How to cite:
Angelita, Anggie Priscillia Natalia., Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana (2021) Pengaruh Digital
Marketing Dan Variasi Produk Terhadap Minat Beli Di Era Covid 19 Pada Pengguna Aplikasi Tokopedia.
Syntax Literate. 6(8). http://dx.doi.org/10.36418/ syntax-literate.v6i8.3767
E-ISSN:
2548-1398
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia pISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
PENGARUH DIGITAL MARKETING DAN VARIASI PRODUK TERHADAP
MINAT BELI DI ERA COVID 19 PADA PENGGUNA APLIKASI TOKOPEDIA
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana
Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
stella_octaviana@yahoo.com
Abstrak
Dewasa ini, penerimaan masyarakat terhadap perkembangan teknologi dan
peningkatan penggunaan internet sangat luas, sehingga digital marketing sudah
menjadi suatu kegiatan pilihan utama bagi perusahaan dalam melakukan promosi.
Variasi produk adalah kumpulan produk dengan berbagai variasi yang disediakan
perusahaan dan ditawarkan kepada konsumen. Minat beli konsumen akan muncul
setelah proses evaluasi alternatif, dan konsumen akan memilih produk yang sesuai
dan melakukan pembelian berdasarkan merek dan minatnya. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui dampak pemasaran digital dan variasi produk terhadap
preferensi pembelian konsumen Tokopedia di era COVID-19. Pengolahan data
dilakukan dengan SPSS versi 23 dengan metode analisis data regresi linier
berganda dan dengan metode penentuan sampel purposive sampling. Hasil analisis
penelitian menunjukkan bahwa variabel Digital Marketing (X1) meliputi media
sosial, optimisasi mesin pencari (SEO), iklan berbasis klik berbayar (PPC),
manajemen hubungan pelanggan dan Variasi Produk (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel Minat Beli (Y).
Kata Kunci: digital marketing, variasi produk, minat beli, COVID-19
Abstract
Nowadays, public acceptance of technological developments and increasing use of
the internet is very broad, so digital marketing has become the main activity of
choice for companies in conducting promotions. Product variations is a collection
of products with various variations provided by the company and offered to
consumers. Consumer buying interest will emerge after the alternative evaluation
process, and consumers will choose the appropriate product and make purchases
based on the brand and their interests The purpose of this study was to determine
the impact of digital marketing and product variations on the purchasing
preferences of Tokopedia consumers in the COVID-19 era. Data processing was
carried out with SPSS version 23 with multiple linear regression data analysis
methods and with purposive sampling method of determining samples. The results
of the analysis of specialist research that variables Digital Marketing (X1) media
around social, search engine optimization (SEO), click-based advertising talk
(PPC), customer relationship management and Product Variations (X2) are both
positive and important in the variable Interest Buy (Y).
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana
3698 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Keywords: digital marketing, product variation, purchase intention, COVID-19
Pendahuluan
Kemajuan teknologi saat ini mendorong kita memasuki industri digital. Pesatnya
perkembangan teknologi berdampak besar pada apa yang terjadi di lingkungan sehari-
hari. Perkembangan teknologi ini telah merubah gaya hidup dan cara berpikir
konsumen. Konsumen yang pada awalnya memilih untuk membeli produk di toko
kemudian beralih dengan lebih memilih untuk membeli produk secara online atau
melalui marketplace. Dewasa ini, internet banyak digunakan untuk perdagangan
(elektronik). Perkembangan teknologi telah melahirkan suatu platform, yang dimana
konsumen dapat melakukan kegiatan belanja secara online, yang dikenal dengan e-
commerce (perdagangan elektronik) (Puslitbang Aptika dan IKP, 2019).
Saat ini, sendi-sendi kehidupan seluruh dunia sedang diserang oleh COVID-19.
Pandemi ini merupakan krisis kesehatan global yang paling tidak terduga yang dalam
beberapa tahun terakhir ini tidak dapat diperdiksi. Ancaman yang diberikan bukan lagi
hanya dalam hal kesehatan, tapi dalam hal yang lebih besar yaitu ancaman bagi
perekonomian. Singkatnya, dampak yang diberikan karena adanya pandemi COVID-19
ini berkepanjangan dan sangat serius. Pelaku bisnis dipaksa untuk berubah dan
beradaptasi dengan pandemi ini. Pandemi ini mempengaruhi transformasi digital dalam
hal bagaimana bisnis dapat beradaptasi dengan digital marketing. Digital Marketing
digunakan pemilik bisnis sebagai sebuah perantara yang dimanfaatkan
mengkomunikasikan informasi dalam rangka mempromosikan suatu layanan dan
produk perusahaan dengan menggunakan internet atau sarana teknis lainnya. Fenomena
yang muncul dalam strategi digital marketing adalah pelaku usaha dihadapkan pada
pilihan bagaimana menggunakan beberapa jenis digital marketing secara efektif untuk
menjual produk mereka.
Gambar 1
Survei Strategi Digital Marketing di Indonesia
Sumber: (Pranoto & Lumbantobing, 2021)
Pengaruh Digital Marketing dan Variasi Produk terhadap Minat Beli di Era COVID 19
pada Pengguna Aplikasi Tokopedia
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 3699
Gambar 1 di atas merupakan hasil yang didasarkan pada survei online terhadap
150 pemasar dari merek dan agensi di Indonesia dan wawancara ahli. Media sosial
memimpin dalam pilihan kategori saluran digital marketing perusahaan. Media sosial
adalah saluran paling efektif untuk melakukan digital marketing, menurut pemasar
market (Adrianto, 2021). Dalam bidang digital marketing, hal yang menarik dan yang
paling menjanjikan adalah konten pemasaran. Dari berbagai saluran digital marketing
pada gambar di atas, dapat terlihat bahwa digital marketing dapat digunakan sebagai
strategi untuk menarik konsumen. Dari segi promosi, terdapat berbagai jenis digital
marketing yang meliputi Search Engine Optimization (SEO), strategic partnership,
pemasaran afiliasi (affiliate marketing), website dan Pay-Per-Click Advertising (PPC),
jejaring sosial (social networking) atau media sosial, hubungan masyarakat (online
public relations) dan manajemen hubungan pelanggan (Saveria, 2016). Selanjutnya
menurut (Laluyan, Wibowo, & Setiorini, 2019), “Dalam digital marketing, konsumen
dapat dijangkau melalui beberapa saluran, yaitu pemasaran media sosial, iklan berbasis
klik berbayar (PPC), Optimasi Mesin Pencari (SEO), dan email marketing”. Dalam
penelitian yang dilakukan (Reddy, 2017), Digital marketing (pemasaran media sosial,
pemasaran melalui email, pemasaran afiliasi, iklan online, iklan berbasis klik berbayar
(PPC), dan Optimasi Mesin Pencari (SEO)) membawa pengaruh terhadap minat beli dan
keputusan pembelian dari konsumen”. Hasil penelitian serupa juga dinyatakan dalam
penelitian (Sivasankaran, 2013), Digital marketing memiliki berbagai ancaman dan
tantangan di pasar yang semakin kompetitif dan digital marketing mempengaruhi
keputusan konsumen terutama pada kalangan muda”. Sedangkan menurut (Omar &
Atteya, 2020), “Pemasaran digital memiliki dampak negatif terhadap minat beli
konsumen yang akhirnya akan berdampak pada keputusan pembelian dari konsumen
tersebut jika proses ini terus berlangsung. Konsumen sudah mengetahui produk dan
mencari informasi lebih lanjut untuk mengevaluasi produk dan berbagai alternatifnya
sebelum melakukan pembelian”.
Menjual produk melalui digital marketing merupakan tujuan perusahaan untuk
secara efektif menarik perhatian calon konsumen dengan lebih cepat, lebih mudah,
akurat dan lebih luas. Melalui digital marketing, tenaga penjual memasarkan produknya
melalui marketplace. Di Indonesia dewasa ini penggunaan internet terus mengalami
peningkatan, hal ini menjadikan suatu peluang dan pasar yang sangat baik bagi pelaku
bisnis e-commerce. Saat ini terdapat berbagai e-commerce di Indonesia, salah satunya
yang digunakan masyarakat saat ini adalah Tokopedia. Salah satu e-commerce yang
sedang digemari bagi kaum yang hobi berbelanja saat ini adalah Tokopedia. Tokopedia
merupakan platform seluler terkemuka di Asia Tenggara. Tokopedia telah didirikan
sejak tahun 2009. Secara keseluruhan, Tokopedia bekerja cepat untuk mengembangkan
pasar, dan telah berhasil memasuki persaingan e-commerce atau pasar teratas di
Indonesia.
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana
3700 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Gambar 2
Persaingan E- commerce terbaik di Indonesia
Sumber: (Naufaly et al., 2020)
Gambar 2 menunjukkan persaingan e-commerce pada tahun 2020. Tokopedia
menerima kunjungan peringkat kedua terbanyak dengan 69,8 pengunjung. Pada kuartal
III 2020, kunjungan situs Tokopedia mencapai 84 juta per bulan, mengalami
peningkatan sebesar 25% dari tahun 2020. Total pengunjung situs Tokopedia
mengalami peningkatan sebesar 40% jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2019.
Pada kuartal III 2019, rata-rata kunjungan bulanan hanya mencapai 60 juta. Pada tahun
2019, total jumlah kunjungan situs Tokopedia memiliki pengunjung terbanyak dan
merupakan satu-satunya e-commerce lokal di Asia Tenggara, hal ini sebanding dengan
Lazada dan juga Shopee. Pada tahun 2019, Tokopedia berhasil mencapai 900 juta
kunjungan ke situs mereka. Tokopedia lebih berfokus untuk dapat menguasai pasar
Indonesia dan mampu bersaing dengan Shopee dan Lazada yang tergolong e-commerce
regional (Devita, 2020).
Tokopedia sendiri lebih memfokuskan pada pengguna kalangan muda yang
melakukan kegiatan belanja melalui gadget, oleh karena itu dalam rangka menunjang
untuk melakukan kegiatan belanja online dengan lebih mudah dan cepat Tokopedia
hadir dalam bentuk aplikasi mobile. Kategori yang ditaawarkan Tokopedia beragam
mulai dari buku, keperluan dapur, fashion, film dan musik, gaming, berbagai keperluan
elektronik, keperluan ibu dan bayi, kecantikan, kesehatan, keperluan rumah tangga,
logam mulia, keperluan olahraga, perawatan hewan, perawatan tubuh, perlengkapan
pesta, pertukangan, properti, hingga wisata. Secara khusus, Tokopedia mendukung
aktivitas yang dilakukan bisnis untuk menjual dan meluncurkan produk dengan cepat
dan mudah. Itu sebabnya ada banyak utilitas yang ditawarkan oleh Tokopedia dan
berbagai macam produk di pasar Tokopedia.
Dengan adanya keragaman produk, konsumen dapat membedakan,
membandingkan, dan memilih dari berbagai solusi potential yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Jika keragaman produk minim, hal ini akan cenderung membuat
konsumen merasa lebih cepat bosan (Kotler, Philip dan Keller, 2016). Menurut
Pengaruh Digital Marketing dan Variasi Produk terhadap Minat Beli di Era COVID 19
pada Pengguna Aplikasi Tokopedia
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 3701
(Faradisa, Hasiholan, & Minarsih, 2016), “Semakin banyak jenis produk yang dapat
dipilih, semakin tinggi minat konsumen untuk membeli”. Dengan perusahaan memiliki
berbagai variasi produk, maka hal tersebut juga akan meningkatkan minta beli
konsumen dan pada akhirnya akan berpengaruh pada keunggulan bersaing (Tomi,
2014). Sedangkan menurut (Tomi, 2014), “Banyaknya variasi produk yang diberikan
oleh perusahaan tidak dapat meningkatkan minat beli konsumen”. Hasil penelitian
serupa juga dikemukakan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Tomi, 2014) bahwa
dengan banyaknya variasi produk tidak mempengaruhi minat beli dari konsumen.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk memahami
pengaruh digital marketing yang meliputi media sosial, optimisasi mesin pencari (SEO),
iklan berbasis klik berbayar (PPC), manajemen hubungan pelanggan dan variasi produk
yang disediakan perusahaan terhadap minat beli konsumen pada Tokopedia terutama
dalam era pandemi COVID-19 ini.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
diketahui sebagai salah satu metode penelitian untuk meneliti sebuah populasi atau
sampel, juga melakukan analisis kuantitatif guna menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Suparyogo, 2001). Menurut (Suparyogo, 2001), “Populasi dari suatu
penelitian merupakan suatu bagian umum yang terdiri atas berbagai objek juga subjek
yang memiliki sifat serta karakteristik tertentu. Populasi mencakup semua ciri atau sifat
milik suatu subjek atau objek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen yang memiliki aplikasi Tokopedia di gadgetnya dan sudah pernah berbelanja
di Tokopedia yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat.
Suatu bagian dari jumlah dan karakteristik dari suatu populasi, dapat disebut
sebagai sampel. Jika kelompok dalam sebuah penelitian cukup besar dan peneliti tidak
dapat mempelajari isi dari kelompok tersebut secara keseluruhan, yang mungkin dapat
disebabkan oleh keterbatasan dana, keterbatasan tenaga atau pun waktu, seorang peneliti
dapat menggunakan sampelyang merupakan bagian populasi penelitian. Maka, sampel
harus dapat mewakili populasi penelitian (Suparyogo, 2001). Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling, maka sampel penelitian ini adalah
konsumen yang telah membeli produk secara online melalui Tokopedia dan telah
membeli produk tersebut setidaknya dua kali.
Berdasarkan pernyataan tersebut, karena adanya keterbatasan waktu serta jumlah
populasi yang tidak dapat diketahui dan ditentukan dengan jelas maka jumlah sampel
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus. Menurut (da Silva et al., 2015),
jika jumlah dari suatu populasi dalam penelitian tidak diketahui dengan pasti, maka
jumlah sampel yang diperlukan (batas minimal) dalam penelitian dapat ditentukan
dengan rumus berikut:

 
Dimana:
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana
3702 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
n : Jumlah sampel
Z : skor pada kepercayaan 95 % = 1,96
P : maksimal estimasi = 50% (0,5)
d : sampling error = 10 % (0,1)
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini :





= 96,04 ≈ 97 (dibulatkan 100)
Berdasarkan rumus di atas maka banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah
100 responden.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan dua sumber data, yaitu
data primer (kuesioner) dan data sekunder (referensi buku dan jurnal). Pengumpulan
data primer menggunakan kuesioner dengan alternatif jawaban berupa skala likert.
Teknik analisis data dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Menurut (Ghozali, 2018), “Pengujian validitas dilakukan dalam rangka untuk
mengetahui ketepatan instrumen pengukuran yang digunakan dalam mengukur
variabel. Kuesioner valid ketika butir pernyataan kuesioner mampu untuk dapat
mengungkapkan hal yang diukur”.
2. Uji Reliabilitas
Menurut (Ghozali, 2018), “Pengujian reliabilitas dilakukan dalam rangka untuk
melakukan penngukuran suatu indikator dari suatu variabel dalam kuesioner. Jika
jawaban yang diberikan terhadap item penyataan kuesioner konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu, maka kuesioner tersebut reliable”.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2018), “Pengujian normalitas data dilakukan untuk
menguji apakah sebuah model regresi linier berdistribusi secara normal atau tidak
normal”.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2018), “Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam model regresi terdapat kemiripan antar variabel
independen. Jika tidak terdapat kemiripan antar variabel independen, maka suatu
model regresi dapat dikatakan baik.”
4. Uji Regresi Berganda
Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi
berganda, karena untuk memebuhi tujuan penelitian yaitu pengaruh digital marketing
dan variasi produk terhadap minat beli konsumen. Menurut (Suparyogo, 2001),
“Pengujian regresi berganda dilakukan ketika terdapat dua atau lebih variabel
independen dalam satu penelitian”.
Pengaruh Digital Marketing dan Variasi Produk terhadap Minat Beli di Era COVID 19
pada Pengguna Aplikasi Tokopedia
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 3703
5. Uji Hipotesis
a. Uji t (parsial)
Menurut (Ghozali, 2018), “Uji t dilakukan guna melihat pengaruh masing–
masing variabel bebas terhadap variabel terikat”.
b. Uji F (simultan)
Menurut (Ghozali, 2018), “Uji F dilakukan guna melihat pengaruh variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat”. Jika nilai yang diperoleh
dari F hitung > dari nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan yang digunakan
adalah 0,05, maka variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen secara bersamaan.
Hasil dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
Tabel 1
Statistik Hasil Uji Normalitas
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,24356326
Most Extreme
Differences
Absolute ,081
Positive ,056
Negative -,081
Pengujian dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, pada tabel diatas dapat
dilihat bahwa data berdistribusi normal yaitu Asim. Sig> (0,05), 0,533> 0,05. Hasil
pengujian normalitas tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi dengan normal.
Oleh karena itu, model regresi memenuhi hipotesis normalitas.
Tabel 2
Statistik Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Sig.t
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1
(Constant) 10,779 3,179 3,391 ,001
Digital Marketing ,087 ,028 ,284 3,089 ,003
,932 1,073
Variasi Produk ,407 ,115 ,325 3,527 ,001
,932 1,073
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana
3704 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Coefficients
a
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Sig.t
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1
(Constant) 10,779 3,179 3,391 ,001
Digital Marketing ,087 ,028 ,284 3,089 ,003
,932 1,073
Variasi Produk ,407 ,115 ,325 3,527 ,001
,932 1,073
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Output SPSS 23,0 for Windows
Kemudian, dilakukan uji multikolinearitas. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
variabel digital marketing (X1) = 0,932, variabel variasi produk (X2) = 0,932 > dari
0,1 (toleransi 0,1). Sehingga nilai VIF untuk variabel digital marketing (X1) =
1,073 dan variabel variasi produk (X2) = 1,073. Keduanya < dari 10 (VIF 10),
sehingga dapat disimpulkan data terbebas dari multikolinear.
2. Uji Regresi Berganda
Tabel 3
Statistik Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficients
a
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 10,779 3,179 3,391 ,001
Digital Marketing ,087 ,028 ,284 3,089 ,003
Variasi Produk ,407 ,115 ,325 3,527 ,001
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Output SPSS 23,0 for Windows
Model yang diperoleh, sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+b
2
X
2
Y = 10,779 + 0,087X
1
+ 0,407X
2
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diuraikan:
a. Nilai konstanta (a) = 10,779, yang berarti apabila variabel Digital Marketing dan
Variasi Produk tidak memberikan kontribusi, maka Minat Beli akan meningkat
sebesar 10,779 satuan.
b. Koefisien regresi
= + 0,087, yang berarti apabila terjadi peningkatan Digital
Marketing sebesar 1, maka Minat Beli akan meningkat 0,087 dengan asumsi
variabel lain tidak berubah atau tetap. Hasil uji ini menunjukkan b
1
memiliki tanda
positif, sehingga jika terjadi kenaikan Digital Marketing maka akan menyebabkan
naiknya Minat Beli, serta sebaliknya juga.
Pengaruh Digital Marketing dan Variasi Produk terhadap Minat Beli di Era COVID 19
pada Pengguna Aplikasi Tokopedia
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 3705
c. Koefisien regresi
= + 0,407, yang berarti apabila terjadi peningkatan Variasi
Produk, maka Minat Beli akan meningkat 0,407 dengan asumsi variabel lain tidak
berubah atau tetap. Hasil uji menunjukkan b
2
memiliki tanda positif, maka jika
terjadi kenaikan Variasi Produk akan menyebabkan naiknya Minat Beli, serta
sebaliknya juga.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t
Tabel 4
Statistik Hasil Uji t
Coefficients
a
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 10,779 3,179 3,391 ,001
Digital Marketing ,087 ,028 ,284 3,089 ,003
Variasi Produk ,407 ,115 ,325 3,527 ,001
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Output SPSS 23,0 for Windows
1) Variabel Digital Marketing, nilai t hitung (3,089) > t tabel (1,984). Sehingga,
dapat diputuskan Ha diterima. Dengan tingkat signifikan (α) = 0,05 atau (5%)
maka diperoleh nilai signifikan = 0,000. Maka, digital marketing memiliki
pengaruh terhadap minat beli. Hasil tersebut menunjukkan pemasaran yang
dilakukan melalui teknologi digital dapat mempengaruhi minat beli konsumen.
Melalui digital marketing, konsumen akan lebih mudah mengakses informasi
terkait suatu produk, mengetahui dan mengenal produk tersebut lebih cepat dan
lebih baik.
2) Pada variabel Variasi Produk, nilai t hitung (3,527) > t tabel (1,984). Sehingga
dapat diputuskan Ha diterima. Dengan tingkat signifikan (α) = 0,05 atau (5%)
maka diperoleh nilai signifikan = 0,000. Maka, variasi produk memiliki
pengaruh terhadap minat beli. Hasil menunjukkan banyaknya variasi produk
dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Konsumen dapat memilih
berbagai alternatif produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
b. Uji F
Tabel 5
Statistik Hasil Uji F
ANOVA
b
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1
Regression 46,901 2 23,451 14,858 ,000
a
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana
3706 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Hasil uji F memperoleh nilai F hitung (14,858) dan memiliki signifikasi
0,000, karena nilai sig (0,000) < (α) = 0,05 atau (5%). Nilai F tabel didapatkan
berdasarkan pada derajat kebebasan pembilang yaitu 2 dan derajat kebebasan
penyebut sebesar (100-2) = 98, dengan signifikansi 5% adalah 3.09. Nilai F hitung
(14,858) > F tabel (3,09), maka Minat Beli konusmen dapat diprediksi dengan
menggunakan model ini. Hasil yang dapat ditarik adalah paling sedikit terdapat
satu variabel bebas (Digital marketing dan Variasi Produk) yang mempengaruhi
Minat Beli konusmen. Juga dapat dikatakan bahwa Digital marketing dan Variasi
Produk dapat mempengaruhi Minat Beli konusmen secara bersamaan.
Kesimpulan
Preferensi pembelian konsumen di toko online Tokopedia dapat dipengaruhi
oleh konsep digital marketing dan keragaman produk. Hasil penelitian yang diperoleh
adalah terdapat pengaruh signifikan positif antara digital marketing (X1) meliputi media
sosial, optimisasi mesin pencari (SEO), iklan bayar per klik (PPC), manajemen
hubungan pelanggan dan variasi produk (X2) terhadap minat beli (Y). Artinya dalam
era COVID-19 ini, preferensi konsumen dalam melakukan pembelian dapat dipengaruhi
oleh penggunaan digital marketing dan variasi produk. Selain yang sudah dibahas dalam
penelitian ini, masih terdapat banyak faktor lain yang dapat digunakan perusahaan untuk
memaksimalkan aktivitas pemasaran perusahaan serta mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian. Penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya membahas
digital marketing dan variasi produk, sementara terdapat berbagai faktor lainnya yang
juga mempengaruhi minat beli konsumen yang memungkinkan untuk diteliti lebih lanjut
di kemudian hari.
Residual 153,099 97 1,578
Total 200,000 99
a. Predictors: (Constant), Variasi Produk, Digital Marketing
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Output SPSS 23,0 for Windows
Pengaruh Digital Marketing dan Variasi Produk terhadap Minat Beli di Era COVID 19
pada Pengguna Aplikasi Tokopedia
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 3707
BIBLIOGRAFI
Adrianto, Rifqi. (2021). Kredibilitas Influencer dalam Membentuk Kepercayaan
Konsumen terhadap Brand. Jurnal Riset Manajemen Komunikasi, 1(1), 5460.
Google Scholar
da Silva, Gisele C., da Silva, Abner A. S., da Silva, Larissa S. N., Godoy, Ronoel Luiz
de O., Nogueira, Luciana C., Quitério, Simone L., & Raices, Renata S. L. (2015).
Method development by GCECD and HS-SPMEGCMS for beer volatile
analysis. Food Chemistry, 167, 7177. Google Scholar
Devita, Vivin Dian. (2020). Peta Persaingan E-Commerce 2020. Google Scholar
Faradisa, Isti, Hasiholan, Leonardo Budi, & Minarsih, Maria Magdalena. (2016).
Analisis pengaruh variasi produk, fasilitas, dan kualitas pelayanan terhadap minat
beli ulang konsumen pada Indonesian coffeeshop Semarang (ICOS CAFE).
Journal of Management, 2(2). Google Scholar
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25.
Google Scholar
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2016). Marketing Management (16th ed.; New
Jersey, Ed.). Google Scholar
Laluyan, Glen Irwinto, Wibowo, Imam, & Setiorini, Amanda. (2019). Implementasi
Digital Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen JD. id Jakarta.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 7(3). Google Scholar
Naufaly, Yusril Rifqy, Abdi, Tegar Dewata, Cristy, Revinna, Dewata, Dicka Ayu, Putri,
Rimanda Arfiana, Agustyas, Eka, Fajar, Yusron Iman, Ramadhan, Khafie, Izra,
Nadya Syafira Nurul, & Qomaria, Nila Cantika. (2020). Relasi Kuat antara
Generasi Millenial dan Media (Vol. 6). Prodi Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Malang bekerjasama dengan …. Google Scholar
Pranoto, Adeline Hope, & Lumbantobing, Paul. (2021). The Acceptance Technology
Model for Adoption of Social Media Marketing in Jabodetabek. The Winners,
22(1). Google Scholar
Reddy, Girshwyn. (2017). Digital marketing impact on the consumer decision making
process in Nike’s customer retail operations in South Africa. University of
Pretoria. Google Scholar
Saveria, Rachael Abigail. (2016). Analisis Digital Marketing Dalam Strategi Integrated
Marketing Communication Kampanye Politik (Studi Kasus Komunitas Teman
Ahok). Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Google Scholar
Savitri, Astrid. (2019). Revolusi Industri 4.0: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di
Era Disrupsi 4.0. Penerbit Genesis. Google Scholar
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana
3708 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Sivasankaran, S. (2013). Digital marketing and its impact on buying behaviour of youth.
Hindu. Google Scholar
Suparyogo, I. (2001). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Yogyakarta: Andi. Google Scholar
Tomi, Veri Agus. (2014). Pengaruh Diferensiasi, Variasi, Dan Inovasi Produk
Terhadap Kepuasan Konsumen Melalui Keunggulan Bersaing Pada Produk
Edamame Pt. Mitratani 27 Jember. Google Scholar
Copyright holder:
Anggie Priscillia Natalia Angelita, Kristi Airin Sangari, Stella Octaviana (2021)
First publication right:
Jurnal Syntax Literate
This article is licensed under: