807 |
≥ 0.6 |
Reliabel |
Financial Inclusion (X4) |
0,769 |
≥ 0.6 |
Reliabel |
Kinerja Finansial (Y) |
0,759 |
≥ 0.6 |
Reliabel |
Berdasarkan Uji Validitas dan Reliabilitas pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 5 Variabel
semua item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat diteruskan ke pengujian
selanjutnya. Semua item pertanyaan dinyatakan valid karena memiliki nilai validitas ≥ 0,3. Untuk
uji reliabilitas dengan metode Alpha chronbach jika Alpha ≥ 0,6 berarti
alat ukur tersebut reliabel dan kuesioner tersebut memenuhi syarat reliabilitas. Berdasarkan
hasil uji realibilitas pada
tabel 2 di atas, menunjukan bahwa semua variabel menghasilkan nilai Cronbach�s Alpha ≥0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji realibilitas tersebut adalah reliabel, artinya semua butir kuesioner
memiliki konsistensi untuk mengukur variabel penelitian.
Regresi Berganda
Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah
regresi berganda dengan menggunakan program SPSS Versi 23. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh Literasi
Keuangan, Literasi Teknologi, Finansial Teknologi dan Inklusi Keuangan Terhadap Kinerja Finansial UMKM Kabupaten Purworejo. Adapun
model penelitian yang digunakan adalah sebagi
berikut:
Y= α+ βx1+ βx2+ βx3+
βx4+�
Tabel
3 Regresi Berganda
Dependent Variable |
||||
Financial Performance |
||||
Coefficient |
t statistic |
Sig |
Keterangan |
|
Panel Model Penelitian: |
|
|
|
|
Constant |
10.117 |
5.444 |
0.000 |
- |
Financial
Literacy |
0.283 |
2.623 |
�0.011 |
�Ho is Accepted and H1 is Accepted |
Technology
Literacy |
0.094 |
1.142 |
0.256 |
Ho is Rejected and H2 is Rejected |
Financial
Technology |
0.254 |
2.594 |
0.035 |
Ho is Rejected and H3 is Accepted |
Financial
Inclusion |
0.116 |
1.992 |
0.024 |
Ho is Accepted and H4 is Accepted |
F
test |
2.462 |
|||
Sig
|
0.022 |
|||
R� |
0.647 |
|||
Adjusted
R� |
0.451 |
Maka
interpretasi regresi dari persamaan di atas adalah:
1. Konstanta (α)
Artinya jika semua
variabel bebas memiliki nilai nol (0) atau konstan maka nilai Kinerja Finansial UMKM adalah sebesar 10.117
2. Literasi Keuangan (X1) terhadap Kinerja Finansial (Y)
Nilai koefisien Literasi Teknologi untuk variabel X1 sebesar 0.283 Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan pemahaman Literasi Keuangan sebesar satu satuan maka
meningkatkan Kinerja Finansial
UMKM Sebesar 0.283 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap/konstan.
3.
Literasi Teknologi (X2) terhadap Kinerja Finansial
(Y)
Nilai koefisien Literasi Teknologi untuk variabel X2 sebesar 0.094. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan pemahaman Literasi Teknologi satu satuan maka variabel
Kinerja Finansial (Y) akan naik sebesar 0.094 dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap/konstan.
4.
Finansial Teknologi (X3) terhadap Kinerja Finansial (Y)
Nilai koefisien Finansial Teknologi untuk variabel X3 sebesar 0.254. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan variabel Finansial Teknologi satu satuan maka variabel
Kinerja Finansial (Y) akan menurun sebesar 0.254 dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap/konstan.
5. Inklusi Keuangan (X4) terhadap Kinerja Finansial (Y)
Nilai koefisien dari Inklusi Keuangan adalah sebesar 0.116. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan variabel Inklusi Keuangan satu satuan maka variabel Kinerja Finansial (Y) akan meningkat sebesar 0.116 dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap/konstan.
Uji Determinasi
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa angka nilai
pada Adjusted R Square adalah sebesar 0.451 angka tersebut disebut nilai koefisien determinasi. Besar nilai determinasi adalah sebesar 0.451 atau 45,1%.
Angka tersebut berarti bahwa sebesar 45,1% tingkat Kinerja Finansial UMKM dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel Literasi Keuangan, Literasi Teknologi, Finansial Teknologi, dan Inklusi Keuangan. Sedangkan sisanya sebesar 54,9% (100%-45,1%)
kemungkinan dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak
diteliti seperti besarnya biaya yang dikeluarkan, penentuan harga pokok penjualan,
dan tata kelola perusahaan
yang ada.
Uji Ketepatan Model
Untuk melihat hasil
uji ketepatan model, dapat dilihat melalui hasil F value, nilai sig
dan nilai R square pada tabel 2. Berdasarkan
tabel 2
hasil analisis diperoleh nilai F hitung 2.462 dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,022 dimana < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Literasi Keuangan, Literasi Teknologi, Finansial Teknologi dan Inklusi Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Finansial Finansial UMKM,
Uji Hipotesis
Hasil uji t pada
tabel 3 digunakan untuk menguji pengaruh dari Literasi
Teknologi, Literasi Keuangan, dan Finansial Teknologi, serta untuk mengetahui peran moderasi Inklusi Keuangan dalam Hubungan Literasi Teknologi, Literasi Keuangan, dan Finansial Teknologi terhadap Kinerja Finansial. Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan:
a. Nilai Literasi Keuangan diperoleh
nilai t sebesar 2.623 dengan nilai signifikansi 0,011<probabilitas 0,05 yang artinya Literasi Keuangan berpengaruh
positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pemahaman Literasi Keuangan yang dimiliki berdampak pada peningkatan Kinerja Finansial
UMKM.
b. Nilai Literasi Teknologi diperoleh
nilai t
sebesar 1.142 dengan nilai signifikansi 0.256> probabilitas 0,05 yang artinya Literasi Teknologi tidak berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi pemahaman Literasi Teknologi yang dimiliki tidak selalu meningkatkan Kinerja Finansial UMKM.
c. Nilai Finansial Teknologi
diperoleh nilai t 2.594 dengan nilai signifikansi 0,035<probabilitas 0,05 yang artinya Finansial Teknologi berpengaruh signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi Finansial Teknologi akan meningkatkan
Kinerja Finansial UMKM.
d. Nilai Inklusi Keuangan
diperoleh nilai t 1.192 dengan nilai signifikansi 0,024 < probabilitas 0,05 yang artinya Inklusi Keuangan berpengaruh
positif
dan signifikan. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi tingkat inklusi berdampak pada peningkatkan Kinerja Finansial
UMKM.
Pembahasan
Pengaruh Literasi
Keuangan Terhadap Kinerja Finansial UMKM
Nilai Literasi Keuangan
diperoleh nilai t hitung sebesar 2.623 dengan nilai signifikansi 0,011<probabilitas 0,05 yang artinya Literasi
Keuangan berpengaruh
positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pemahaman Literasi Keuangan yang dimiliki berdampak pada peningkatkan Kinerja Finansial
UMKM. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi pemahaman
Literasi Keuangan yang dimiliki
maka akan
meningkatkan Kinerja Finansial
UMKM. Literasi Keuangan memiliki tiga komponen yaitu pengetahuan keuangan, perilaku keuangan dan sikap keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan keuangan, semakin baik perilaku keuangan dan sikap keuangan seseorang, maka akan semakin meningkatkan penggunaan, pemanfaatan serta pemahaman produk dan layanan jasa keuangan. Literasi keuangan diperlukan para pelaku UMKM terlebih dalam proses
penyusunan laporan keuangan bisnisnya. Seorang pemilik usaha membutuhkan suatu pengetahuan keuangan untuk mempermudah dalam melakukan pengontrolan keuangan sehingga kinerja usaha akan bisa lebih optimal
(Dahmen & Rodr�guez, 2014). Menurut Anggraeni, (2016) Literasi keuangan secara langsung memiliki pengaruh
terhadap pola pikir seseorang yang selanjutnya akan mempengaruhi cara seseorang dalam mengambil keputusan terkait keuangan dan cara pengelolaannya. Penelitian oleh Apristi (2017) mengatakan bahwa kinerja UMKM akan meningkat seiring dengan peningkatan literasi keuangan yang dimiliki pelakunya. Tingkat
literasi yang tinggi/baik membuat para pelaku bisnis lebih
berhati-hati dalam operasionalnya dan lebih mudah dalam melakukan pengelolaan sehingga kinerja usaha dapat dioptimalkan.
Aribawa (2016) juga mengatakan bahwa keputusan yang yang diambil para pelaku UMKM terkait keuangan harus disertai dengan literasi keuangan yang baik. Suatu usaha akan berkembang ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu dengan pengambilan keputusan yang tepat. Ada beberapa penelitian yang mendukung bahwa adanya tingkat literasi keuangan yang tinggi akan membantu seseorang
dalam meningkatakan inklusi keuangannya juga, yaitu Xu dan Zia (2012), Lusardi
dan Mitchel (2014),
Rahyuda (2017), Tsalitsa dan Rahmansyah (2016) dan Atkinson dan Messy (2012).
Pengaruh Literasi
Teknologi Terhadap Kinerja Finansial UMKM
Nilai Literasi Teknologi
diperoleh nilai t hitung
sebesar 1.142 dengan nilai signifikansi 0,256> probabilitas 0,05 yang artinya Literasi Teknologi tidak berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi pemahaman
Literasi Teknologi yang dimiliki
maka akan
meningkatkan Kinerja Finansial
UMKM. Literasi Teknologi memiliki tiga indikator yaitu dari sisi
Konten proses dan Sikap. Pada penelitian ini ketiga komponen ini belum
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Finansial.
Hal ini menunjukkan para pelaku UMKM yang ada di kabupaten Purworejo belum memiliki pengetahuan teknologi yang baik, artinya mereka belum mampu memahami
dengan sepenuhnya perkembangan teknologi yang ada, menerapkan perkembangan teknologi terhadap usahayang dimiliki serta sikap yang mendukung terhadap perubahan teknologi yang ada. Oleh karena itu dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
pemahaman Literasi Teknologi tidak berkontribusi terhadap peningkatan Kinerja Finansial
UMKM.
Pengaruh Finansial
Teknologi Terhadap Kinerja Finansial UMKM
Nilai Finansial Teknologi
diperoleh nilai t 2.594 dengan nilai signifikansi 0,035<probabilitas 0,05 yang artinya Finansial
Teknologi
berpengaruh signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi penegetahuan
Finansial Teknologi akan
meningkatkan Kinerja Finansial
UMKM. Melalui hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa semakin tinggi
penggunakan� layanan keuangan berbasis digital akan mendukung pencapaian implementasi keuangan inklusif di Indonesia. Dimana
ketersediaan
layanan keuangan akan semakin luas dan dapat menjangkau masyarakat yang sebelumnya kesulitan dalam mengakses produk dan layanan keuanangan. Perubahan bentuk layanan dan produk keuangan dari konvensional menjadi berbasis teknologi mengefisiensi waktu dan biaya operasional bagi masyarakat. Seperti yang dikaji oleh Stabilitas Keuangan Bank Indonesia (2017)
mengenai kehadiran financial
technology yang dinilai mampu menjangkau masyarakat yang belum dapat dijangkau oleh berbagai perbankan di Indonesia. Kehadiran produk keuangan berbasis teknologi ini akan mempermudah masyarakat khususnya bagi para pelaku usaha dalam mengakses produk-produk keuangan, mempermudah transaksi. Financial
Stability Board (2017) mendefinisikan fintech sebagai inovasi teknologi dalam layanan keuangan yang dapat menghasilkan model-model bisnis, aplikasi, proses atau produk-produk dengan efek material yang terkait dengan penyediaan layanan keuangan. Dalam hal ini dengan
adanya kemudahan akses bertransaksi keuangan baik secara
langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan minat beli dan produktivitas belanja seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya
produktivitas perusahaan akan meningkatkatkan kinerja finansialnya yang ditunjukkan dengan meningkatnya omset penjualan dan Laba perusahaan.
Pengaruh Inklusi
Keuangan Terhadap Kinerja Finansial UMKM
Nilai Inklusi Keuangan
diperoleh nilai t 1.992 dengan nilai signifikansi 0,024<probabilitas 0,05 yang artinya Inklusi
Keuangan
berpengaruh signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi Inklusi Keuangan berkontribusi terhadap peningkatkan Kinerja Finansial UMKM.
Inklusi keuangan dibutuhkan para pelaku UMKM untuk mendapatkan kemudahan dalam setiap proses bisnisnya. Salah satu faktor pendukung suatu bisnis adalah permodalan. Istiyana, Hasiah, Irmawati (2017) menyebutkan bahwa masalah yang sering dihadapi oleh pelaku UMKM yakni terkait permodalan
dan proses pemasaran. Permasalahan
tersebut dapat diatasi dengan cara mempermudah
akses terhadap layanan keuangan. Kemudahan akses terhadap layanan lembaga keuangan akan mempermudah masyarakat dan para pelaku bisnis dalam mendapatkan permodalan untuk menjalankan setiap proses bisnisnya (Alimi, 2018). Penelitian oleh Yanti (2019) menunjukkan bahwa apabila inklusi keuangan ditingkatkan, maka inklusi keuangan akan mampu memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Finansial suatu bisnis. Selain itu, Sanistasya et al., (2019) juga menyebutkan bahwa inklusi keuangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis usaha kecil.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian
yang telah dilakukan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Literasi Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Finansial UMKM Kabupaten Purworejo.
2.
Literasi Teknologi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Finansial UMKM Kabupaten Purworejo.
3.
Finansial Teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Finansial UMKM Kabupaten Purworejo.
4.
Inklusi Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Finansial UMKM Kabupaten Purworejo.
Anggraeni, B. D. (2016). Pengaruh tingkat literasi keuangan
pemilik usaha terhadap pengelolaan keuangan. Studi kasus: UMKM Depok. Jurnal
Vokasi Indonesia, 3(1). Google Scholar.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia[APJII].
2016. Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna
Internet Indonesia Survey 2016. [Internet]. [diunduh
pada 2017 Des 20]. Tersedia
pada: https://apjii.or.id/.../file/BULETINAPJIIESISI05November2016.pdf.
Google Scholar.
Atkinson,
A., & Messy, F. (2012). Measuring financial literacy: results of the OECD / International Network on Financial
Education (INFE) pilot study. Organization for Economic Cooperation and Development. Google Scholar.
Bank Indonesia[BI]. 2014. Booklet Keuangan Inklusif.
Jakarta (ID): Bank Indonesia. Google Scholar.
Bank Indonesia[BI]. 2017. Kajian Stabilitas Keuangan. Jakarta (ID): Bank Indonesia. Google Scholar.
Dikira, Okiro.
(2016). Pengaruh Literasi Keuangan dan Pengendalian Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Angkatan
2013. [Skripsi]. Malang (ID): Universitas Negeri Malang.
Google Scholar.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Google Scholar.
Hidayati, F.
F., & Rustandi, B. (2017). Pengaruh Literasi
Keuangan dan Faktor Demografi
Terhadap Keputusan Pengambilan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Unit Mantingan, Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Google Scholar.
Kardinal. (2017).
Pengaruh literasi keuangan
terhadap penggunaan produk keuangan
pada mahasiswa STIE Multi Data Palembang. Jurnal Ilmiah STIE MDP, 55 - 64.
Google Scholar.
Kharchenko, O. (2011). Financial literacy
in ukraine : determinants and Implications for saving behavior. [Tesisi]. Ukraina (UK): Kyiv School of Economics. Google Scholar.
Lestari,
S. (2015). Literasi keuangan serta penggunaan produk
dan jasa lembaga keuangan. Jurnal Fokus Bisnis, 14 - 24. Google Scholar.
Lestari,
S. (2015). Litrasi Kuangan
serta Penggunaan Produk dan Jasa Lembaga Kuangan. Google Scholar.
Lusardi, A., & Mitchell,
O. S. (2007). Financial literacy
and retirement preparedness: evidence and implicants for
financial education. Journal of National
Association for Business Economic, 35 - 44. Google Scholar.
Margaretha, F. P. (2015). Tingkat Literasi Keuangan Pada Mahasiswa S-1. 76 - 85. Google Scholar.
Mawami, I. S.
(2017). Analisis persepsi masyarakat pengguna layanan transaksi digital pada financial technology. [Skripsi]. Bandung (ID): Universitas Telkom. Google Scholar.
Muat, S.,
Miftah, D., & Wulandari, H. (2014). Analisis tingkat literasi keuangan dan dampaknya terhadap keputusan pinjaman pribadi. Economics
& Business Research Festival, 465 - 478. Google Scholar.
Nasution, L.
N., Sari, P. B., & Dwilita, H. (2013). Determinan
keuangan inklusif di Sumatera
Utara, Indonesia. 58 - 66 Google Scholar.
Nur�Aini, N., Syafitri, L., & Wijaya, T. (2017). Pengaruh
Literasi Keuangan dan Faktor Demografi Terhadap Keputusan Investasi di Pasar
Modal (Studi Kasus Karyawan PT. Semen Baturaja (PERSERO) Tbk). Otoritas
Jasa Keuangan[OJK]. 2016. Salinan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan tentang Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Google Scholar.
Otoritas Jasa Keuangan[OJK]. 2016. Rancangan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan untuk
konsumen dan/atau, masyarakat. Google Scholar.
Otoritas Jasa Keuangan[OJK]. 2016. Survei Nasional
Literasi dan Keuangan Inklusi Keuangan 2016. Google Scholar.
Otoritas Jasa Keuangan[OJK]. 2017. Revisit Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia.
Google Scholar.
Otoritas Jasa Keuangan[OJK].2017. Kuliah
Umum tentang Financial Technology di Indonesia. Google Scholar.
Putri, N. M., & Rahyuda,
H. (2017). Pengaruh tingkat
financial literacy dan faktor sosiodemografi terhadap
perilaku keputusan investasi individu. E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana,
3407 - 3434. Google Scholar.
Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta. Google Scholar.
Sugiyono. (2013).
Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Google Scholar.
Sugiyono. (2016).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. Google Scholar.
Sugiyono. (2016).
Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Google Scholar.
Welly, K., & Juwita,
R. (2016). Analisis
Pengaruh Literasi Keuangan
Terhadap Keputusan Investasi di STIE Multi Data Palembang. STIE Multi Data.
Google Scholar.
Copyright holder: Nur Siyami, Rusmiyatun (2022) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |